as Boyfie; softboy...(1)

31 3 0
                                    

Jadis menghentak-hentakan kakinya dengan kesal sedari tadi menuju ke parkiran, memutuskan untuk menunggu Jaemin disana. Jaemin baru saja menjemputnya ke kelas, karena berhubung mereka berbeda kelas.

Jaemin di IPS dan Jadis di IPA.

Tapi, baru saja berjalan beberapa langkah dari lorong. Jaemin langsung diberhentikan oleh beberapa oknum anggota OSIS centil yang menggunakan alibi bahwa mereka perlu berdiskusi dengan Jaemin mengenai proposal pertandingan basket. Jaemin itu udah kelas 12. Udah gak ikut lomba lagi.

"Halah, akal-akalan aja mau deket sama Jaemin." pikirnya

Mereka lalu pergi ke ruangan OSIS, meninggalkan Jadis yang dititipkan helm oleh Jaemin.

"Tunggu ya." dia bilang.

Di parkiran, Jadis duduk di dekat pos satpam. Langit sudah sore namun si Jaemin itu belum juga keluar.

Oke kasar. Jadis hanya terlalu kesal.

Masalahnya sedari tadi ia ditatap oleh beberapa anak ekstrakulikuler yang sedang latihan disana.

Bahkan sekarang Haechan,
"Lah-"

"Aduh bisa diam tidak? Daritadi banyak bener yang nanya gue," semprot Jadis yang membuat Haechan mengerjapkan matanya malas dan kekehan Somi di samping lelaki itu.

"Sabar napa! Tuh laki lu!" Somi memukul pelan kepala Jadis menggunakan helm miliknya yang membuat Jadis langsung menatap Jaemin yang tersenyum ke arahnya.

"Iya. Ganteng ya." Jadis ikut tersenyum, rasa kesal hilang seketika.

"Dih bucin dasar!" tanpa mengindahkan kata-kata Haechan, Jadis berdiri. Memberi helm pada Jaemin.

"Lu urusin tuh laki!" Jadis berkata kepada Somi dengan wajah songongnya. Somi yang pendek bahkan harus mendongak menatap wajah Jadis yang begitu tinggi.

"Ngookeyy." Somi pun lalu masuk kedalam mobil disusul oleh Haechan yang sebelumnya telah berpamitan pada Jaemin.

Jaemin mengelus-elus rambut Jadis setelah memasangkan helm dikepalanya. Jadis berjalan disamping Jaemin yang masih saja mengelus rambutnya.

"Kenapa?" tanya Jadis, heran,

"Tadi kamu di toyor pake helm sama cewenya Ecan." jawabnya.

Jadis berdebar.

Ia hanya bisa melihat mata Jaemin karena bagian lainnya tercover oleh helm full face nya.

"Gapapa kok." Jadis menurunkan lengan Jaemin dan memakai helm nya. Menunggu Jaemin mengeluarkan motor dan akhirnya pulang.

ooo

"Kita mau kemana dulu? Belom makan ya? Ayo aku temenin." ujar Jaemin dibalik helmnya, ia membawa motor dengan santai. Menikmati waktu favorit Jaemin ketika mereka bersama.

"Pulang aja, kamu udah makan tadi. Hari ini Bunda masak." jawab Jadis, menatap jalanan sore sekitar yang masih diisi oleh sedikit sekali siswa SMA karena mereka yang telat pulang.

"I-iya.." ujarnya pelan. Tak terdengar oleh siapapun, kecuali dirinya sendiri. Lalu ia memelankan motornya, ingin menikmati sore lebih lama dengan Sang Kasih.

"Aku tiba-tiba ada urusan, kamu mau gak anter aku?" Jaemin tiba-tiba menegakkan punggungnya, mendekatkan wajahnya ke Jadis.

"Hah? Kok tiba-tiba?" tanya Jadis bingung, pasalnya sedari tadi kan Jaemin membawa motor dan bahkan tak bicara perihal ini ketika mereka masih di sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jaemin imagines as yourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang