Nina

4 1 0
                                    

Bagaimana jika hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia bagimu justru berubah menjadi hari yang paling kamu benci?

Nina menatap foto ibunya yang tengah tersenyum dengan tatapan sendu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya sekaligus hari kepergian ibunya tiga tahun lalu. Air mata Nina mengalir tak terbendung tatkala ia menatap foto ibu yang sangat dirindukannya.

Nina sangat merindukan ibunya, merindukan semua yang ada pada ibunya. Merindukan pelukan ibunya yang hangat, senyumnya yang selalu membuat Nina tenang dan semua perlakuan ibunya. Nina sangat rindu.

Maharani, itulah nama ibunya. Wanita cantik yang amat sangat Nina kagumi. Sosok wanita yang telah melahirkannya, sosok wanita yang rela mengorbankan nyawanya agar Nina tetap hidup.

tok tok

Nina buru-buru menghapus air matanya, saat ia mendengar seseorang mengetuk pintunya.

"Sayang, ayah masuk ya?" ternyata ayahnya lah yang mengetuk pintu

"Iya yah masuk aja, gak dikunci koq." jawab Nina

Sang ayah masuk dengan senyuman hangatnya, tatapan ayahnya langsung tertuju pada bingkai foto istrinya yang ada di samping Nina. Adrian, ayah Nina sangat paham jika anak gadisnya ini sedang menangis meskipun kini Nina sedang tersenyum.

Adrian ikut duduk di samping Nina, menatap wajah anak gadisnya yang mirip dengan istrinya saat muda dulu.

"Anak ayah udah gede." ujar Adrian dan Nina hanya tersenyum mendengarnya.

"Selamat ulang tahun sayang." lanjut ayahnya lagi. Dan mendengar ucapan selamat ulang tahun dari ayahnya air mata Nina tak terbendung dan kembali menetes. Adrian yang mengerti langsung menarik Nina ke pelukannya, dan Nina pun menangis dipelukan Ayahnya.

"Nina kangen Bunda." ucap Nina disela tangisnya

🌼



Kak JefferyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang