🛫

468 71 24
                                    

Suara sensor pintu apartement yang terbuka—membuat Eric berlari kecil dari kamarnya untuk melihat orang yang masuk ke apartemet-nya. Berdiri disana—Juyeon yang masih menggunakan atribut kerjanya lengkap dengan sebuah koper disampingnya—menyambut Eric dengan senyuman khas miliknya. Ia melebarkan kedua tangannya kesamping dan merengkuh Eric ke dalam pelukannya.

“Aku kangen kamu,” bisik Eric.

“Aku juga.”

Betapa Eric sangat merindukan aroma tubuh Juyeon yang selalu membuat hatinya tenang seperti sekarang ini. Kehadiran Juyeon membuatnya merasa lebih hidup dan hanya ia lah yang bisa membuatnya merasakan kenyamanan seperti ini.

“Apa kamu gak pegel peluk aku terus kayak gini?” tanya Juyeon memecah keheningan sambil tertawa pelan.

Namun alih-alih melepasnya, Eric malah semakin mempererat pelukannya, “Diem dulu, kak. Aku masih kangen sama kamu, tau,” balasnya sambil menenggelamkan wajahnya diceruk leher Juyeon.

Juyeon hanya tersenyum tipis—tangan kirinya meraih kepala Eric dan mengusap surainya dengan lembut—sambil menikmati keheningan yang mereka rindukan selama ini.

“Maafin aku, ya, aku sering ninggalin kamu karena kerjaan.”

Eric melepaskan pelukannya dan meraih pipi Juyeon, “Apaan sih kamu kayak kita baru pacaran beberapa bulan aja. Aku justru bangga punya pacar pilot keren, ganteng dan idaman semua mertua kayak kamu gini,” candanya yang membuat mereka berdua terkekeh geli.

Juyeon mengecup bibir Eric beberapa kali sambil tersenyum—membuat Eric merangkulkan tangannya pada leher Juyeon untuk memperdalam ciuman mereka.

🛫

Hari itu pertama kalinya Eric masak untuk Juyeon. Juyeon sangat terkesima melihat pemandangan langka yang ada dihadapannya saat ini.

Seorang Eric Sohn memasak? Bukannya Juyeon meremehkan kekasihnya, tapi ia tahu Eric sangat benci dengan urusan dapur. Selama ini pun selalu Juyeon yang memasak untuk mereka berdua.

“Kamu yakin gak mau aku bantuin?” tanya Juyeon yang sedang menopang dagunya sambil memperhatikan Eric dari meja makan.

“Aku gak perlu bantuan kamu. Aku 'kan udah bisa masak sekarang,” balas Eric terlihat berkonsentrasi saat memotong kentang dengan tempo yang lambat.

Juyeon tersenyum lebar melihatnya. Sepertinya Eric benar-benar serius ketika ia bilang kalau ia sedang belajar memasak saat mereka berbicara ditelepon tempo hari.

Menggemaskan sekali, batin Juyeon.

“Kenapa tiba-tiba kamu pengen bisa masak? 'Kan ada aku yang bisa masakin buat kamu.”

“Aku gak boleh ngandelin kakak terus kalau kita udah nikah nanti. Kamu pasti capek abis pulang kerja, seenggaknya dengan ini aku bisa ngurangin beban kamu sedikit,” jawab Eric serius.

Ternyata Eric sudah berpikir sejauh ini tentang hubungan mereka. Hati Juyeon terasa hangat mendengar jawaban darinya. Eric selalu mempunyai cara untuk membuat Juyeon semakin jatuh cinta padanya.

Diam-diam Juyeon beranjak dari duduknya dan memeluk Eric dari belakang. Eric  sedikit tersentak, ia tidak menyadari pergerakan Juyeon yang sudah berada di belakangnya karena terlalu fokus dengan masakan yang sedang dibuatnya.

Kalau boleh jujur sebenarnya Eric sangat gugup saat ini. Ia sudah berusaha keras mempelajari resep ini dan ia tidak mau gagal, terlebih lagi ia tidak ingin mengecewakan Juyeon.

“Makasih banyak ya, sayangku,” ucap Juyeon sambil mengecup leher belakang Eric.

Eric hanya tersipu malu sambil memegang tangan Juyeon yang melingkar dipinggangnya, sementara satu tangannya lagi terus mengaduk masakannya dikompor.

the one that got away | juric. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang