EB 1.0

35 1 0
                                    

Seth mengerjapkan matanya pelan, cahaya matahari yang menembus jendela di sebelahnya berhasil membangunkan Seth. Tidur di waktu istirahat ini membuat berkurangnya rasa kantuk Seth, salah siapa begadang hingga pukul 2am hanya untuk memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan namun perlu dikerjakan. Dia kembali menelungkupkan kepalanya di lipatan tangan, dia sangat malas hari ini

"nyoh" Jasson -teman Seth- memberikan sebungkus roti titipan Seth sebelum dia terlelap

"hmm, makasih, duitnya besok ya jass" Seth lalu membuka bungkus roti itu

"setan" Seth mendapat pukulan kecil di tangannya yang dilayangkan oleh Jasson

"udah sana" Seth menyuruh Jasson menyingkir, bukannya menyingkir Jasson memilih duduk di kursi depan Seth dengan posisi menghadap Seth

"eh tau ga si?" Jasson memulai pembicaraan

"gibah teros" jawab Seth sambil menginjak kaki Jasson

"si son kemaren ngamuk anjir di komplek rumah gua" sambung Jasson

"yakan di sonu emang gitu, kenapa heran?" Seth lalu memakan potongan terakhir rotinya

"aneh lah set, masa iya dia jalan biasa terus marah marah" Jasson mengatakan hal tersebut dengan berapi-api

"siapa tau diputusin mba pacar" jawab Seth santai

"mung- eh dia kan jomblo dari lahir, mana mungkin" Jasson

"kek elu pernah pacaran aja" Seth

"sialan, lu kenapa lesu banget dah" Jasson menyadari jika Seth hari ini tidak seperti biasa

"ngantuk gua, begadang mikirin tugas"

"tugas tuh dikerjain bodoh, bukan dipikirin" jawab Jasson

"ya males" Seth

"ah serah lah" Jasson pergi ke bangkunya karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi

ᴇxᴘʟᴏꜱɪᴏɴ ʙᴏx

"son udah son, lu kenapa?" Hazen menenangkan temannya yang tiba-tiba saja bertingkah seperti orang yang sedang dipancing emosinya

Awalnya memang susah untuk menenangkan Sonu, namun perlahan-lahan Sonu berhasil mengendalikan emosinya

"lu kenapa si son" ujar Hazen sambil menyodorkan botol minum kepada Sonu, Sonu mengusap wajahnya

"gua, gua gatau gua kenapa, rasanya pengen ngamuk aja" jawabnya lalu membuka tutup botol yang diberikan oleh Hazen

"hhh, yaudah kalo gitu lagi kendaliin sebisa lu ya nu" Hazen menepuk pelan lengan Sonu, dia tidak melanjutkan pembicaraan karena takut mengundang kembali emosi Sonu

"heem, gua aneh sama diri sendiri, lagi adem ayem tiba tiba kayak marah banget padahal ga ada yang bikin emosi" Sonu

"mungkin lagi kepikiran sesuatu aja, yaudah gua mau ngantin, ikut ga?" ajak Hazen

"ga usah deh" Sonu

"gua duluan" ucap Hazen yang mendapat anggukan oleh Sonu

ᴇxᴘʟᴏꜱɪᴏɴ ʙᴏx

"oi yo" Samuel berbisik kepada salah satu teman sekelasnya, saat ini kelasnya sedang melaksanakan ulangan

"yoyo" belum mendapat respon dari orang yang dipanggil, Samuel berbisik sekali lagi

"apa" akhirnya Yoan menoleh ke arah Samuel

"nomer lima dong" Samuel memberikan lima jarinya supaya Yoan mengerti apa yang dia bicarakan

ᴇxᴘʟᴏꜱɪᴏɴ ʙᴏxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang