Who?

5.3K 456 20
                                    

Warning✖️typo bertebaran.

Happy reading and enjoy💜

Happy reading and enjoy💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Krek–

Bunyi remasan botol membuat Taehyung bergidik ngeri.

Taehyung tau wanita didepannya ini tengah dilanda amarah, atau cemburu. Entahlah.

"Sampai kapan kau akan terus menyiksa botol-botol itu?"

Lisa mendongak dengan wajah kesalnya, ia segera melempar botol-botol itu dengan kuat. "Dia sama sekali tidak berubah, cih"

Taehyung menaikkan sebelah alisnya. "Maksudmu, Jungkook? Kau cemburu?"

Lisa menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak. Hanya saja kenapa dia terus mengirimkan perhatian padaku padahal dia sudah mempunyai kekasih. Dia terus saja mengirimkan pesan padaku, dia–"

"Tapi kau terus mengabaikannya  kan?" Potong Taehyung cepat, membuat wanita itu terdiam seketika. "apa gara-gara itu?"

Lisa segera menganggukkan kepalanya. "Apa aku terlalu keras padanya? Tapi– dia pantas mendapatkan, kan?"

Taehyung tersenyum tipis, sangat kentara jika Lisa masih sangat mencintai mantan suaminya itu. "Apa kau masih mencintainya?"

Lisa tertegun. Lagi-lagi pertanyaan itu. Bagaimana ia menjawabnya jika dirinya sendiri bahkan tidak tau jawabannya. Segalanya terasa lebih rumit sekarang, jauh lebih rumit dibandingkan saat mereka bercerai dulu.

"Aku tidak tahu" gumamnya lirih.

.
.
.
.

Didalam sebuah ruangan, tampak seorang pria yang terlihat sangat frustasi. Jeon Jungkook, Pria itu terlihat seperti seorang remaja pubertas yang tidak mendapatkan kabar dari kekasihnya.

Jungkook mengacak-acak rambutnya kesal. "Aishh, Lisa pasti berfikir yang tidak-tidak tentangku"

Tiba-tiba seseorang masuk kedalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Sudah kubilang ketuk pintu dul––"

"Maaf" ucap pria itu sembari mengangkat kedua tangannya.

"Taehyung?" Ucap Jungkook sembari melihat kearah luar pintu. Mencari seseorang, mungkin.

"Aku datang sendiri" ucap Taehyung, berjalan, duduk di sofa ruangan Jungkook.

"Ada apa? Apa kau perlu sesuatu?"

"Bagaimana jika makan siang bersama?"

.
.
.
.

Taehyung melirik sebuah ponsel yang sedang menyala diatas meja. Jungkook yang baru datang setelah memesan makanan refleks segera mengambilnya dengan cepat.

"Aku hanya ingin mengatakan kalau kemarin kalian salah paham. Hanya itu, aku tidak ada maksud apapun"

"Kenapa kau menjelaskannya? Bukankah hal itu sudah tidak ada sangkut pautnya lagi dengan Lisa?"

Jungkook menunduk. Yang dikatakan Taehyung memang benar. Tapi entah kenapa ia ingin menjelaskannya. Seperti ada sesuatu yang mendorongnya melakukannya.

"Kau terus mendekatinya walaupun kalian sudah bercerai" ucap Taehyung dengan santai.

"Ya, kau benar. Aku yang salah disini..." ucap Jungkook kembali mendongak "Tapi kau tenang saja, dia tidak pernah meresponnya"

Taehyung menatap lurus kedepan. "Kau masih mencintainya?" Tanyanya tho the point.

"Kurasa iya...."

Jungkook tersenyum kecut. "Tadinya kupikir aku bisa melupakannya dengan mudah lalu menjalankan hari-hariku seperti biasa. Tapi, itu semua tidak sama lagi. Semuanya hilang dalam sekejap, karena kesalahan bodohku. Aku ingin Lisa kembali lagi kesisiku, tapi rasanya sangat mustahil"

Jungkook menepuk pundah Taehyung pelan. "Lagi pula dia sudah mendapatkan penggantiku, kau. Setidaknya aku bisa merasa tenang, sekarang ada kau disisinya yang bisa menjaganya"

"Jadi selama ini kau berusaha melupakan Lisa dengan mencoba berkencan dengan orang lain?"

"Oh astaga, sudah kuduga kalian salah paham. Dia bukan kekasihku. Eunha adalah kekasih Mingyu, temanku. Kemarin dia meminta saran dariku karena mereka akan segera menikah" jelas Jungkook cepat.

"Kenapa kau tidak berkencan?. Kau kaya raya dan tampan, semua wanita pasti siap mengantri untukmu. Menurutku status duda tidak akan berpengaruh pada mereka. Jadi, apasalahnya?"

Jungkook mendelikkan matanya kesal. "Entah itu sebuah pujian atau ejekan. Tapi, terimakasih"

Taehyung tertawa renyah. "Jadi?"

"Aku tidak akan melakukannya. Melihat Lisa dan Yoora bahagia itu sudah cukup bagiku. Aku tidak yakin dapat membuka hatiku untuk orang lain. Mungkin aku akan hidup sendirian dan menjadi pria lajang abadi, aku tidak peduli"

Taehyung terdiam. Bagaimana bisa ada laki-laki seperti Jungkook. Ya, mungkin Jungkook sudah melakukan kesalahan yang cukup besar dimasa lalu. Tapi, ia bisa melihat keputusasaan di kedua mata pria itu.

"Apakah aku banyak bicara?" Tanya Jungkook seraya terkekeh ringan.

"Hubunganku dan Lisa sudah berakhir"

Uhuk!

Jungkook tersedak minuman yang ia pesan tadi. "Putus? Apa karena aku yang terus mengejar-ngejar, Lisa?. Oh shit, apa yang kau lakukan jeon Jungkook!" umpat Jungkook dalam hati.

"Kenapa? Apa kau berselingkuh?" Tanya Jungkook memicingkan matanya tajam.

Taehyung tak bergeming. Ia tetap diam, menatap lurus kedepan.

"Apakah kau marah padanya karena  pesan-pesan yang kukirimkan?" Tanya Jungkook tak enak.

"Lebih tepatnya perhatian yang kau berikan padanya"

Jungkook mengusap wajahnya kasar. "Baiklah maafkan aku. Sekarang kau tenang saja, aku–"

"Bukan karena itu, tapi karena Lisa mencintai pria lain"

Tubuh Jungkook menegang. "Siapa lagi sekarang?, Lisa benar-benar menyiksaku. Wanita itu tidak tau bagaimana sulitnya aku ketika harus merelakannya untuk Taehyung. Tuhan, apakah ini karma untukku?"








TBC.......

Hmm, jadi gmna?

Taelice?

Or

Liskook?

Oh ya, Anna cuma mau kasih tau kalo cerita ini tinggal satu chapter lagi menuju End😗.

Klo suka jangan lupa kasih Vote sama Komennya ya. Bye-bye, sampai jumpa di chapter depan❤️.

Bonus.

Dahlah🙂💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahlah🙂💜

Faithfull Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang