Morning Habit

27 2 0
                                    

Pagi ini, sama seperti pagi pagi sebelumnya. Gue dibangunin mama. Elusan tangan yang lembut di pipi gua sembari berbisik

"Wake up my princess and good morning".

Setelah gue buka mata, gue rasakan kecupan tulus dan lembut mendarat di kening gue. Begitu di setiap pagi dan ga pernah berubah.

Mama selalu berangkat pagi, sebelum gue berangkat sekolah pasti mama udah berangkat kerja. Walau begitu mama ga lupa buat siapain sarapan pagi entah itu sekedar roti slice pasti selalu ada makanan di meja. FYI, kita ga pakai pembantu di rumah ini.

Mobil ini bergerak lambat karena terkepung kemacetan Jakarta di pagi hari. Gue lempar tatapan  ke arah luar jendela yang menampakkan pemandangan terlihat seperti sebuah keluarga yang sepagi ini menjajakan dagangannya di trotoar lampu merah. Saat lihat kayak gini selalu gue bersyukur atas keadaan keluarga gue, walau kita ga punya sosok ayah tapi hidup kita bisa dikatakan beruntung.

"Pulang jam berapa dek?" , ucap lelaki yang setelah mama dan papa bercerai berusaha menjadi seorang abang sekaligus ayah buat gue.

"Kalau ga ada kerkom,pulang jam 3" , jawab gue to the point.

"Kalau kerkom?" , tanya nya lagi.

"Nanti feivel chat", jawab gua.

"ok" , jawabnya singkat dan mengakhiri pembicaraan ini.

Sebelum gue turun,seperti biasa pasti abang selalu ingetin tali sepatu. Karena, kejadian waktu masih SD gue harus ada di kursi roda berbulan bulan karena kaki kiri gue patah. Dan itu disebabkan oleh tali sepatu.

Leonard Nathan Forious, my dereast bro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonard Nathan Forious, my dereast bro.

Because AlprazolamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang