Sebelum Kopi, Teh, Hingga Minuman Lainnya.
Kepada tuanku, tuan kopi, aku Sedari Kecil adalah nona kopi. Nona kopi yang berkelana di sekeliling kampungnya sendiri. Mencari peracik kopi di para tetua Setiap pagi hingga petang menyapa, Bersama teman-temannya tak perduli bila panas matahari menyengat menyetubuhi kulitnya menjadikannya Hitam dekil.
Tuan kopi, Nona mu berjiwa bebas hingga teguran ayahnya selalu menjadi kesia-siaan. Tentu aku bukan nona Mu jika tidak membangkang, Apalah Arti Seorang perempuan berkulit putih jika yang di lakukannya hanyalah di rumah tanpa melakukan apapun, Apalah arti dunia ini bila Dunia hanya terjamah oleh manusia² yang serakah.
Sesekali nona mu melakukan kebebasan dengan tangan kecilnya bersama teman-temannya membantu meracik kopi dan menikmati betapa indahnya para tetua Menumbuk kopi dengan alat yang sangat sederhana.
Meski Lelah, Mereka manusia² tak kenal lelah, Bahkan pekerjaannya di selilingi senyum dan tawa para sesamanya. Biarkan Nona mu ini Menikmati Dahulu, Sebelum nonamu bukan lagi nona kopi.
Nona mu ini bernama Anindira, Kerap di sapa anin. Berharap dapat di panggil nona oleh tuan yang masih Tak tertuan, Ialah yang menanti yang tak kunjung di nanti. Ialah Tuan Yang Dapat melihatnya di titik terkecil, Kemana Tuan yang siap ku suguhkan kopi di pagi menyapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
NONA RANDOM
General FictionKepada tuanku, tuan kopi, aku Sedari Kecil adalah nona kopi. Nona kopi yang berkelana di sekeliling kampungnya sendiri. Mencari peracik kopi di para tetua Setiap pagi hingga petang menyapa, Bersama teman-temannya tak perduli bila panas matahari meny...