Yoongi baru saja turun dari bus ketika hujan tiba-tiba menjadi deras. Kaki nya berhenti melangkah seperti orang-orang yang baru turun dari sana. Menatap langit sore tanpa bias kekuningan disana. Digantikan oleh awan kelam kelabu.Sebagian memilih menunggu, seperti hal nya yoongi. Malas mengadu sepatu ber merek mereka dengan air lumpur disepanjang jalan. walaupun yoongi punya alasan nya sendiri.
Hujan sore itu tenang. Tidak ada angin kencang, atau petir bersahutan. Hanya langit yang tengah menumpahkan isinya. Warna nya begitu gelap hingga dapa diprediksi, hujan ini tidak akan berhenti dalam 1-2 jam. Beberapa dari mereka akhirnya menerjang hujan dengan perlindungan seadanya.
Sia-sia saja menunggu hujan reda. Kita tidak bisa mengatur hujan sesuka hati sebagaimana Tuhan yang menghendaki.
Pandangan yoongi menyendu. Isi kepalanya terlempar ke bertahun-tahun lalu. Dimana dia masih seorang mahasiswa semester 3 yang naif.
...
"Mau pulang bersama?"
"Maaf. Aku punya tugas kelompok."
"Ah.. baiklah. Sampai jumpa besok. Hubungi aku jika sudah dirumah."
Yoongi menatap punggung gadis itu datar. Dia tidak pernah tahu alasan apa yang membuatnya menjalin hubungan dengan gadis polos seperti Son Baram.
"Hei.. ayo pergi."
Yoongi menoleh. Menemukan Hoseok dan Jiho disana. Menenteng ranselnya, yoongi beranjak mengikuti kedua temannya.
Alih-alih mengerjakan tugas, dia berniat melepas penat menuju dunia gemerlap....
Rasanya menyesakkan ketika kepingan kepingan memori itu kembali padanya. Rasanya menyesakkan ketika mengingat bagaimana wajah berseri gadis Son ketika berada disampingnya.
Hujan masih disana, bau khas tanah bahkan tak lagi tercium. Ah ralat. Yoongi hampir tidak mencium apapun saat ini. Hidung nya memerah karena berkali-kali bersin. Meski tak ada angin, hawa dingin tetap menusuk kala malam menjelang.
Lampu-lampu jalan mulai menyala. Kala memeriksa arlojinya, yoongi sadar telah berada di halte selama 3 jam.
Ini baru 3 jam dan dia hampir terserang flu. Bagaimana rasanya menunggu selama 4 jam? Apa dia akan demam? Atau hipotermia?...
"Kita bertemu di kafe saja. Datangi aku setelah tugas kelompokmu selesai. Bagaimana?" Ucap Baram saat Yoongi membatalkan acara nonton mereka. Lagi-lagi karena tugas kelompok bersama Hoseok dan Jiho.
"Aku tidak yakin."
"Aku tunggu, ada yang ingin ku katakan padamu." Ucap Baram lagi mencoba membujuk Yoongi.
"Bagaimana kalau tugasku tidak bisa selesai dengan cepat?"
"Aku harus membeli beberapa buku di myeong-dong. Jadi... Mungkin aku juga tidak akan langsung ke kafe."
"Tapi, Baram..."
Baram menggeleng, dan menutup mulut Yoongi dengan tangannya. Yoongi mengerjap merasa jantungnya bekerja sedikit lebih cepat.
"He'um. Aku akan tunggu di kafe. Tidak ada penolakan."
Baram menarik tangannya, lalu memberikan kecupan seringan kapas di pipi kiri Yoongi yang masih memasang wajah datar.
"Sampai jumpa, aku tunggu ya." Pamitnya cepat lalu berlari pergi dari sana.
Ini bukan kali pertama Yoongi menerima ciuman dipipinya. Dia bahkan menerima ciuman dibibirnya. Tapi kali ini rasanya seperti sarafnya berhenti bekerja. Walau anehnya jantung pemuda Min justru memompa lebih keras.
Dia merasa berantakan dan kampungan saat Baram berada disekitarnya. Itu menyebalkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/256317356-288-k564027.jpg)