Seseorang pernah berkata jikalau hidup ibarat persoalan matematika.
Bukti nyatanya, seperti ketika manusia baru pertama kali dilahirkan maka di andaikan sebagai bilangan bulat yang utuh.
Menjadi anak-anak dikenalkan pada dasar-dasar kehidupan. Layaknya ketika untuk pertama kali diajarkan operasi bilangan. Mulai muncul soal dan pertanyaan baru, mulai mengenal apa itu penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.
Tanpa sadar, ternyata itu menjadi sumber awal masalah-masalah besar akan datang dan juga sebagai dasar dalam menjalani hidup.
Beranjak remaja sudai mulai muncul permasalahan. Cita-cita, cinta, ambisi, patah hati, dan sebagainya. Hal-hal itu sama halnya dengan bilangan variabel yang muncul dalam perhitungan aljabar. Bilangan-bilangan yang dapat datang dan pergi sesuka hati, memicu masalah baru yang cukup memusingkan.
Begitu pula ketika menjadi dewasa. Semakin banyak masalah datang silih berganti, semakin banyak variabel-variabel baru berdatangan menimbulkan lelucon berujung duka dan air mata. Ya, meski terkadang dapat menjadi pelipur lara.
Ada hal yang perlu diingat, terlepas dari permasalahan-permasalahan rumit itu. Fakta jika setiap persoalan matematika tentu ada jawabannya, entah itu berupa bilangan rasional ataupun irasional. Begitu pula dalam hidup, seberat apa pun masalah harusnya dapat diselesaikan dan ditemukan jawaban.
.
.
.
p.s : Langkah yang tepat adalah selesaikan masalahnya, duduk dengan tenang dan mencari solusi. Bukan malah lari-larian seolah tidak peduli.
28 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Hari [END]
Поэзия365 hari dan itu tentang seorang pemimpi, introvert, individualis, perfeksionis, yang suka senja dan hujan. Ini tentang gadis yang menuju 17 tahun. Manusia introvert yang suka overthingking. Tentang aku yang berisi cuplikan peristiwa, curhatan, saja...