prolog

529 42 10
                                    

Aku baru saja berganti status. Dari seorang bangsawan yang sudah miskin menjadi penduduk biasa. Aku tidak apa-apa sungguh, malah aku menginginkan ini dari dulu.

keluargaku dulu selalu berambisi untuk menjadi bangsawan di bawah bayang-bayang kerajaan. Sayangnya itu tidak berhasil karena tertipu orang bangsat yang tidak bertanggung jawab. Aku masih tidak mengharapkan apapun saat itu selain terus belajar di temani boneka kelinci usang yang selalu bersih dan wangi, ayah yang dingin, ibu yang mengkedepankan pendidikan, dan kakak laki-laki yang super duper menyayangiku. Aku kira itu adalah awal yang baik, menjalani kehidupan keluarga kecil yang hangat.

Ternyata itu kesalahan, sangat salah.

Ketika pulang sehabis pergi ke hamparan bunga anyelir dan membawa beberapa diantaranya, melompat-lompat senang dengan tangan bertaut pada kakak yang tertawa karena sifatku ini.

Aku menghentikan langkah semangatku, bungaku terbentur lantai dengan tidak elitnya, nafasku memburu. Aku langsung melepas tautan antara kakak dan menerjang dua objek tak bernyawa, mulut berbusa dengan cawan disekitar mereka. Bunuh diri, mereka, orang tua kami.

aku tertawa miris ketika mengingatnya, serasa ditampar satu sisi beratus kali. Tapi tidak apa sekarang. Beruntung memiliki kepala pelayan yang baik, setia, dan pengertian. Aku tetap bisa belajar dengan tekun walau dengan hasil buku pinjaman dari perpustakaan ibukota ini saja, lalu memberi tempat tinggal walau itu malah seperti gubuk ketimbang rumah.

Lagi-lagi aku bersyukur, itu lebih baik karena rumah asliku dialihkan nama, masih tentang penipuan itu. Beruntungnya masih memiliki beberapa permata dan gaun yang bisa kujual dan simpan untuk kebutuhan. Bekerja serabutan juga kujalani dan sekarang tetap di sebuah restoran terkenal di sini, jangan bertanya bagaimana aku bisa mendapatkannya karena aku adalah mantan bangsawan, tentu mengetahui etiket kelas atas. Garis bawahi itu.

Tetapi aku merindukan dia. Orang yang menghilang begitu saja saat pemakaman ayah dan ibu, yang bahkan hanya dihadiri oleh diriku dan si kepala pelayan–yang lain berbondong kabur mencari tuan lain– di pemakaman penduduk biasa. Ingatkan aku untuk menonjoknya begitu dia kembali.

Dan menjadi rakyat biasa, itulah hidupku sekarang.

Dan menjadi rakyat biasa, itulah hidupku sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Just Care -Viscount Tewksbury [Louis Partridge]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang