Prolog

35 4 0
                                    

"Heuning-ah, mari kita putus!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heuning-ah, mari kita putus!"

Dia menggeleng. "Aku tidak mau!" Dengan cepat ia memelukku. "Aku tidak mau! Aku yakin kita masih bisa bersama. Kenapa tidak coba membicarakannya secara baik-baik?" ungkapnya masih terus memelukku.

"Kenapa kau tidak menjawab?" tanyanya sedikit membentak. "Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?"

"Wae Minseo-ya? Wae?" Kini ia sedikit terisak.

Aku tersentak ketika ia memelukku semakin erat. Rasanya aku akan kehabisan nafas.

"Cut!"

Dengan cepat aku melepaskan pelukan itu. Aku tertawa hambar. "Kau berniat untuk membunuhku?"

Dia memegang lenganku seperti anak kecil. "Maafkan aku. Tadi aku terlalu menghayati adegannya."

Tentu saja dia sangat menghayatinya. Bahkan isakan tangisnya belum berhenti. Aku penasaran, ketika disuruh menangis, apa yang ia pikirkan sampai bisa sangat natural. Kurasa karena pikiran bahwa semua bonekanya tidak sengaja terbuang.

Oke, itu memang tidak masuk akal. Semua bonekanya Heuningkai rawat dengan sangat baik. Lumayan mustahil kalau itu yang membuat aktingnya sangat natural.

Kini aku tersenyum gemas melihat Heuningkai. Dasar anak itu, membuatku tidak bisa marah saja. Tapi aku berani bertaruh, tidak ada yang bisa mengabaikannya dalam waktu yang lama. Dan lihatlah matanya yang berbinar-binar itu. Lucu sekali.

Aku menepuk-nepuk pundaknya. "Tak apa. Penampilanmu sangat luar biasa."

"Minseo-ya, Huening-ah! Great job!" Pak Han berjalan ke arah kami sambil mengacungkan dua jempolnya.

Kami tersenyum menanggapinya.

"Baiklah, video ini akan di posting di situs sekolah. Terimakasih atas kerja samanya." Pak Han berlalu pergi.

Kini aku beralih menatap Heuningkai di sebelahku. Wah, sisi side profile nya sangat menakjubkan. Aku menggelengkan kepalaku untuk mengembalikan kesadaranku. "Heuning-ah, mau makan tteokbeokki bersama?"

Heuningkah menoleh dan tersenyum. "Jika sunbae yang membayarnya aku tidak akan menolak."

Aku memutar bola mataku malas. Dasar anak yang mau gratisan. "Baiklah. Ayo! Sekarang pukul lima lewat lima puluh tiga. Ayo kita makan, supaya aku tidak perlu makan malam lagi."

Heuningkai mengangguk setuju. "Tetapi itu hanya berlaku untuk sunbae saja. Sedangkan nanti malam aku akan tetap makan banyak camilan."









Haiiii, makasih buat yang udah baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii, makasih buat yang udah baca. Ini ff pertamaku, ya maap kalau banyak yang salah. Jangan lupa klik vote dan comment kalau suka cerita ini. TERIMAKASIH.

Undercover 5:53Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang