Suara sirene mobil polisi berkumandang, saling bersahut-sahutan di tengah hujan yang melanda kota Seoul di sore hari.
Awan gelap menghiasi langit sore menggantikan sinar Sang Surya, langit pun tampak menunjukkan dukanya atas kasus menggegerkan yang terjadi hari ini.
Chanyeol keluar dari dalam mobil polisi tanpa payung, tubuhnya pun basah dalam sekejap, menghampiri TKP yang telah dipasangi tenda dan garis polisi dengan sedikit berlari.
"Detektif, Anda datang tepat waktu," tukas seorang polisi yang bertugas mengamankan TKP beserta barang bukti.
"Apa ada saksi sejauh ini?" Tanya Chanyeol seraya berjongkok melihat tubuh korban yang mati tertelungkup di sebuah kardus dalam keadaan tak berbusana.
"Tidak ada, Detektif. Kami hanya mendapat panggilan darurat dari sepasang pengunjung di Yongma Land. Kami sudah menginterogasi mereka dan tidak ada sangkut-pautnya dengan korban.
"Bocah yang malang," gumam Chanyeol. Ia tatap dengan penuh iba mayat bocah yang berusia sekitar 4-5 tahun tersebut.
"M-maaf aku terambat! Hujan mengguyur dengan sangat deras." Taeyong, ahli forensik kepolisian datang dengan tergesa-gesa sambil membawa kotak berisi alat dan bahan untuk kepentingan investigasi.
Tanpa membuang waktu lagi, ia segera mengambil sarung tangan karet di dalam kotak yang ia bawa dan mulai mengidentifikasi penyebab kematian secara cepat.
Beberapa foto pun ia ambil untung kepentingan hasil autopsi nanti. "Bagaimana Taeyong-ah? Dari yang pengamatanku, sepertinya korban tidak dibunuh di tempat. Melainkan, di bawa ke tempat ini setelah meninggal.
"Rambut-rambutnya seperti baru saja di cukur dengan tergesa-gesa, badannya pun sangat kurus, bisa jadi korban meninggal karena kelaparan dan dehidrasi."
Taeyong menelusuri sekujur tubuh korban yang diperkirakan masih berusia belia tersebut. "Kemungkinan usianya antara 4-6 tahun. Dari beberapa bekas luka yang membekas di tubuhnya, sepertinya korban mendapat kekerasan fisik dari orang dewasa."
Chanyeol segera keluar dari tenda yang telah disiapkan oleh polisi, tampak hujan deras telah berganti dengan rintik-rintik gerimis kecil.
Matanya memicing, menatap ke daerah wahana bermain terbengkalai, Yongma Land. Daerah ini begitu sepi dan hanya sedikit yang mau berkunjung. Namun, kerap pula dijadikan tempat untuk kepentingan perfilman dan hiburan Korea Selatan.
Daerah di belakang Yongma Land hanyalah kawasan perbukitan tandus yang tertanami oleh semak-semak dan pepohonan yang telah mati, kering hanya menyiasakan dahan dan ranting.
'Pembunuh kemungkinan berjumlah lebih dari satu, dan pastinya memiliki tubuh yang kuat. Membuang jasad di daerah menanjak nan sepi dan juga kawasan perbukitan. Kemungkinan besar pelaku pasti seorang laki-laki,' batin Chanyeol.
"Apa ada benda lain yang bisa di ambil sebagai barang bukti? Mana anjing pelacak kita? Bukanlah aku sudah menyuruh kalian membawa anjing-anjing pelacak?" Tanya Chanyeol pada salah satu polisi.
"Maaf Detektif, sepertinya sempat terjadi miskomunikasi tadi. Regu tim anjing pelacak akan segera kami turunkan," tanggap polisi tersebut.
"Untuk sementara ini, hanya sebuah kotak kardus dan kain selimut tipis yang dapat kami temukan, itupun berada di dalam kotak itu sendiri." Polisi tersebut menambahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dumb Genius
FanfictionSuspicious, scandalous, curious, & furious, you're way beyond all of that, Oh Sehun. -Park Chanyeol- I don't believe myself when I say it, so don't believe me, Detective Park. -Oh Sehun- Inspired by some detectives movies Story cover by : @wuchi_