01. Namanya Jean

87 5 18
                                    

    DISINI, Jean hanyalah seorang bocah SMA kelas sebelas yang baru saja berusia enam belas tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    DISINI, Jean hanyalah seorang bocah SMA kelas sebelas yang baru saja berusia enam belas tahun. Tapi untuk anak seumuran nya, Jean termasuk tinggi banget, tidak jarang dia disebut 'bongsor'. Pasalnya, tinggi badan anak itu mencapai lebih dari seratus delapan puluh sentimeter-an.

Mungkin ini akibat dirinya terlalu banyak nyemilin susu hilo abangnya diam-diam sewaktu kecil bersama Sagara. Kalau kata Saga sih itu karma, terus karma nya terbagi dua dengan dia. Karena, Saga juga memiliki tinggi badan yang tinggi banget, bahkan lebih dari Jean.

Lalu seperti sudah menjadi kebiasaan, setiap berada di sekolah, Jean akan menyendiri di suatu tempat — lebih tepat nya sih tidur. Di mana pun, entah di perpustakaan, kelas, pokoknya di manapun yang ada kursi nya. Dan yang penting gak berisik.

Hal itu biasa menjelang jam istirahat atau saat jam kosong, Jean jarang sekali pergi ke kantin, dia hanya akan menitip makanan pada Saga. Malas berdesak-desakan, malas mengantri, dan malas berada di keramaian. Apalagi pas jam istirahat pertama, wah, kantin serasa film zombie saking banyak nya orang.

"Nih pesenan." Saga tiba-tiba datang, sambil membawa batagor di tangan nya. Namun Jean bergeming, masih asyik menelungkupkan wajahnya di meja.

"Bangun, Je, oy! Makan noh, keburu masuk nanti." Dia duduk di samping Jean, menarik paksa earphone yang menempel di telinga teman —yang padahal sepupunya— itu.

Laki-laki yang tengah tertidur itu merasa terganggu, membuka mata nya yang semula terpejam, sesaat dia mengucek-ucek mata agar nyawanya terkumpul seutuhnya. Tidak tertinggal di mimpi.

Saga memberikan makanan tersebut pada Jean, yang di terima dengan senang hati oleh cowok itu. "Makasih," ucap nya.

"Yoi, BTW kantin rame banget anjrit, sampe desek-desekan," ujar Saga membuka percakapan.

"Biasanya juga gitu kan," jawab Jean, tetapi dia tidak memandang Saga saat diajak bicara. Dia fokus makan, perutnya lapar.

"Iya, tapi hari ini tuh lebih rame lagi, kek... buset dah! Ruameee banget sampe mo gumoh gue." Saga bercerita dengan menggebu-gebu.

"Untung gue gak ada di sana." Membayangkan nya saja Jean sudah pusing apalagi ada di sana. Pingsan kali dia.

Sagara menggeplak bahu Jean, "Yeu, jajan aja lo masih nitip ke gue! Mana mau lo desek-desekan di kantin."

Jean terkekeh. "Mang napa si itu kantin bisa rame banget?"

"NAH INI! Ini tuh berita panas, hot news! Mau tau ga?"

"Mau," jawab Jean seadanya.

Saga berdiri, lalu....

Brak!

Tiba-tiba dia menggebrak meja, membuat makanan mereka hampir saja jatuh. Jean mengumpat diam diam. "BU LANI SAMA MANG PETRA COLAB! SEBLAK PLUS BAKSO CUMA SEPULUH REBU AJA!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagination [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang