AWAL

783 63 2
                                    


Uchiha Sasuke terbangun dari buaian mimpinya, melirik jam dan mendapati ternyata sudah jam 7 pagi. Sepertinya ia terlambat bangun karena kegiatannya dengan sang istri semalam.

Menolehkan kepalanya ke kiri lalu ditatap nya sang istri yang sudah 2 tahun terakhir ini menemaninya dan membantunya melewati banyak rintangan. Dialah Uchiha Sakura.

Sasuke pov

Aku bukanlah orang kaya yang hartanya tidak habis 7 turunan. Aku hanya seorang anak dari panti asuhan yang sedang merintis kerajaan bisnis dalam bidang expor. Dan ya, satu satunya sosok yang selalu menemaniku tak lain adalah istriku tercinta Uchiha Sakura.

Aku dititipkan di panti asuhan saat umurku 6 tahun. Aku tidak ingat jelas, namun yang pasti pamanku membawaku ke panti sebulan setelah ayah dan ibuku meninggal. Semua harta warisan ayah dikuasai oleh pamanku dan aku tidak mendapat apapun. Hanya uang bulanan yang dia kirimkan padaku, dimana uang itu bahkan kurang untuk biaya pendidikan ku. Seiring berjalan waktu, saat aku memahami semuanya, aku hanya bisa mengikhlaskan. Lagipula apa yang bisa aku lakukan?

Aku berkuliah di Tokyo University karena aku mendapat beasiswa dari program pemerintah. Beruntung karena aku memiliki otak yang lumayan pintar. Aku juga bekerja paruh waktu dan berjualan online untuk memenuhi kebutuhan harian ku.

Aku ingat saat aku dan Sakura menikah, aku berumur 27 tahun sedangkan Sakura berumur 24 tahun. Sakura merupakan salah satu mahasiswi populer di kampus karena kepintaran dan kecantikannya tentu saja. Berkuliah di jurusan kedokteran dan lulus dengan predikat cumlaude membuat semua orang tau seberapa pintar Sakura.

Aku sendiri berkuliah di universitas yang sama dengan Sakura. Salah satu universitas terbaik di Tokyo. Aku berkuliah di jurusan manajemen. Setelah lulus aku bekerja menjadi karyawan di divisi keuangan salah satu kantor. Lalu, karena ada krisis membuatku di phk, sejak saat itu lah aku memulai bisnis expor yaitu diumur 24 tahun bertepatan di tahun saat aku menjadi pacar salah satu gadis paling diincar sekampus, Haruno Sakura.

Banyak hal yang telah kami lewati hingga sampai ditahap ini, mulai dari penolakan orang tua Sakura terhadapku, masalah ekonomi karena bisnisku yang tidak berkembang, dan banyak lagi.

Awal mula aku mengenal Sakura yaitu saat dia menjalani ospek kampus. Setelah itu aku mulai mendekatinya 1 tahun setelahnya. Namun aku mundur beberapa saat setelah mendekatinya. Bukan karena aku buaya yang memberi harapan palsu tetapi Sakura sangat sulit untuk ku gapai saat itu, perbedaan antara kami sangat besar.

Tapi jodoh tidak ada yang tahu, kisah kami dimulai lagi saat aku yang melihatnya duduk sendirian di perpustakaan dengan buku tentang anatomi tubuh ditangannya. Entah keberanian dari mana, aku mencoba mendekatinya lagi setelah meyakinkan diriku. Dan semua mengalir begitu saja. Hingga aku mengungkapkan cintaku bertepatan dengan kelulusan Sakura.

Sakura tidak pernah menuntut apapun, tapi itu yang membuatku merasa kesal dan marah pada diriku sendiri entah karena apa. Dia sangat baik dan berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya seorang manager di perusahan tambang sedangkan ibunya seorang psikiater.

Tentu saja orang tua Sakura tidak merestui aku menjadi suami anaknya. Orang tua mana yang ingin anaknya mendapat suami yang tidak jelas masa depannya. Tetapi karena Sakura meyakinkan mereka tentang aku, mereka akhirnya merestui kami walau sepertinya belum bisa menerima aku secara utuh.

Kehidupan bisnisku pun tidak lebih parah dari cerita cintaku dan Sakura. Bisnisku baru berkembang saat aku berumur 28 tahun, keberhasilan itu tentunya tak lepas dari dukungan Sakura.

Ah, betapa aku sangat mencintai sosok yang ada disebelah ku ini. Rambut gulali, mata emerald, hidung mancung, semuanya yang ada pada dirinya terasa sempurna bagi seorang Uchiha Sasuke.

"Eehh, Sasuke sudah bangun?" Sakura terbangun dengan sedikit terkejut mungkin karena dipandangi olehku dengan intens.

"Hn." Balas ku sekenanya.

Sasuke pov end


"Sakura hari ini aku ada rapat dengan kolega sampai jam 9 malam, kau tak apa kan di rumah sendiri?"

"Tak apa, tenang saja." Balasnya dengan tersenyum lima jari.

"Baiklah, aku pergi dulu."

"Sebentar, ini bento untukmu. Jangan lupa dimakan."

Sasuke menerima bento itu sembari mengangguk. Mengecup singkat bibir sang istri lalu pergi mengendarai mobilnya yang baru dibeli saat dia menikah dengan Sakura.

...


Setelah Sasuke pergi, Sakura segera membersihkan piring kotor bekas sarapan lalu mengemas rumah. Sakura mengerjakan semuanya sendiri agar lebih hemat tentunya.

Setelah pekerjaan rumah selesai, Sakura lekas membersihkan diri lalu berangkat menuju rumah sakit tempatnya bekerja. Sakura adalah wanita karir tetapi tidak menutup kemungkinan jika suatu saat dia akan berhenti dan menjadi ibu rumah tangga.

2 tahun lebih kehidupan pernikahannya dengan Sasuke, dia belum juga dikaruniai keturunan sebagai pelengkap keluarga kecil mereka. Sasuke sebenarnya tidak mempermasalahkan hal tersebut tetapi berbeda dengan Sakura.

"Permisi dokter Sakura, jam praktek anda akan dimulai bukan?" Tanya dokter Tsunade, seniornya.

"Benar Tsunade-san." Balasnya dengan senyum formal.

"Begini, bolehkah aku memintamu mengechek ini ke lab sebentar? Aku masih banyak pasien." Ujarnya sambil menyodorkan beberapa tabung berisi darah pasien.

Sebenarnya Sakura tahu Tsunade menyuruhnya karena dia tidak akan menolak karena ia masih junior disini. Menganggukkan kepala sembari tersenyum tanpa arti kearah Tsunade lalu melenggang pergi dari ruang resepsionis dimana dia absen terlebih dahulu tadi.

"Pagi Dokter Sakura."

"Pagi juga Dokter Gaara."

"Kau menangani tes Lab sekarang?"

"Ah, ini titipan dari Dokter Tsunade."

"Kenapa tidak kau tolak? Bukannya kau memiliki jadwal dengan pasien sekarang?"

"Tak apa ini tak akan lama."

"Dokter senior memang menyebalkan memerintah sesuka mereka."

Sakura hanya tersenyum maklum walau dalam hati ia membenarkan ucapan Gaara.

Beberapa saat kemudian, tes Lab sudah selesai. Sakura keluar tidak lupa mengunci Lab karena Gaara sudah selesai lebih dulu.

"Permisi Dokter Tsunade, ini hasil tes Lab yang Anda minta."

"Terima kasih, aku tau aku dapat mengandalkan mu."

"Oh iya, apakah kau tidak keberatan memeriksa pasien dari hasil tes Lab ini? Aku ada operasi pasien pindahan siang ini." Tambah Tsunade.

Sakura dengan berat hati mengiyakan walaupun pasti dia akan mendapat komplain dari pasien nya yang sudah membuat janji terlebih dahulu. "Ba-baik Dokter Tsunade." Ucapnya dengan senyum yang dipaksakan.

"Ini semua data pasien yang akan kau tangani."

"Terima kasih."

Tsunade berlalu dengan langkah lebar meninggalkan Sakura yang sedang melihat-lihat data pasien yang akan ditanganinya.

UCHIHA OBITO

'Berapa banyak marga Uchiha di dunia?' Batin Sakura.

...

Bersambung

W H YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang