Kang Jisoo seorang gadis yang selalu terkurung oleh aturan - aturan keluarga membuatnya menjadi sosok yang kuat meski sebenarnya ia rapuh.
Kehidupan cintanya pun tak berakhir bahagia, dipaksa menikah dengan Kim Seokjin yang membuatnya terikat seumu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang gadis kecil menatap takjub bangunan yang berdiri kokoh dihadapannya. Kakinya perlahan melangkah mesti otaknya tengah memikirkan bagaimana bisa ada rumah semegah ini.
"Mari Nona!" ujar seseorang wanita berpakaian pelayan dengan sopan pada gadis kecil itu.
Kaki kecil itu terus melangkah mengikuti wanita dewasa dihadapannya ini. Entah kemana wanita ini akan membawanya, tapi yang ia tahu adalah ia akan bertemu dengan orang tua angkatnya sekarang.
"Permisi Tuan, Nona sudah tiba." ucap wanita itu pada sosok pria yang kini tengah berdiri gagah dengan posisi membelakanginya.
Tanpa menoleh pria berpakaian jas itu berkata. "Bawa dia kemari!"
Wanita berpakaian pelayan itu menunduk patuh lalu mempersilahkan gadis kecil itu memasuki ruangan itu. "Saya permisi Tuan."
Tak ada sahutan pintu ruangan itu ditutup sepelan mungkin meminimkan suara, yang membuat ruangan itu semakin hening dengan dua orang berbeda usia itu.
"Siapa namamu?" tanya Pria itu menoleh kearah gadis kecil itu.
Seketika gadis itu mengingat sesuatu. "Kang Jisoo." cicitnya pelan takut akan ucapnya.
Pria itu menganggukkan kepala pelan cukup takjub dengan gadis dihadapannya ini. "Kau anak yang pintar ternyata."
Gadis kecil itu hanya diam tak merespon akan pujian yang ditujukan padanya itu. Sekarang yang sedang memenuhi pikirannya adalah.
"Ahjussi, Apa kau orang tua angkat ku?"
Pria itu tersenyum simpul menatap gadis dihadapannya yang menurutnya cukup berani. "Ternyata aku tak salah memilihmu." gumamnya.
Pria itu kemudian melangkah kearah sebuah foto kolosal yang tergantung rapi ditengah ruangan itu.
"Dia adalah putri kandungku, Kang Jisoo. Namanya persis seperti namamu, dia menyukai hal-hal yang berbau seni, seperti ballet, bermain alat musik, melukis dan semacamnya. Tapi dia memiliki fisik yang lemah sehingga terus dilarikan kerumah sakit."
"Dimana dia sekarang?" celetuk gadis kecil itu pelan.
"Di surga."
Gadis kecil itu menunduk pelan mendengarnya. "Maafkan aku Ahjussi,"
Pria itu lagi-lagi tersenyum melihat gadis dihadapannya ini. "Tak apa, karena sekarang dirimulah yang menggantikannya." jabar pria itu membuat gadis kecil itu kebingungan.