s t a r r i n g b y
Assegaf Ghramanta,
as jeon jungkookb e g i n
Umur 15 tahun bukan apa-apa untuk remaja yang belum sepenuhnya mengerti tentang perjuangan hidup.
Namun, Asa berbeda.
"Kamu bahagia sekarang?"
Asa akan dengan senang hati menjawab, "Sangat," di depan semua orang.
Lalu diam dengan gurat renung seorang diri, memikirkan jawabannya yang terkesan asal tanpa pikir panjang, juga kejujuran yang tidak mengiringi.
"Sangat menyesal." melanjutkan dengan intonasi menyedihkan.
Satu kalimat yang selalu terbayang di benak Asa, 'seandainya', mungkin Asa tidak akan pernah mengalami kejadian yang begitu membuat luka di hatinya meradang.
Ibu pernah berkata, laki-laki tak perlu menangis karena lika-liku hidup. Kemudian Asa denial, tangis tanpa suara akan menerjang jika pikiran dan tubuh benar-benar sekarat.
Paradigmanya tentang kehidupan baru, jauh di luar ekspetasi. Kabut hitam mengiringi tiap langkah, tawa palsu mengiringi suasana hati. Asa selalu berpura-pura, bermain dengan topeng kebanggaan.
Lalu,
Asa menyerah, enggan melanjutkan.
Asa rindu, selalu merasakan hiraeth dalam diri semakin mengembang.
Solitude adalah yang Asa rasakan tiap hari, tidak, bahkan tiap saat.
Boleh Asa berbagi kisah pada semua orang? Tentang kegundahan hati yang meradang, yang selalu tertahan di kerongkongan.
Tentang Asa,
Yang selalu dibuat melambung tinggi dengan harapan semata, lalu dijatuhkan semena-mena. Luar biasa.
***
n/a:
hi dude
i am comeback with a new story
please, gimme a vote and comment <3!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐩𝐚𝐫𝐚𝐝𝐢𝐠𝐦𝐚
Fanfiction[on going • jungkook local] Ketika salah mengambil keputusan, kemudian tercipta paradigma yang membuat suatu presensi merasa sendirian, dikucilkan, juga keadaan dimana timbul rasa rindu masa lalu. Pada akhirnya, orang-orang tak pernah absen menggore...