Amor Primus - Hoseok x OC

7 1 0
                                    

story type : first love

Melepaskan momen tidak sama dengan melepaskan rasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melepaskan momen tidak sama dengan melepaskan rasa.
Pertama dan terakhir tidak pernah seberteman ini.

-----

November 2020

Langit senja adalah langit favorit Hoseok. Terutama hari ini, di mana langit jingga muncul kembali, setelah sepekan hujan turun membasahi langit Gwangju. Paduan warna jingga, biru, dan ungu---seperti warna bubble gum yang sering Hoseok makan--- memancarkan keindahan yang tiada duanya. Di tambah gradasi warna coklat dan jingga pada pucuk-pucuk pohon dan daun-daun yang tersebar di jalanan kecil kota kelahirannya.

Angin yang hadir menghembuskan hawa yang membuat rambut Hoseok berantakan dan ia pun mengeratkan syal yang ia pakai. Suhu rendah sudah mulai hadir dan membuat seluruh tulang Hoseok terasa ngilu. Meski begitu, ada kehangatan tersendiri yang dirasakan di dalam diri Hoseok yang berada dalam panorama senja yang ditampilkan Tuhan untuknya kali ini. Hoseok menghentikan langkahnya sejenak. Ia menengadahkan kepalanya sambil perlahan memejamkan kedua matanya untuk memfokuskan diri pada indera lainnya.

 Ia menengadahkan kepalanya sambil perlahan memejamkan kedua matanya untuk memfokuskan diri pada indera lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam khidmatnya, Hoseok tersenyum. Rasa rindunya terhadap kota kelahirannya pun membuncah ruah. Senja kali ini benar-benar begitu indah. Hoseok mendengar suara denting sepeda dari kejauhan, suara dedaunan yang jatuh, suara langkah kaki yang menginjak dedaunan kering, dan kicauan burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya. Hoseok menghirup udara dalam-dalam. Wangi musim gugur, begitu kata Hoseok, walau teman-temannya sering mempertanyakan bagaimana bisa musim gugur mempunyai aroma.

Perlahan, Hoseok kembali membuka matanya. Kedua mata coklatnya kini menatap langit senja yang kian menggelap. Hoseok tidak pernah serindu ini pada kota kelahirannya setelah keluarganya meninggalkan rumah mereka di Gwangju ketika dia, yang merupakan anak bungsu, berkuliah di Seoul.

 Hoseok tidak pernah serindu ini pada kota kelahirannya setelah keluarganya meninggalkan rumah mereka di Gwangju ketika dia, yang merupakan anak bungsu, berkuliah di Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE Q MARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang