Langit menjelang siang tak pernah terlihat seindah ini ketika Johnny merasakan turbulensi halus saat pesawat yang menerbangkannya take off beberapa menit lalu. Ia melihat lambaian orang-orang di bawah sana padanya semakin mengecil; Tuan Lee, Taeyong, Jaehyun, dan teman-temannya yang tak banyak. Johnny pernah berpikir untuk tidak kembali, mungkin, kembalipun tidak apa-apa. Johnny akan merindukan mereka. Johnny seharusnya masih berpartisipasi dalam kehidupan mereka.
"A penny for your thoughts?"
Johnny menoleh ketika mendengar seseorang di sampingnya mengujar. Chungha dengan senyum merekah dan kacamata baca yang kini jarang dilepas. Di dekapannya, sudah ada satu buku tebal, teman perjalanannya yang seketika membuat Johnny iri. Namun kemudian ia hanya tertawa, diam-diam merasakan bahwa iri bukanlah kata yang tepat. Ia sentuh jari-jemari Chungha, menggenggamnya erat dan memainkannya beberapa saat.
"Aku bahagia," ujar Johnny, pelan.
Chungha hanya memutar netra, memutuskan kembali memusatkan atensi pada buku di tangannya. Johnny tertawa lagi, mencuri satu kecupan di bibir Chungha yang mengurva ke bawah.
"Ingat malam prom waktu itu?" Johnny mengucap, menerawang tautan tangan mereka. "Aku punya tiga hal yang ingin dilakukan malam itu."
Chungha melirik main-main. "Hm-hm?"
"Aku ingin menyatakan perasaanku," kata Johnny pelan, sebelum melanjutkan. "Aku ingin menciummu." Chungha tertawa di bagian ini. "Dan aku ingin berdansa denganmu."
Pada akhirnya, Chungha menutup bukunya. Ia menatap Johnny dan menepuk pipinya, mencondongkan tubuh dan mencium lama bibir Johnny.
"Poin satu dan dua sudah kulakukan semalaman ini." Johnny berujar di tengah ciuman mereka. "Dan kau masih harus mengabulkan poin terakhir."
Chungha menggigit bibir Johnny main-main dan tertawa. Ciuman itu terlepas, Johnny berstagnansi menatap Chungha yang dilatarbelakangi jendela pesawat. Figurnya yang tersenyum lebar, belah-belah pipinya yang merona dan rambut coklatnya yang dihias bias-bias cahaya. Johnny benar-benar mabuk.
"Kita punya banyak waktu untuk berdansa setelah sampai," kata Chungha berbisik, sebelum kembali menarik wajah Johnny dan mengecup bibirnya lagi hingga Johnny memutuskan, ia tak pernah merasa sebahagia ini dalam hampir duapuluh tujuh tahun hidupnya.
Sebab pada akhirnya, pikir Johnny, hati tak akan pernah salah memilih tempat untuk kembali.
FIN.
happy birthday for both of you, the 9th feb twins!( >ω<)♡(>ω< ✿)
gonna bring these pictures coz omg, she's have a good chemistry with him!!ʕ→ᴥ← ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗲𝘃𝗲𝗿𝘆 𝗰𝗹𝗼𝘂𝗱 𝗵𝗮𝘀 𝗮 𝘀𝗶𝗹𝘃𝗲𝗿 𝗹𝗶𝗻𝗶𝗻𝗴 • johnny x chungha
Fanfichati tak akan pernah salah memilih tempat untuk kembali.