BAB 1 - JANJI

20.5K 1.1K 29
                                    

Mati gue! Mati gue!

Aku berlari cepat menuju parkiran mobil di apartemenku. Aku selalu memarkir mobilku di tempat yang sama semenjak aku tinggal disini. Satu, dua, oh! Lima tahun! Herannya, selama lima tahun aku tinggal disini, selarut atau sepagi apapun waktu pulangku, parkiran itu selalu kosong. Mungkin penghuni lainnya sudah hafal kalau lahan itu milikku ya? Bisa jadi kan?

Sembari membenahi rambutku yang belum sempat kucatok, aku menancap gas menuju kantor. Jakarta macet! Selalu begini. Meskipun aku sudah terlambat, masih saja aku kebagian macet. Tak ada yang bisa kulakukan kalau sudah terjebak macet selain ngomel-ngomel dan mencari alasan yang tepat jika... Terlambat! Belum ketemu ide bohongnya, eh yang bakal kutipu sudah menelpon duluan.

"Ha-"

"Ya ampun, Be! Lo dimana? Gimana sih lo? Lo lupa hari ini jadwal ketemu sama orangtua Emir yang ba-"

Aku menjauhkan handphone dari telingaku. Cerocosan Gita di pagi hari selalu bikin kuping gatal emang.

"Pokoknya elo harus cepetan kesini!" ujarnya ketika telingaku dan handphone sudah bertemu lagi.

"Iya, iya, Git. Ya ampun, bawel banget sih lo! Ini juga udah di jalan. Lagian kan ada elo, gak berduaan juga Kayla sama Emir," bantahku.

Hari ini adalah hari yang dijadwalkan untuk kami, Tim Blossom, untuk bertemu dengan klien kami. Bapak Andi dan Ibu Rita adalah orangtua dari Emir yang juga adalah teman semasa kuliahku, Gita, dan Kayla. Mereka adalah pasangan remarried pertama yang kami tangani. Tapi bukan itu yang bikin Gita panik-panik nggak jelas begini. Yang bikin dia panik adalah kalau sampai Kayla dan Emir terjebak dalam satu situasi berduaan saja.

Semasa kuliah dulu, Emir adalah fans berat Kayla. Bukan cuma cinta mati, cinta gila juga! Emang yang melekat dengan Emir pantes dikatain 'gila'. Dia berulang kali menyatakan cinta pada Kayla dan selalu ditolak. Mukanya udah kehilangan rasa malu sepertinya kalau menyangkut usaha mendapatkan Kayla. Tapi gimana Kayla mau terima cinta dia kalau Emir kelihatan selalu dikelilingi cewek-cewek? Ya gimana lagi, ganteng dan kaya sih. Faktor status sosial dan image buaya Emir itulah yang bikin Kayla nggak pernah mempertimbangkannya. Sedangkan Gita juga selalu melindungi Kayla dari jangkauan Emir karena dia nggak suka dengan image Emir.

Akhirnya, aku tiba juga di kantor. Parkiran mobil masih kosong, jadi tamu kami pasti belum datang. Tempat pertama yang kutuju adalah ruangan Gita.

"Hai, Sweety" sapaku sembari memasang senyum lebar.

Muka Gita sudah jelas menampilkan rasa betenya karena aku baru datang.

"Mana Kay?" tanyaku sembari mencolokkan catokan rambut ke listrik. Aku harus melakukannya disini supaya Gita tenang karena aku ada di sekitarnya.

"Lagi teleponan sama suaminya tadi."

Yap. Poor Emir, Kayla sudah menikah dengan Jati. And, they look so sweet.

"Oh."

"Lo beruntung orangtuanya Emir minta mundur waktu meeting-nya. Sejam lagi baru sampai sepertinya," ujar Gita sambil berpindah duduk di sebelahku.

Kalau sudah duduk mepet begini, biasanya Gita sedang ingin mengatakan hal penting.

"Ran bilang lo mau dikenalin sama orangtuanya Gio ya? Bener?"

Tuh kan.

"Iya," jawabku diikuti senyum.

"Untunglah. Gue jadi nggak perlu mikir lo lagi di hubungan happy-happy di usia menjelang senja gini."

LOVE HAPPENS [PINDAH PLATFORM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang