"Eren dan Mikasa tidak main main ya?" 28 Maret ini Mikasa dan Eren menikah.
Armin merasa takjub dengan acara resepsi pernikahan mereka berdua. Ini sudah jam 1 siang. Sejak semalam ia tidak tidur karena terlalu bersemangat. Ia tidak masalah dengan itu. Setelah hari ini selesai ia bisa tidur sepuasnya, karena besok adalah hari minggu. IA TIDAK BEKERJA.
Armin juga tidak menyangka sekaligus merasa terhormat bisa menjadi groomsmen diacara pernikahan mereka. Memang, Armin sejak kecil sudah berkawan dengan Mikasa serta Eren. Jika Armin boleh berpendapat, ia sudah lama bersahabat lebih tepatnya. Setidaknya, itu adalah versi-nya.
Tetapi untuk jadi groomsmen? Armin suka mikir ulang didalam hatinya. Dan jadilah kenyataan. Armin bersyukur akan hal itu.
Ia dengan sengaja membawa kamera kesayangannya, hobi fotografi mengusik ketenangannya, ia juga sudah ijin dengan Eren, sekalipun ia menjadi groomsmen. Saat ijin, Eren protes, karena pada dasarnya ia sudah menyewa fotografer handal dan profesional. Bukan, Eren tidak meragukan kemampuan sahabatnya dalam hal bidik-membidik melalui lensa.
Tetapi Eren ingin sahabatnya fokus hanya pada hari sakralnya. Se-mu-dah itu.
Dasarnya Armin kepala batu, berkilah jika ia hanya ingin mengabadikan acara sakral sahabatnya.
Ijin dari Eren didapatinya, dengan syarat jika memang ada beberapa momen dan kesempatan groomsmen dan braidmaids untuk berfoto bersama beserta pengantin, Armin harus berhenti melakukan kegiatannya.
Senang tentu saja. Deal terlaksanakan sekalipun Eren sangat tidak rela. Ayolah, ini hari besarnya! Ia hanya ingin orang terdekatnya bisa jadi bagian dari hari besar tersebut...
Maka sejak deal itu, untuk hari ini, Armin sedari fokus membidik beberapa orang yang dikenalnya. Jangan lupakan dua bintang utama, Eren-Mikasa. Tentu banyak hasil jepretan yang dihasilkan Armin.
Getaran suara kencang diterima oleh gendang telinga Armin, menoleh, mendapati Eren melambai kepadanya. "Ar, buru kesini !"
Membalas tetapi Armin tidak berteriak. Mulutnya berucap siap kepada Eren.
Para groomsmen dan braidmaids berkumpul untuk foto bersama. Ada 4 orang groomsmen. Para groomsmen mengenakan pakaian berupa kemeja kotak kotak berwarna abu abu ditemani dengan dasi kupu kupu disertai rompi jas berwarna coklat.
Para groomsmen tersebut ialah Levi selaku kakak Mikasa, Armin, Jean serta Connie.
Untuk braidmaids mengenakan dress pendek yang hanya menutupi sebelah bahu. Dress tersebut berwarna coklat muda, cocok disandingkan dengan para groomsmen. Ada Sasha, Historia, Petra -selaku kekasih Levi alias calon kakak ipar Mikasa- dan satu orang lagi yang tidak Armin kenal.
Pengantin pria, Eren, ia mengenakan setelan dengan kemeja putih ditemani dengan jas -dengan hiasan bunga-, dasi, serta celana bahan berwarna coklat.
Mikasa, selaku pengantin wanita mengenakan dress berwarna putih yang modelnya bahunya mirip dengan braidmaids, hanya menutupi sebelah bahunya.
Sejujurnya beberapa kali Armin menyolong tatapan kepada seseorang yang dijadikan Mikasa sebagai braidmaids-nya. Karena semuanya ia kenali, kecuali satu orang.
Perawakannya mirip dengan Historia, rambutnya pirang, memiliki netra biru sedikit keabu-abuan. Wajahnya hanya tersenyum ketika berfoto bersama. Dan iya, ia pun sedari tadi, dengan tidak sopannya, dan juga tanpa ijin, menyolong bidikan melalui lensa kesayangannya. Yang diyakini Armin pasti lebih dari satu.
Sejak awal bertemu dengan wanita itu matanya, melalui lensa, beberapa kali menangkap figur wanita tersebut. Ia sudah berusia 28 tahun, jelas ia paham apa yang terjadi dengan tubuh dan pemikiran yang dihasilkan oleh otaknya. Ia pernah berpacaran dengan seorang perempuan, tapi itu sudah terlampau lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidikan
RomanceSeseorang telah memintanya menjadi orang penting dihari besarnya. Membawanya kepada sebuah perkenalan. Well.....