18

16 2 2
                                    

"Mana nih rumahnya?"

Kita sekarang udah dimotor, mau ke rumah Yohan dulu buat minta ijin bawa anaknya.

Ya kali langsung bawa kabur. Cari mati kita.

"Itu kak warna abu abu." Jawab Yohan sambil nunjuk rumah berpagar hitam dikiri jalan.

Setelah sampe, sungchan nurunin Yohan dulu, baru dia nge standar motornya.

Si Yohan langsung mlipir masuk diikutin gue sama sungchan dari belakang.

"PAPAAHHH!!!" Yohan baru selangkah masuk udah teriak manggil papahnya.

Tapi yang keluar malah perempuan yang keliatan masih muda berpakaian rumah an.

"Dari mana aja kamu sih?? Mamah cariin juga." Kata perempuan itu.

"Kan tadi aku udah ijin sama papah dibolehin."

"Ya ijin nya juga sama mamah. Jangan papah doang." Yohan ngangguk ngangguk.
"Besok jangan diulangi lagi."

"Iya mah."

"Em permisi tante."
Gue akhirnya angkat bicara.

Perempuan yang dipanggil yohan mamah itu noleh ke arah gue sama sungchan.

"Eh ada apa ini?"

"Maaf tante, tadi saya nemu Yohan pas jatuh ditaman, terus saya tolong. Saya suruh pulang juga ke rumah tapi ga mau. Akhirnya ya kita antar." Kata gue sesopan mungkin. Ini juga pertama kali ketemu.

"Eh kamu jatuh tadi?"
"Kebiasaan ceroboh mulu kaya papah. Makannya lain kali hati hati." Ucap mamah nya itu ke yohan.

"Eh maaf nih jadi ngerepotin kan yohannya. Dia emang gini anak nya. Maaf ya. Makasih juga udah diobatin lukanya." Jawab perempuan itu ke gue.

Gue cuma bungkuk in badan.

"Eh sini duduk dulu. Saya buatkan minum." Suruh mamah yohan.

Tapi gue tolak, "em maaf tante, cuma sebentar doang kok. Lagian kita mau ijin juga minjem anaknya. Soalnya kata nya dia pengen jalan jalan. Jadi sekalian bareng kita." Kata gue.

"Iya mah, boleh ya aku jalan jalan sama kakak itu. Dia baik kok mah." Rujuk Yohan ke mamah nya.

"Ngerepotin enggak nih?" Tanya mamah nya.

Sungchan njawab, "enggak kok tante. Santai aja sama kita." Katanya.

Perempuan itu tertawa. "Oke. Tapi pulangnya jangan larut ya. Jam 6 sudah sampe rumah."
Gue sama sungchan reflek bikin gestur hormat secara sinkron.

"Kalian lucu. Pacaran ya?"

"Enggak-"

"Doain ya tante, bentar lagi." Sela sungchan diakhiri cengirannya.

Gue nyikut perutnya. "Apaan si anjim."

"Yaudah bentar saya panggil papahnya dulu ya."

Kita sama sama ngangguk.

Mamahnya Yohan jalan naik ke lantai atas.

Sedangkan Yohan masih berdiri disini.

"Tuh kan kakak pacaran...." kata Yohan tiba tiba yang bikin gue melotot.

Yohan kalo bukan adek gue udan gue gampar mulutnya sumpah.

"Enggak Yohan sayang." Jawab gue.

"Yohan dibilang sayang, masa gue enggak." Kata sungchan tiba tiba sambil masang muka ngambek.

"Apaan si alay."

"Tuh kan malah dibilang alay."

"Ya kan elu."

"Kan gue cuma minta—"

"YOHAN! KAMU MAU NGAPAIN?"

Gue sama sungchan sama sama noleh ke arah tangga yang udah ada seorang laki laki yang gue pikir itu ayahnya.

Bentar kok gak asing ya...

Pernah liat tapi...

"PAPAH AKU IJIN PERGI SAMA KAKAK KAKAK INI YAAA..." Yohan langsung lari ngehampirin papahnya.

"Eh— KAK SUHO??!"

Yang merasa punya nama itu noleh ke arah gue.

"Lah kok tau?"

"KAK SUHO KAN?? BENER KAN??" Tanya gue lagi mastiin.

Dia ngangguk.

"Ih masak lupa gue sii kak?! Sepupunya kak baekhyun." Kata gue.

Kak suho nyipitin matanya.

"LAH ANJIR BYUN JIO??!!"

Gue langsung lari kecil ngehampirin kak suho.

"Sumpah ini lo beneran jio??"
"Gila udah gedhe ae lu. Dulu masih se perut gue."

Gue ketawa. "Ya masa gue kecil mulu kan ga lucu kak."
"Kakak sih ga pernah main lagi."

"Ya gimana mo main orang baekhyun nya ga ada."

"Kan ada gue."

Kak suho nyengir terus ngusak rambut gue.

"Lah papah udah kenal ternyata."
Perempuan— istri kak suho— itu turun dan berdiri disamping kak suho.

"Iya, dia ternyata adek sepupunya temen aku." Jawab kak suho.

"Oiya ini istri kakak." Kak suho ngenalin istri nya ke gue.

Dia ngulurin tangannya, "irene."

Gue bales, "jio hehe."

"Kak suho mah ngagetin sumpah. Tiba tiba udah punya anak. Mana gue ga pernah denger tuh ada undangan nikahannya." Kata gue.

"Ya kan gue nikah udah ga ada baekhyun disini. Gue juga dulu kan ga terlalu akrab sama elu. Gue juga malah gatau kalo elu masih disini. Gue kira ikut baekhyun ke Canada."

"Kak baekhyun udah tau belom?"

"Udahlah."

"Ngomong nya disana aja yuk, gak enak berdiri gini." Kata kak Irene sambil narik tangan gue sama kak suho.

Sungchan yang dari tadi diem ikut duduk di sebelah gue.

"Wah udah ada pacar ternyata." Ucap kak suho. Baru sehari gue udah dikatain pacaran sama sekeluarga. Gila ga tuh.

"Enggak kakk. Dia temen gue."

"Bentar lagi kak pacaran. Masih proses pdkt." Jawab sungchan.

Suho ketawa, "malu nya ga ilang dari dulu."

"Tauk deh ah."

"Gue kasi tau baekhyun ya lu."

"KAK SUHO MAH JANGAN ETDAH. Disantet gue entar." Kata gue agak teriak. Kak suho ketawa.

"Yodah, ini Yohan mau lu ajak ke mana?" Tanya kak suho.

"Gatau si. Tapi kita mau jalan jalan aja." Jawab gue.

"Tapi gue ga ngerepotin kan ini Yohan bareng lu pada."

"Kaga lah kak sante sama kita mah." Jawab sungchan.

"Yodah. Yohan kamu nanti jangan ribut terus ya. Jangan manja. Kakak kakak ini juga mau pacaran." Kata kak irene.

Harus dibilang berapa kali gue kaga pacaran buset.

Gue noleh ke sungchan dia senyum senyum gajelas.

Terus dia bisikin, "udah direstuin orang banyak tuh."

Gue langsung cubit perutnya.

"Diem lu."

Tanpa gue sadari, pipi gue memerah.

Anjay:'

to be continued

not badTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang