Pada malam itu. Semua orang nampak gelisah, seperti takut akan kehilangan kesempatanya. Berjalan kesana-kemari menunggu pemberitahuan yang tidak pasti. Dan setelah menunggu berjam-jam. Hal itu terjadi. Dokter menyatakan bahwa gadis yang mereka tunggu di luar ruangan operasi itu telah pergi untuk selamanya. Derai air mata tak terbendung lagi. Isak tangis dan jeritan seorang ibu memenuhi ruangan itu.
"J-jangan tinggalkan ibu! Kim Seok Hyun!!!!" Teriak ibu itu.
"Anda harus mengikhlaskanya, nyonya. Kami sudah berusaha semampu kami." Ucap Dokter itu
"Hiksh, bagaimana aku bisa ikhlas menerima kenyataan. Bahwa gadis kecilku sudah tidak bernyawa lagi?!"
"Maafkan kami. Kami turut berduka" ucap Dokter
Setelah menangis tersedu-sedu. Akhirnya wanita tua itu keluar dari rumah sakit dengan sempoyongan. Dan urusan tentang anaknya yang telah tiada akan di urus oleh pamannya. Karena, tidak terlalu memungkinkan jika wanita tua itu yang mengurusnya. Ia nampak terlalu lesu dan sakit hati.
"Biarkan aku saja. Sebaiknya kau pulang" ucap seseorang
"Hiksh, Kim Seok Hyun... Kenapa kau tega meninggalkan ibu?" Tanya wanita itu
"Pulanglah" ucap seseorang
"Ya. Terimakasih sudah mau membantuku" ucap wanita tua itu
"Hm. Urus saja dirimu sendiri dahulu"
"Hm"
Dan wanita itu mengarah ke rumahnya dengan menaiki sebuah sedan hitam. Dengan kecepatan sedang. Ia masih termenung, nampak tak percaya akan hal yang terjadi barusan baginya.
"Kenapa? Kau pergi secepat ini?"
"Apakah aku memang di takdirkan untuk sendiri?"
"Beri tahu aku Kim Seok Hyun!" Ucapnya dalam mobil dengan emosi.
Brakkk!
Mobil itu menabrak sebatang pohon besar di sisi jalan. Wanita tua itu akhirnya pingsan dalam mobil. Untung saja seseorang menolongnya dan melarikannya kerumah sakit.
"Ia nampak kurang sehat" ucap seseorang
"Dia hanya butuh istirahat. Sepertinya, ia mengalami kejadian yang membuatnya sangat syok berat hari ini."
"Hm, jadi begitu ya. baiklah"
"Aku sarankan, dia harus banyak istirahat"
"Jika begitu. Terimakasih Dokter Park!" Ucap seseorang
Dokter itupun membungkukkan badannya dan pamit untuk keluar dari ruangan itu. Lalu orang yang membawa wanita tua itu segera mencari-cari sebuah telefon genggam milik sang wanita tua.
"Sepertinya, aku harus menghubungi keluargamu."
Satu persatu nomor di telefon genggam itu di tekan berharap ada yang menjawab dari sebrang sana. Dan pada akhirnya seseorang menjawab. Setelah menunggu beberapa jam seseorang datang dengan terburu-buru keruangan wanita itu.
"Aish. Sudah kubilang padanya untuk pulang dan istirahat!" Ucapnya emosi
"Tadi, saya menemukanya di tepi jalan dengan kondisi mobil telah menabrak pohon."
"Benarkah? Maafkan saya. Dia memang kurang sehat akhir-akhir ini. Dia baru saja kehilangan anak perempuan satu-satunya."
"Ah iya, bicara tentang perempuan. Tadi aku juga menemukan seorang perempuan yang pingsan di dekat mobilnya. Sepertinya ia sedikit tersenggol oleh mobilnya."
"Benarkah?"
"Wanita yang di tabrak olehnya, tidak mengalami cedera yang serius."
"Hm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Failed
Fantasy"kenapa aku yang harus di hukum?!" "Terimalah saja. Ini sudah keputusan para peninggi Vandesana, Laveona" ucap seseorang "Tapi, sampai kapan?" "Sampai kamu menyelesaikan misimu. Jika kamu bisa menyelesaikannya. Kamu akan segera kembali kesini. Tapi...