Berapa banyak waktu yang harus aku relakan hanya untuk mencari mu yang tidak juga muncul dihadapanku?
💫
"Maaf, Pak. Istri anda tidak terselamatkan."
"Gimana bisa kayak gini?! Saya kan udah mesen kamar VIP dengan fasilitas terbaik?!"
"Kami hanya perantara, yang memutuskan Tuhan, pak." Sejujurnya, Jane juga merasa bersalah karena gagal menyelamatkan salah satu pasiennya, tapi mau bagaimana lagi?
Pria dihadapannya menggeram rendah, sesaat setelah mengetahui istrinya menghembuskan napas terakhir membuatnya sedikit kalang kabut—tak dapat berpikir dengan jernih.
"Apa anda ingin melihat istri anda untu terakhir kali?" Tawar Jane masih berusaha sesopan mungkin.
Pria itu tak langsung menjawab. Dia sempat diam sebentar—mungkin ingin mengontrol emosinya yang sedikit memuncak.
Beberapa saat ekspresinya terlihat lebih tenang, namun tak ada air mata atau jejak kesedihan sedikit pun dari wajahnya. Hanya ... terlihat kecemasan yang melanda dan amarah.
"Saya ingin melihat putri saya."
Apa katanya? Ingin melihat putrinya yang baru lahir? Tanpa ingin melihat sang istri?
Namun, tak ada alasan bagi Jane untuk menolak.
"Baik, pak. Mari."
•••
Seusai mengurus tugasnya, Jane berjalan di koridor rumah sakit. Menuju ruangannya yang berada di ujung.
Jane melihat arloji yang melingkari pergelangan tangannya, saatnya untuk makan siang. Namun, gadis itu sama sekali tidak berselera.
"Gimana tadi persalinannya?" Alvin datang, langsung merangkul bahu Jane begitu Jane memasukkan tangannya kembali ke saku jas putihnya.
"Gagal, Al. Ibunya ga bisa selamat," ucap Jane sedikit lemas. Rasanya memiliki rasa bersalah yang menggerogoti begitu ingat bayi perempuan itu baru lahir dan tak dapat merasakan kasih sayang seorang ibu.
Kecuali sang ayah menikah kembali.
"Udah gapapa. Bukan salah kamu juga, kan? Ga usah ngerasa bersalah gitu, dong." Alvin berusaha menghibur dengan menyodorkan paper bag warna ungu. "Nih dari nyokap. Dimakan, ya."
"Repot-repot mulu tiap hari bawain bekel buat makan siang." Jane menerimanya sembari menatap wajah Alvin dari samping. "Tapi makasih, ya."
"Nyokap lebih sayang kamu kayaknya daripada aku. Ya gapapa, sih. Bakal jadi calon mantu juga." Alvin melepas rangkulannya setelah keduanya mencapai depan pintu ruangan Jane.
Mendengar itu, raut wajah Jane berubah sebenarnya. Namun gadis itu begitu lihai untuk menyembunyikan. "Mau lanjut operasi, Al?"
"Iya, ada pasien yang harus dibedah." Alvin melipat ujung lengan jas putihnya. "Dimakan, ya. Pergi dulu."
Jane hanya mengangguk, kemudian berbalik badan untuk membuka pintu ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
| 30 Days A Month |
RomanceA LoVe Can't Stand Without Lo And Ve. • "I LoVe you for the one, for the first, and for the last thing, Jeff." ⏳ Mr. Ethan Jeff Verjean sedang mencari seorang baby sitter selepas sang istri menghembuskan napas terakhirnya pasca melahirkan...