PROLOG
°^°
Berjalan menyusuri Ruang Sunyi yang dimaksud Syilla membuat Nata tidak bisa menghentikan degup jantungnya.
Semakin lama ia menyusuri jalanan itu semakin sering Nata menjatuhkan air matanya, begitupun dengan Syilla.
Sorot mata Nata tertuju kepada gadis mungil yang ada didepannya, sungguh kuat sekali anak gadis itu. Yang menutupi semua rasa sakitnya dan memilih untuk bungkam.
"Na, kalau kamu punya semesta yang kamu banggakan aku juga punya Ruang Sunyi yang selalu aku idam-idamkan ingin berada disini!"
"Kok kamu gitu?"
"Suatu saat nanti, kamu sama aku bakalan berada disini juga kan?"
Nata meneguk ludahnya sendiri, mendengar Syilla berbicara seperti itu. Rasanya Syilla memang orang yang benar-benar kesepian dimata Nata.
"Syill, coba liat aku bentar deh!"
"Kenapa?"
"Mulai sekarang jangan sedih lagi ya, kan udah ada aku." Sambil mengusap-usap pipi Syilla dengan lembut.
"Apasih Na, lepasin ah gak sopan diliatin orang banyak gini hihi."
Nata hanya tersenyum lega mendengar tawa dari gadis cantik itu.
°°°
Ting Tingi, Ting(//)
Terdengar suara bel istirahat Sekolah Taruna Gemilang, Sekolah Swasta yang banyak diminati anak-anak dari kalangan orang atas. Murid-murid berlarian kesana kemari sambil bercanda ria, menuju ke arah kantin yang tengah dipenuhi antrian panjang dari murid yang sedang kelaparan.
Tetapi ada satu anak perempuan sedari tadi masih asik dengan buku novelnya didalam kelas, dia adalah Aisyilla Sabila sebut saja Syilla, gadis cantik bermata belok yang berhati dingin dan keras kepala seperti batu.
"Syilla udahan ah baca novelnya lo gak laper?" Sambil menepuk bahunya.
Syilla pun terkejut dengan kehadiran sahabatnya itu, dia Aya sahabat Syilla dari kecil sampai duduk dibangku SMA kelas 2. Btw Syilla selama ini hanya berteman dengan Aya, karena Syilla tidak pandai bergaul dengan orang lain selain Aya.
"Aya bisa gak sih lo gak usah ngagetin, gak laper puas?'' Jawabnya dingin.
"Ihh Syilla tadi dikantin ada menu baru mbok inem lo bakso ikan yang pedas bangetttt, emm sumpah en—"
"Bisa diem gak sih lu, gak liat gue baca novel ha?"
Aya duduk termenung dengan sedikit kesal, memang Syilla sedingin dan sekeras kepala itu kalau dia bilang tidak ya pokoknya tidak gak bisa diganggu gugat. Sebenarnya Aya pun sudah terbiasa dengan sikap dingin Syilla tapi tetap saja itu sangat menjengkelkan baginya.
"Kenapa lagi sih, marahan lagi nih pasti," Tanya seorang pria bertubuh jakung.
Aya mendengus kesal tidak menghiraukan pertanyaan dari sang doi. Dia Gilang pacar Aya sejak SMP, Gilang juga sangat hafal dengan bagaimana sifat Syilla dan bagaimana persahabatan antara mereka berdua itu.
"Udahlah gak usah bete kayak gitu, mungkin Syilla juga mau sendiri dulu kan, ayo ke kantin."
"Beliin bakso ikan mbok inem tapi, beli yang pedes gamau tau."
"Iya,iya mau beli Mbok Inem nya juga gak?"
Candaan dari Gilang itu pun membuat hati Aya luluh dan mengembangkan senyum dipipinya, memang Aya sangat cerewet bertolak belakang dengan sifat dari Syilla tapi entah mengapa mereka bisa bersama dan menjadi sahabat sejati sampai sekarang, aneh tapi itulah kenyataannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Sunyi 1'6 [REVISI]
Teen FictionDia Aisyilla Sabilla, gadis cantik yang mempunyai sifat dingin nan cuek, hidup dengan penuh kesunyian tanpa adanya kasih sayang.Tapi Tuhan mempertemukannya dengan dua pria tampan sekaligus yang begitu mencintainya. Akankah salah satu diantara merek...