8

595 103 18
                                    

Lisa menatap ke segala arah saat dirinya baru saja turun dari bus.

"Motor lo?" Tanya Lisa pada Hanbin yang tengah duduk di bangku halte.

"Ada pokoknya."

Lisa menatap ke arah lelaki berpiercing itu dengan mata memicing. "Jangan bilang Lo simpen lagi di rumah gue?" Tuduhnya.

"Gak lah!" Hanbin merasa tak terima. "Gue dianterin Pak Han ke sini." Lanjutnya.

Pak Han itu supir keluarganya, btw.

Lisa mengangguk. Lalu, gadis itu mulai berjalan menjauhi halte.

"Inget besok gue jemput!"

Lisa memasangkan headset pada kedua telinganya.

Besok gimana besok, deh. Lisa harus mempersiapkan jantungnya dulu semalaman ini.

"Woy! Woy!" Hanbin mendesis. Ia jadi malu sendiri karena terlihat berbicara sendiri. Argh!

Lelaki bangir itu berdecak pelan saat masih tak mendapati Pak Han datang menjemputnya.

Tahu begini, Hanbin simpan lagi saja motornya di rumah Lisa.

Ah, tidak! Tidak! Hanbin menggelengkan kepalanya.

Berbicara tentang Lisa, Hanbin bingung sendiri kenapa gadis bar-bar itu terlihat begitu membencinya.

Dulu saja selalu mengikutinya kemana-mana. Sekarang malah seolah ingin menjauh sejauh-jauhnya.

Hanbin kurang apa coba?

Ganteng, iya.

Kaya, iya.

Keren, iya.

"Sekali lagi untung Lo cantik, Lis." Gumam Hanbin.

***

Lisa menggerutu setelah sampai ke rumah dirinya dirundung pertanyaan tentang Hanbin begitu banyak oleh sang Ayah.

Seperti 'Mana Hanbin? Kenapa dia gak ikut ke sini lagi? Papa belum liat dia beberapa taun ini. Kenapa kamu ga ajak Hanbin aja sih, Lis? Besok ajak dia, okay? Papa---'

Lisa langsung saja merebut handphone sang Ayah dan mengetikan nomor Hanbin. "Papa ajak dia aja sendiri, ya? Ini nomornya udah aku simpen."

Dan langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Lisa mendengus. Kenapa Papa nya begitu ingin bertemu dengan Hanbin, sih? Seperti Hanbin calon menantu mereka saja.

Eh?

Lisa menggelengkan kepalanya dengan kencang. "Big no." Gumamnya.

***

"Kamu kenal sama Hanbin?"

"Ya, gitu, deh. Dia murid baru dikelas."

Sama temen waktu kecil yang dulu aku suka banget. Hehe

"Dia pindah ke sekolah kamu?"

Lisa mengangguk walau tahu Taehyung pasti tak melihatnya di sebrang sana. "Iya. Eh, aku mau tanya, deh. Kenapa sih dulu kalian sampe berantem? Hanbin yang dulu kamu maksud Hanbin yang itu, kan?"

"Gimana, ya..." Taehyung bergumam. "Masalah antara cowok pokoknya. Hehe"

Lisa mendengus. "Iya, apa?"

"Duh, jangan bahas itu, deh."

Lisa mengerucutkan bibirnya. "Kenapa? Aku kan penasaran. Terus, Hanbin bahkan tau loh aku itu mantan pacar kamu."

"Ya, semua murid di sekolahku dulu kayaknya juga tau, sih. Kan foto kamu aku posting di medsos."

"Oohh...." Lisa mengangguk. Ia jadi sedih karena sekarang semua fotonya sudah Taehyung hapus. Huhuhu....

"Nanti, pas aku pulang aku kasih tau alasan kami bertengkar."

"Okay.." Jawab Lisa. "Yaudah, aku tutup, ya."

"Yaudah. Bye, Lalisa~"

"Bye, Tae~"

Pip

Lisa menghela nafas. Ia jadi sedih, kan. :(

Baru saja Lisa ingin menyimpan handphone nya di meja nakas, benda pipih itu kembali bergetar.

Bad boy's Calling

Dahi Lisa mengerenyit. Kenapa Hanbin menelponnya malam-malam begini?

Pip

"Ha---"

"Demi apa, Lalisa! Kenapa bokap Lo nyuruh gue ke rumah sekarang? Ada acara apa?"

"Hah?" Lisa melebarkan matanya. "Gue ga tau, sumpah. Tadi sih, Papa bilang dia ingin ketemu sama Lo karena udah ga ketemu lama. Tapi, gue ga tau kalo dia nyuruh Lo dateng malam ini juga." Ringisan terdengar dari bibirnya.

"Aduh, gue kan jadi degdegan, ini. Takut ditanya yang macam-macam sama calon bokap."

Perempatan muncul di dahi Lisa.

"Yaudah, gue otw ke sana sekarang."

"Eh, eh, tunggu! Maksud Lo ap---"

Pip

Lisa menatap handphone nya dengan tatapan horror.

Setengah jam kemudian, Lisa disuruh turun ke bawah oleh sang Ibu. Gadis berponi itu mendapati Hanbin yang sedang mengobrol dengan Ayah dan Ibunya di ruang tamu.

Baru saja Lisa duduk, gadis itu sudah ingin berdiri lagi ketika mendengar suara sang Ayah dan Ibunya yang saling bersahutan.

"Kayaknya kita jodohin aja ya, Pa."

"Boleh, Ma. Lagian Papa liat mereka cocok deh, mirip gitu wajahnya."

"Iya, Pa. Bahkan mereka punya tahi lalat di lehernya. Duh, Mama jadi gemas sendiri, kan. Tuh, liat."

Dan coba tebak apa reaksi Hanbin?

Lelaki bangir itu malah tersenyum dengan bodohnya dan berkata. "Boleh sih, Om, Tan."

Lisa rasanya ingin menjambak rambut Hanbin sampai lelaki berpiercing itu botak!

Lisa ga suka bad boy!!!!!!!!!!!!

***

Kira-kira masih ganteng ga si, kalo Hanbin botak? 🤣

Vote dan komen untuk cepat lanjut ke chapter selanjutnya 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen untuk cepat lanjut ke chapter selanjutnya 🖤

BAD BOY - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang