awal

102 12 0
                                    

"bundaa celana kotor ayah kenapa di kasur aa'?"

"Bundaaa dasi ayah kemana ya?"

"Bun-"

"Apa bang?" Tatap bunda jengah dari bawah ketika anak sulung nya itu hendak ingin berteriak seperti yang lainnya.

"Hehe, kaos kaki Abang Bun," helaan nafas dari taeyong membuat Mark sedikit tak enak hati, pasalnya dia tau betapa ribet dan kalang kabut ya taeyong ketika hari sekolah adik-adiknya itu tiba. Belum lagi harus mengurus sang kepala keluarga yang tiba-tiba saja berubah menjadi bayi besar yang harus taeyong kasih perhatian lebih.

Langkah kaki taeyong mendarat di depan kamar berpintu jati itu membuat Mark dengan segera mempersilahkan taeyong masuk.

"Emang Abang semalam naruhnya dimana? Bunda cuma ngelipet yang kemarin Abang sempet beli aja," selidik taeyong kepada Mark sambil tangannya terus mengubrak abrik lemari kayu itu.

Sedangkan Mark hanya diam duduk di kasur sambil menggaruk belakang kepalanya mencoba mengingat kembali kejadian dimana dia saat itu pulang kehujanan sehabis menjemput anak dari teman sang bunda.

Belum sempat membereskan masalah dengan Mark, anak wedok taeyong yang kini menjabat jadi ketua himpunan dikampusnya tengah mendobrak-dobrak pintu Mark dengan keras. Ingatkan nanti jika Mark akan menggetok kepala adiknya itu.

"Apa sih mbak?" Kesal Mark, belum tau aja Karina jika didalam ada taeyong.

"Bang bang, bunda mana? Bunda mana?," Tak sabaran Karina membuat Mark mengernyit bingung, "didalem, lagi nyari kaos kaki Abang, kenapa?" Todong dagu mark membuat Karina menatap sinis kakak didepannya ini.

"BUNDAA BUNDAA," teriak Karina yang dengan reflek tangan Mark memukul mulut adiknya itu.

"Yang sopan! Masuk sana," kata Mark yang dibalas cengiran Karina.

Derap langkah kamar Mark membuat bunda menoleh dan mendapati anak wedok nya berjalan dengan senyum sumringah. "Ada apa mbak?" Heran bunda, tak biasanya anak rajin seperti Karina jam segini belum juga berangkat ngampus.

"Mau pinjem skuter sehatnya bunda," bunda syok sendiri, pasalnya anak nya yang ini kalau disuruh buat olahraga itu males banget, ini malah mau pinjem skuter nya bunda, mananual lagi makainya.

"Tumben?"

"Mau jalan bareng sama winter, hehe" kekeh Karina yang langsung digeplak belakang kepalanya oleh Mark, "Abang," tegur bunda yang membuat Mark kaget dan memohon kepada taeyong dengan suer ditangannya.

"Gila Lo bang," marah Karina yang berujung pertengkaran dihadapan sang bunda membuat taeyong hanya menggelengkan kepala di buatnya.

"Yaudah boleh mbak, ambil digarasi ya. Dan Abang kaos kakinya pakai yang baru dulu, bunda mau bikinin ayah kopi," lenggang bunda dari kamar Mark menuju ke dapur untuk melayani jaehyun.

Saat Taeyong turun, pertama kali yang dia lihat adalah wajah ngantuk dari sungchan dan kegiatan Jeno yang sedang fokus terhadap suatu tugas. Tak heran jika Jeno selalu saja mendapat peringkat rendah membuat Taeyong bersyukur kalau anaknya itu tetap mementingkan tugas walau malamnya Jeno ering sekali memaksa untuk menemani taeyong yang bekerja di cafe homemade milik orang tau jaehyun.

"Ayah kemana a'?" Tanya Taeyong menyadari bahwa suaminya itu tidak berada disana berkumpul dengan kedua anaknya.

"Tadi aa' lewat kamar nda, ayah lagi ngobrak abrik lemari bunda yang bawah."

Penjelasan dari Jeno membuat Taeyong sedikit terkejut dan bergegas menuju kamar utama yang menampakkan suaminya itu yang tengah mencoba memungut sesuatu dari bawah sana.

"Ayah," panggil Taeyong membuat jaehyun segera membalikkan badan dan menemukan istrinya itu dengan tangan kacak dipinggang.

"Jangan marah dulu Bun, ayah lagi nyari dasi ini" bela jaehyun sebelum Taeyong yang hendak mengeluarkan amarahnya.

"Yah" tak ada sahutan.

"Ayah" tetap tidak, dan jaehyun tetap fokus kepada kegiatannya mencari dasinya, pikirnya dia akan bisa mengurangi pekerjaan Taeyong.

"AYAHHH GA DENGER BUNDA?" Teriak Taeyong membuat Mark dan Karina yang memang kebetulan lewat sana mengernyit dan segera mengintip dimana sumber suara itu ada.

Segera jaehyun membalik dan berdiri dihadapannya istrinya dengan perasaan takut, "maaf bun, ayah kan lagi meringankan pekerjaan bunda."

Taeyong menghela napas menatap kebodohan seorang CEO perusahaan game terbesar di Korea yang mungkin saja dia lupa menaruh dasinya sekarang.

Tangan Taeyong kini berusaha untuk menggapai kepala atas jaehyun membuat laki-laki itu reflek agak mengangkat pinggang Taeyong agar mempermudahkan kegiatan sang istri.

Tuk

Jitak Taeyong yang secara tiba-tiba membuat jaehyun reflek melepaskan pegangannya yang membuat taeyong hampir saja dibuat jatuh olehnya.

"ini siapa yang nyuruh ayah ngiket dasi dikepala? Udah tau tua, masihh aja bertingkah," omel Taeyong yang membuat tawa Karina dan Mark pecah melihat kelakuan konyol ayahnya itu.

Heran saja Taeyong,
Mengapa dia dulu bisa naksir berat dengan kapten basketnya sekolah dulu, yang kini malah jadi kepala keluarga yang super kepedean.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NabatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang