Joy || Warm Heart

102 39 50
                                    

*Short Explicit*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Short Explicit*
.
.

Di Haute Normandie, Prancis

Bahagia! Bahagia! Bahagia!

Setelah melewati drama lamaran, aku dan Harry kembali ke Di Haute Normandie. Selama di perjalanan, Harry nggak melepaskan genggaman tangannya dariku. Dia juga nggak berhenti tersenyum. Bukan hanya Harry, tapi aku juga.

Kami menertawakan hal-hal kecil yang sederhana bahkan nggak lucu sama sekali. Sampai kami menertawai suara napas masing-masing. Aku sempat khawatir kalau kebahagiaan ini membuat kami menjadi sinting.

Ann menyambut dengan senyum merekah ketika kami tiba di rumah. Dia seperti anak kecil yang baru kegirangan mendapat rumah boneka impian. Dia juga sempat menangis haru memelukku dan Harry. Berulang kali dia mengusap tanganku dan mengagumi cincin yang tersemat di jari manisku.

"Sudahlah, Ann. Mau seribu kali kamu menggosok cincin itu, tidak akan ada jin yang keluar dari sana." Oliver meledek Ann dan suaminya itu langsung mendapat cubitan sadis. "Ampun!" teriak Oliver kemudian lari ke bagian dalam rumah.

Melihat mereka, rasanya sangat bahagia. Ann bahagia bersama suami barunya dan Harry juga nampak nyaman berteman dengan ayah tirinya. Oliver juga kelihatan sangat menyayangi Ann dan Harry.

Semoga kelak, aku dan Harry bisa seperti mereka.

"Jadi, kapan rencananya?" tanya Ann.

Harry melirikku dan mengangkat bahunya. "Aku sih maunya sekarang, tapi gimana Joy saja."

"Kamu ini, apa-apa maunya instant!" Ann memukul Harry dengan bantal sofa. Laki-lakiku tertawa renyah.

Sore harinya, Ann sibuk memasak di dapur dibantu oleh Harry. Aku sempat masuk ke dapur menawarkan bantuan, tapi Harry mendorongku keluar dan berkata, "Kamu main playstations saja sama Oliver." Dia mengatakan itu seolah aku anak kecil yang akan mengobrak-abrik dapur.

"Tapi-"

"Mau menurut atau aku telanjangi di dapur ini?" Dia menyeringai dan aku bergidik ngeri. "Aku bakal membuatmu mendesahkan namaku di depan ibuku," bisiknya nakal, lalu aku lari ke ruang tengah untuk mencari Oliver.

Harry itu, sudah nggak punya urat malu, dia bisa melakukan apa saja yang dia mau, nggak peduli apa yang akan dikatakan orang-orang sekitar bahkan ibunya sendiri. Dia nggak pernah main-main dengan ucapannya sendiri.

Oliver ternyata ada di halaman belakang, sedang memberi makan anak-anak kambing.

"Hai, calon pengantin!" Oliver berkata dan aku tertawa mendengarnya.

"Aku nggak tahu kalau kamu pelihara kambing," kataku selagi berjalan mendekat padanya.

"Karena kamu sibuk dengan Harry sejak tiba di sini," ujar Oliver.

°Secrets of, H° || Terbit ; GuepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang