One.

23 9 17
                                    

Fredella Jasmine/06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fredella Jasmine/06.45|

--------------------------

      Fredella terbangun kala dentingan alarm mengalun indah, memaksa untuk menarik dirinya dari mimpinya yang indah. 

      Muka bantal itu terlihat lucu ketika terbengong menatap kedepan. Menepuk pelan bibir mungil yang menguap seperti bayi yang baru lahir. Benar-benar menggemaskan.

      Matanya menatap kearah jam bulat didepannya, menggangguk pelan dan kembali merebahkan tubuhnya. 

      5 menit lagi. Batinnya.

      Hingga terdengarnya suara sang mama yang menggelegar membuat Fredella terduduk kembali dengan hatinya yang berdentum kencang. Seakan dirinya baru saja melakukan kesalahan besar.

      Dan itu membuat rasa kantuk yang menempel perlahan pudar.

      Turun dari kasurnya, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya Fredella duduk manis didepan meja rias untuk menyisir rambutnya yang berwarna pirang alami. 

      Tidak lupa untuk memoleskan pelembab kearah bibirnya yang seksi dan berwarna pink cerah yang natural. 

      Lalu mengganti balutan handuk ditubuh langsingnya dengan seragam sekolah. 

      Suara teriakan sang mama memanggil namanya pun terdengar kembali. Gadis itu menyaut hendak turun, tapi, sebelum itu ia kembali meng-cek penampilan lewat cermin riasnya.

       "PERFECT," puji gadis itu, lalu berjalan turun kebawah. Dimana sang mama telah mengoleskan roti bakar rasa coklat untuknya.

--------

      "Hah? Serius lo?" Kata Elzana tidak percaya. Menatap mata gadis didepannya lekat mencari keseriusan disana.

      "Beneran, lupa lo pacar gue osis?" Ujar Suna mencoba meyakinkan. "Makanya gue siap-siap, liat.. liat... longgar kan?"

      Elzana berhembuskan nafasnya pelan. "Kabarin gue kek, senang banget lu liat gue dihukum."

      Suna terbahak, "lo nggak sendiri, kok. Kan ada 'dia' " 

     "Bukannya masih di-skors?" 

      Suna menatap tidak percaya, menyentil pelan dahi Elzana. "Kan udah habis, 3 hari kan?"

      Elzana menggaruk lehernya. "Ohiya, bener-bener..."

      Suna menggelengkan kepalanya, tetapi, tetap memaklumi. Inilah penyakit Elzana yang sudah menjadi rahasia umum. Kelupaan-melupakan.

      Minusnya : —Membuat sebagian orang SABAR alias NONSABAR menjadi greget sendiri, termasuk Suna.

      Plusnya : —Menjadikan Elzana yang pelupa sebagai tempat orang-orang akan curhat, dan bisa melupakan mantan dengan cepat tanpa adanya drama nangis bombay.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang