Karena Bola

18 1 0
                                    

Setelah upacara semua murid langsung masuk ke kelas tak terkecuali Nafa dan para sohibnya itu Aris, Angga, Ethan, dan Tera. Dia sedang melaksanakan ulangan sejarah dengan santai dan teliti, walaupun malas belajar Nafa termasuk pintar dalam bidang akademik.

"Haaahh... kelar juga" Ucap Nafa sembari memasukkan bolpoin nya

"Nafaa" Angga mendorong kepala kursi di depannya. Wanita di depannya menoleh dengan malas.

"Apaan?" Nafa menoleh dengan malas

"Nomor lima!!"

"A" Sahutnya malas

"Psstttt Arisss, nomor lima!" Bisik bisik si Angga sembari melirik teman di sebelah kanannya yang lumayan jauh darinya.

Aris dapat mendengarnya. Dia menoleh pada Angga yang mengacungkan satu jarinya "Gue, C"

"Loh loh kok beda" Angga kebingungan dengan jawaban kedua sahabatnya yang berbeda. Dia menoleh pada satu sasaran terakhirnya, Tera.

"Psstttt Terajanaaa" Tera yang merasa dipanggil langsung menoleh dengan cepat "Naon?"

"Nomer lima" Ucap Angga dengan memberi isyarat menggunakan jarinya.

"B" Balas Tera.

"MONYETTT KOK BEDA SEMUAA!!!"

"RAHMAT!! JANGAN BERISIK" Teriak pengawas di depan. Suasana menjadi hening karena mereka tahu jika pengawas itu guru killer.

"RAHMAT BAPAK SAYA BU, NAMA SAYA ANGGA" Balasnya yang membuat tawa satu kelas pecah, keadaan yang tadinya hening menjadi berisik dengan tawa sekarang.

"Diam semuanya, waktu tinggal 15 menit segera selesaikan sebelum waktu habis" Ucap guru pengawas membuat suasana kelas kembali hening

Nafa terkekeh pelan melihat ulah sahabatnya itu. Ia sudah selesai, kini ia hanya menyibukkan diri dengan rubik 2x2 nya.

Bosan bermain rubik, ia menyimpan rubiknya di kolong meja lalu kembali melihat lembar jawabnya dan mengoreksinya lagi dengan teliti.

"BU SI ANGGA NYONTEK SAYA!!"

"ARIS ALARONN KELUAR KAMU"

"MAAP BU KHILAF"

Nafa kembali tertawa melihat kekonyolan sahabatnya, sedang ulangan masih aja ngelawak.

•••

Bel pulang sekolah sudah berbunyi Nafa mengganti baju seragamnya dengan baju bola, dan bersiap untuk berangkat latihan.

"Gue pulang dulu" Pamit Nafa kepada para sahabatnya.

"Oke jangan lupa pulang ke rumah bukan ke rahmatullah" Ucap si Tera

"Lo doain gue mati?" Sungut Nafa pada Tera yang cuma cengengesan dari tadi, "Becanda kali hehehe"

"Hm, duluan" Nafa langsung keluar dari kelas menuju parkiran untuk mengambil motor, dan langsung tancap gas ke tempat latihan

Skip

"Kok masih sepi katanya nya latihan jam 4" Gerutu Nafa sendiri. Dilihat lapangan masih sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan disana.

"Woiii sinii!!" Nafa terkejut mendengar teriakan temannya yang seperti terompet sangkakala itu, "Gue kaget"

"Goblok kaget kok mukanya datar, kuy lah ganti sepatu dulu ntar coach dateng lagi" Mereka temen bola gue, Yuna, Stella, Ale, Faam, ama Ayla. Kita tim inti yang dipilih coach untuk maju kalo ada turnamen.

Semua uda baris rapi, pemanasan, joging uda semua. Sekarang kita mau main game di Tim Nafa ada Stella ama Yuna, tim lawan ada Ale, Faam, Ayla. Kita main lapangan kecil dengan gawang yang kecil dan tidak boleh main bola lambung, mantapp.

LET ME LOVE UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang