Kiara's | 0.8

195K 12K 1K
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

"Saya juga mau bangunan resort itu di buat sekokoh mungkin." ucap Kiara lagi.

Arga terkekeh pelan mendengar ucapan Kiara barusan. Apa perempuan itu takut resort di tepi tebing itu akan rubuh?

"Dana yang di keluarin itu ratusan juta dollar dan kamu masih takut bangunan itu roboh karena kurang kokoh?" balas Arga yang tidak mendapatkan respon apapun dari Kiara.

Langit sudah gelap di luar sana dan keduanya masih serius membahas soal pembangunan resort itu. Ralat— Arga yang masih menjawab pertanyaan dan menerima saran tidak penting dari Kiara.

Ia tidak tau apakah saran dan ide konyol itu memang sengaja di buat atau muncul karena Kiara yang gugup karena berbicara dengannya lagi? entahlah. Yang pasti Arga sudah menghabiskan makan siang dan makan malamnya di restaurant yang sama karena pembahasan yang tidak berujung ini.

"Dan pastikan tidak ada hewan buas yang menerobos masuk ke dalam resort."

Arga mengangguk kecil. "Kita bisa buktiin dengan cara menginap disana nanti." jawabnya sambil tersenyum miring pada Kiara yang memutar bola matanya malas.

"Saya rasa sekian untuk hari ini." ucap Kiara mulai merapihkan dokumen dan isi dari tasnya yang tercecer di atas meja dengan cepat. Terlalu malas berada di dekat Arga yang bersikap terlalu santai sejak tadi tapi tatapannya yang terus mengintimidasi.

"Kita bisa pulang bareng. Ayo." ucap Arga tiba-tiba yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelah Kiara yang tengah menelpon supirnya berulang kali.

Belum sempat perempuan itu menolak ajakan Arga, pria dengan balutan kemeja putih kusut itu sudah menariknya erat ke arah mobil miliknya. Bahkan sedikit mendorong tubuh Kiara agar masuk ke dalam jok penumpang lebih cepat.

"Mansion kamu dimana? atau masih sama?" tanya Arga memecah keheningan di antara mereka. Melirik Kiara yang bahkan masih menampilkan wajah datarnya.

"Anda sepertinya tau banyak soal saya, Mr. Stevano. Tapi, terima kasih." balas Kiara tersenyum formal ke arah Arga sebelum kembali menatap ke arah jalanan yang lumayan ramai dengan raut wajah bosan.

Tanpa Kiara sadari, Arga sudah menurunkan puluhan kilometer kecepatan mengemudinya hanya untuk membuat waktunya sedikit lebih banyak bersama Kiara. Kemudian membelokkan stir mobilnya memasuki sebuah restaurant pizza yang menyediakan sistem pemesanan lewat drive thru.

"Mr. Stevano, maaf tapi anda tidak perlu repot—"

"Pizza buat Mami." potong Arga membuat Kiara mengumpat dalam hati sedangkan Arga menahan kedutan sudut bibirnya karena sikap terlalu percaya diri Kiara barusan. Memangnya siapa yang berniat membelikan Kiara pizza? keduanya sudah makan malam tadi.

"Oh? okay." ucap Kiara akhirnya sambil mengalihkan pandangannya dengan wajah datar.

Di sebelahnya Arga menarik sudut bibirnya kemudian menyerahkan kotak besar pizza itu pada Kiara.

Kiara's [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang