Bagian 3

547 62 8
                                    


.
.
.

Langkahnya dengan pelan menuju tempat perpustakaan sekolah diwaktu saat istirahat.
Raut bahagia jelas terpancar di wajah rupawannya.

Hampir beberapa menit mencari akhirnya Matanya berhasil menemukan seseorang yang ia cari sedari tadi, tidak heran saat teman teman yang lainnya di kantin dan ia tidak menemukan seseorang yang ia cari di bundaran teman temannya itu dan ternyata benar dia sedang bersembunyi didalam perpustakaan.

Tuk

Jimin terkejut saat melihat benda yang berupa cokelat yang tiba tiba muncul dihadapannya.jimin mengerutkan dahinya bingung.
Ia pun langsung mendongak melihat siapa gerangan yang tiba tiba itu.

"Jungkook-ah. Wae?" tanya jimin kaget ternyata jungkook yang menyerahkan cokelat padanya.

Jungkook hanya balas tersenyum dan langsung duduk dihadapan jimin dengan senyum yang tidak pudar di wajah rupawannya.

Jimin bertambah bingung kenapa dengan laki laki yang menyandang ia sukai itu bertingkah berbeda sekarang, biasanya ia akan berhasil membuatnya darah tinggi.

"Apa sekarang ini kau ingin menembakku?" gurau jimin dengan tampang menggoda, walaupun hatinya bergetar saat mengatakan itu.

Jungkook memutar bola matanya jengah.
"Itu, adalah hadiah sebagai ucapan terimakasih ku padamu" ungkap jungkook dengan suara lembut.

"Terimakasih?" ucap jimin bingung . sedikit kecewa karena pikirannya sudah melenceng ke arah sana, walaupun ia tahu jungkook tidak akan mempunyai perasaan apapun padanya.

"Yah, terimakasih karena kau sudah berusaha menyatukan aku dengan wanita pujaan ku, jimin-ah" ungkap jungkook dengan senang.

"Hm..maksudmu Jieun Unnie?" hati jimin bagaikan tertimpah beban yang sangat berat menghimpit seluruh hatinya.

"Ne." angguk jungkook.

"Bagaimana hubungan kalian sekarang?" tanya jimin dengan suara sendu.

"Tebak! Apa yang dilakukan oleh namja dan yeoja saat akan bertemuan nanti.?" ucap jungkook dengan gembira dan semangat.

Jimin berpikir sebentar hanya untuk mempersiapkan perasaannya. Ia tidak bodoh, ia mengerti apa yang akan dilakukan seorang namja dan yeoja saat akan menghabiskan waktu luang bersama, saat salah satu diantara mereka ada yang menyukai.

"Kalian berkencan?" jimin bergumam dengan suara parau.matanya tidak lepas dari arah pandangan mata jungkook.

Jungkook mengangguk cepat. Senyum gigi kelincinya muncul dan itu sangat Menggemaskan tapi tidak bagi jimin sekarang, menurut jimin itu senyum yang sangat menyakitkan baginya.

"Kami belum tahap berpacaran, tapi kami hanya bertemu , setelah itu aku akan mengajaknya berkencan dan menyatakan semua perasaanku padanya" ucap jungkook dengan melipat kedua tangannya diatas meja bertumpu dikedua lengannya seraya memandang jimin dengan lembut.

Jimin terdiam matanya tidak lepas dari kedua mata jungkook.
'Kumohon tuhan jangan biarkan jungkook melihatku begitu, aku tidak sanggup, aku tidak sanggup melihat senyum bahagia jungkook yang bukan tertuju untukku.' jerit jimin dalam hati.

"jimin-ah waeyo?" tanya jungkook bingung karena seketika melihat raut wajah jimin yang berubah.

"Ah. Anni, gwanchana." sergah jimin seraya memutuskan kontak mata keduanya untuk menghindari kontak mata jungkook.

Jungkook dibuat heran saat melihat tingkah aneh jimin sekarang. Seperti ada pancaran kesedihan di antara kedua mata indah jimin. Tapi Kenapa?

"Jungkook-ah sepertinya bel akan berbunyi sebentar lagi aku pamit dulu yha." ucap jimin seraya membereskan tumpukan bukunya yang berserakah diatas meja perpustakaan itu.

Do Not Forget Me (Kookmin GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang