8

64 22 4
                                    

"Kenapa masih bertahan?" suatu waktu, Chungha berguling di balik selimut milik Taeyong. Ia memainkan rambut lelaki itu, tak memedulikan Taeyong yang menatap pada matanya. "Aku mungkin... tidak akan bisa menatapmu seperti yang kau inginkan, Taeyong."

"Tidak apa-apa." Chungha merasakan jemari-jemari itu di wajahnya, belah pipinya. "Setidaknya, kita masih saling membutuhkan."

"Hm?"

"Aku sayang kau. Kau butuh aku," kata Taeyong cepat. "Tidak apa-apa. Itu cukup."

Chungha memandang Taeyong, lama. Mencari-cari kelap-kelip percikan yang mampu membuat hatinya berdebar. Mencari-cari di mana letak kesalahan sebab ia benar-benar, sangat benar-benar, tidak mampu merasakan apapun di samping lelaki itu. Sama sekali.

Chungha mengecup pipi Taeyong sekali. Lagi-lagi, tetap tak merasakan apa-apa. "Bilang, ya, kalau kau sudah mulai lelah."

Taeyong tersenyum miring. Mengafirmasi ujar Chungha dalam satu kecup di sudut bibir.

"Tentu."

Sebab ia mencintai langit kelam
Alih-alih langit biru yang menjanjikan dekap-dekap masa depan
Karena dalam malam
Ia dapat menangkap
Cantiknya kelip bintang

****

[4 Februari 2021]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[4 Februari 2021]

𝗲𝘃𝗲𝗿𝘆 𝗰𝗹𝗼𝘂𝗱 𝗵𝗮𝘀 𝗮 𝘀𝗶𝗹𝘃𝗲𝗿 𝗹𝗶𝗻𝗶𝗻𝗴 • johnny x chunghaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang