Elang

520 47 51
                                    

Bangunan yang tak lebih besar dari rumahnya itu, akan menjadi tanggung jawabnya mulai hari ini.

Bagaimana bisa pamannya mempercayainya untuk menghandel bisnis yang sudah lama ia bangun.
Pertanyaan yang ia tanyakan untuk dijawabnya sendiri.

Ia menilai dirinya dari balik jendela. Tinggi semampai, kulit sawo matang, rambut yang ia biarkan memanjang. "Dimana letak istimewanya?"

"Drew ini Samsul, patner kerjamu mulai hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Drew ini Samsul, patner kerjamu mulai hari ini."

Andrew mengangguk kemudian menyalami lelaki yang dikenalkan pamannya itu.

"Samsul, tolong kerja samanya ya."

"Siap, Pak. Terimakasih" membungkuk bersamaan dengan Andrew, pamannya mengangguk dan segera masuk ke mobil "Tidak ingin menyia-nyiakan waktu." pikirnya.

"Punya nyali juga kamu Drew, kukira bisanya cuma duduk-duduk dipinggir hutan." ledek Samsul sembari membawakan kopernya.

"Karena Mas Samsul belum tahu sensasinya aja." mengikuti berjalan di belakang

"Disini hutan jauh. Perjalanan ke sana memakan waktu setengah jam, belajar adaptasi Drew!"

*****

Restorannya rame bukan karena pembeli, melainkan karyawannya berhasil menangkap seseorang yang mengambil uang usahanya itu.

"Kalo bisa ngomong baik-baik, kenapa harus mempersulit dirimu sendiri. Memangnya sudah siap mati?"

Tatapan Andrew tajam, tetapi sama sekali tidak memperlihatkan adanya amarah disana Andrew tahu mereka mencuri karena suatu alasan, mereka juga tidak perlu mengeluarkan alasan untuk sebuah pembelaan.

"Namanya siapa?"

"Elang."

"Elang artinya gagah perkasa mempresentasikan pemiliknya."

"Jangan lapor ke polisi kak."

"Oke, tapi kamu harus mau kakak antar pulang."

Setiap anak harus mendapat perlakuan baik, baik dari orang tua maupun orang terdekatnya. "Andrew geram, memangnya tidak dikasih makan sampai harus mencuri seperti ini". Disamping itu Andrew juga terpukau dengan keberanian anak berumur 14 tahun itu.

Keberanian mencuri direstoran paling modern di kota Batam ini.

Misi mengantarkan pulang anak ini dengan selamat berhasil, niat awal untuk memperingati orang tuanya. Andrew malah dibuat terpukau dengan kehidupan di bawah jembatan, kehidupan yang tak layak disebut hidup.
Air sungai yang disaring seadanya untuk mandi, botol bekas jadi aksesoris ditiap rumah, dan kucing-kucing jadi teman bermain anak mereka.


"Itu Kak, rumahku mewah kan? bangunan atapnya saja seharga miliyaran." tangannya menunjuk rumah bambu bawah jembatan seukuran kamar tidurnya.

Andrew tersenyum sembari mengelus kepalanya, baru kali ini ia merasa tertampar dengan omongan seorang bocah, betapa selama ini ia masih banyak berdusta.
Dicukupkan masih berkata kurang, lebih banyak mengeluh dari pada berucap syukur.

"Elang." suara dibelakangnya langsung menyeret tangan bocah itu.

"Kamu pasti mencuri lagi dasar bandel." berjalan cepat meninggalkan Andrew yang terpatung membisu.

Dunianya berhenti sejenak, ia merasa ada sesuatu yang terbawa dari dalam dirinya , rambut sebahu, bola matanya yang cokelat. Penampilannya yang urakan tak menghalangi aura kencantikan yang ia pancarkan.

 Penampilannya yang urakan tak menghalangi aura kencantikan yang ia pancarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Kota Batam lebih bersahabat di malam hari, udaranya segar dan juga orang-orang yang enggan keluar rumah, mengurangi tingkat polusi di jalanan.
"Americano hangat satu." Suaranya keluar bersamaan dengan pembeli disebelahnya.

"Andri kan, kebetulan ketemu disini, saya mau membayar makanan Elang waktu itu." menyerahkan beberapa lembar uang.

Andrew lelaki yang mempunyai kebiasaan terpaku ketika bertemu seseorang yang baru dikenalnya, hanya menatap tanpa menimpali balik.

"Sekarang udah lunas ya, jadi biasa saja kalo ketemu." mendekatkan kepalanya kesamping Andrew.

"Namaku Drew bukan Ndri."

"Nama tidak begitu penting kan?"

"Drew artinya perubahan, kamu anggap ini tidak penting?"

"Anak orang kaya dilarang marah-marah". Tertawa puas meledek orang yang baru dua kali ditemuinya itu.

"Ibuku punya harapan besar atas namaku".

"Aku duluan ya." melihat jam didinding cafe, kemudian berjalan meninggalkannya.

Andrew mengerutkan kening tak habis pikir, kenapa ada spesies manusia seperti itu.

NB

*bagaiman menurut kalian tokoh utamanya? komen di bawah

-Andrew

-Sekar

*kalian pasti bingung dengan jalan ceritanya ya? Makanya jangan langsung kembali baca sampai habis, nanti pasti tau. Membaca sambil memecahkan teka-teki ah mantap😆.

*dibab selanjutnya kalian akan tau visual mereka, jadi scroll terus jangan buru-buru kembali

*updatenya tidak mesti ya, bisa sewaktu-waktu jadi tambahkan saja kedaftar bacaan kalian.

*Kalo suka jangan lupa vote dan komennya. Oke

*segala bentuk komen, saran, hujatan dan kritik ditampung author ya🤣🤓.

*Sampai jumpa next cerita.

* Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan ini🤗

*Salam manusia haru.

_Publish (6 februari 2020)

Drew LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang