Joy || Explicit 1

251 66 41
                                    

(Short Explicit)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Short Explicit)

▪︎

▪︎

Atlanta, Amerika Serikat

Hari ini aku melewatkan sarapan lagi. Bukan karena bangun kesiangan seperti kemarin, tapi aku memang sengaja menghindari pertemuan dengan Harry di meja makan. Aku sudah bangun sejak pukul enam tadi, tapi pura-pura tidur saat Jess mengajak untuk sarapan. Walaupun pada akhirnya nanti aku akan bertemu dengan Harry juga, tapi setidaknya bukan saat sarapan ... karena akan canggung banget pasti.

Sejak kemarin, aku belum bicara lagi dengannya. Aku hanya menggelengkan kepala untuk menjawab semua pertanyaannya. Dia sampai kelihatan frustasi dan akhirnya menyerah, lalu pergi meninggalkanku sendirian.

"Joy, boleh aku masuk?" Diana mengintip dari celah pintu kamar yang terbuka sedikit.

"Ya, masuklah!"

Diana membawa sebuah nampan yang berisi satu piring Baked Potato dan secangkir teh hangat tanpa gula, kesukaanku. Di atas nampan itu juga terdapat satu bungkus kotak hadiah serta bucket bunga matahari. Nggak lupa, ada dua butir vitamin yang sudah disiapkan oleh Diana untukku.

"Kamu sakit?" Diana mengecek suhu tubuhku dengan tangannya. Aku menggeleng. "Kenapa nggak turun untuk ikut sarapan?"

"Aku belum pengin makan, Diana. Masih kenyang."

"Kenyang? Kamu belum makan apapun sejak semalam. Kamu juga nggak ikut makan malam." Diana menautkan kedua alis matanya.

"Jangan memberiku tatapan kayak begitu!" Aku mengibaskan tangan dan berusaha mengubah topik pembicaraan, menghindarinya bertanya lebih lanjut. "Apa ini? Seingatku, kalau ingatanku nggak salah ... ulang tahunku masih tiga dua bulan lagi"

Diana mengedikkan bahunya. "Mungkin hadiah Valentine?"

"Dari siapa?" Bodohnya aku bertanya dari siapa. Tentu saja dari Harry 'kan? Siapa lagi orang di rumah ini yang memberiku hadiah. Nggak mungkin Jessie dong?

"Kalian bertengkar?" tanya Diana saat aku sedang membuka kotak hadiah yang diikat dengan pita warna merah terang. Aku menggelengkan kepala lagi.

Harry memberiku sebuah ponsel baru yang sudah dilengkapi dengan nomornya, Jess, Diana, dan beberapa orang lainnya yang ku kenal. Bahkan ada nomor Louis juga di dalam kontak dan beberapa nama yang nggak aku kenal, mungkin aku mengenalnya tapi belum ingat.

"Bunga ini darinya juga?" tanyaku dan Diana mengangguk. "Jadi nama panggilanku berasal dari bunga ini?" ucapku pelan pada diriku sendiri. Aku melihat Diana menarik bibirnya membuat lengkungan senyum.

Apa Harry selalu bersikap semanis ini? Apa dia selalu memberiku hadiah-hadiah seperti ini sebelumnya?

"Joy, boleh aku tanya sesuatu?"

°Secrets of, H° || Terbit ; GuepediaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang