9

132 5 0
                                    


"Institusi Vokasi"

"Gue yakin bangget institusi ini bisa jadi pilihan kedua kita buat masuk ke ranah kesehatan" kata Haechan sambil menunjukan  website salah satu  Institusi vokasi kesehatan negeri yang sedang membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur uji tulis. 

" Tapi chan, itu tanggal 15 banget? Seminggu lagi lho tes nya." 

"Yaaa gapapa,kan bisa belajar bareng "

"Yakin? itu Politeknik lho , bukan Universitas ?" Gue mencoba menanyakan kembali keyakinan Heachan.Pasalnya cowo di depan gue ini adalah cowo paling gengsi sedunia,apalagi masalah akademis. 

"Ya,gapapa kan institusi negeri juga, terus gue lebih liat jurusannya sih"

Gue tersenyum tipis , dan menatapnya ragu.

"Gue gamau kita nyesel karena ga nyoba dza"

**** 

Setelah gue dan Haechan memutuskan untuk mengikuti ujian tulis di institusi vokasi tersebut, kami semakin gencar gencarnya belajar bersama.Dan perjuangan yang kami lakukan selama semingu setelah hari itu tidak sia sia.Karena kami  berhasil lolos ke Tahap 2.

Iya,sebelumnya kami tidak mengetahui tentang sistem penyeleksian di institusi ini yang ternyata memiliki beberapa tahap penyeleksian.Rangkaiannya yaitu Tahap 1 berupa Tes tulis, Tahap 2 berupa tes kesehatan, Tes Psikologi di tahap 3 dan Tes Finalisasi berupa wawancara untuk beberapa jurusan di tahap terakhir.Kebetulan kami mengambil Jurusan dan Program studi yang sama dan bukan salah satu jurusan yang mempunyai tahap wawancara.

Cukup banyak waktu dan tenaga yang kami korbankan .Hampir semua tahap kami tempuh bersama.Gue semakin terbiasa dengan kehadiran  Haechan disisi gue.Memang betul, rasanya sangat seru ketika kami memiliki teman yang satu cita dan tujuan .Bisa terbiasa saling support dan membantu satu sama lain tentunya.Pada saat tes kesehatan pun kami sering jogging bersama di pagi dan sore hari,  tak lupa latihan fisik dan saling mengingatkan untuk tidak begadang dan makan sembarangan.Dan terbukti kami lolos kembali,sampai pada hari ini tahap terakhir  tes Psikologi.Kami sudah mengantri pagi pagi buta di lobby  karena mengambil jadwal tes pukul 07.00. 

"Dza, untuk tes kali ini gue beneran khawatir lo ga lolos deh"

"Lho? kenapa? pas belajar kemaren gue keliatan banget ya begonya?" Gue sedikit gelisah dengan perkataan Haechan tersebut, pasalnya, memang waktu kemarin kami belajar gue agak agak mogok di tes koran dan masih perlu latihan tambahan jadi agak kurang percaya diri. 

"Engga, gue gayakin ajasih sama psilkologis lo!" jawabnya random,namun seperti mengurungkan niat untuk memberi penjelasan lebih.

"HAH ? APASIH ?" gue semakin gelisah.

"Yaaa, maksudnya lo kan radaaa....." Haechan berkata sambil meletakan jari telunjuknya di atas dahi miliknya dalam posisi miring.

Gue otomatis memukul lengan nya keras.

"Aww sakitt anjirr"  renggeknya

"Ya elo apasih ah, gue udah deg deg an banget jujur, malah becanda, Gila dasar!"

"hahaha , ya maaf , perlu hiburan tau, abis daritadi muka lo gelisah banget, padahal cuman tes psikologi kan?

"Ya.. iya sih gue takut psikologi gue ga beres, makannya deg deg an. Gue takut banget tes koran chan serius dah"

Haechan memegang pucuk kepala gue dan memejamkan mata

"Yaallah... berikan teman saya kewarasan saat mengisi tes psikologi agar ia lolos" 

"00"Line - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang