PROLOG

840 160 49
                                    

SARAN : pake mode putih

Malam ini tampak terang dengan bulan yang bersinar indah ditemani ribuan bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini tampak terang dengan bulan yang bersinar indah ditemani ribuan bintang. Angin berhembus pelan, menggoyangkan banyaknya batang bunga cantik dengan kelopak yang sudah merekah.

Diantara semua hal itu, seorang gadis berambut coklat menyembulkan kepalanya dari balik pohon, tampak ingin bermain tapi tak memiliki teman. Namun wajahnya tak menampilkan raut kesedihan sama sekali. Dengan kaki telanjangnya, ia menyusuri taman bunga yang begitu luas.

Didepan sana ada rumah besar yang berdiri kokoh, dan diujung sana-diantara rumah dan taman bunga-ada ayunan cantik, sungai kecil, gazebo dan beberapa hal lain yang menarik perhatian gadis itu.

Sebenarnya tadi ia ingin langsung kesana, tapi ada kupu kupu cantik yang seperti berusaha mengalihkan perhatiannya dari sana.

Kini gadis itu sudah hampir tiba, jika saja gerbang putih tinggi tak menghalanginya, ia pasti sudah berlari dan duduk diayunan itu.

"Gerbangnya tinggi," gumamnya.

Ia menghela nafas kemudian kembali tersenyum. Dalam sekali kedipan, iris matanya menjadi biru dan berbinar, bersamaan dengan sesuatu dipunggungnya yang sudah mengepak, membawanya naik keatas hingga tak berpijak pada tanah lagi.

 Dalam sekali kedipan, iris matanya menjadi biru dan berbinar, bersamaan dengan sesuatu dipunggungnya yang sudah mengepak, membawanya naik keatas hingga tak berpijak pada tanah lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu terbang melewati gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu terbang melewati gerbang. Surai panjangnya tertiup angin, dan gaun selutut yang berwarna blue sky itu tambak menambah kesan cantiknya. Begitu ia kembali berpijak pada tanah, ia berkedip dan warna iris matanya kembali menjadi coklat serta sayap indahnya kembali hilang.

Gadis itu berlari kecil menuju ayunan putih, dan duduk disana. Begitu senang saat ayunan itu maju mundur perlahan.

Dan ia tak sadar, kalau ada seorang pemuda yang sudah melihatnya sejak gadis itu tiba di gerbang. Tatapan pemuda itu tampak tak percaya, tubuhnya diam mematung sedari tadi dengan mata yang terus begulir mengawasi pergerakan gadis itu.

Gadis itu bersayap!

Tanpa sadar pemuda itu bersuara dalam keterdiamannya, "kau siapa?"

Gadis yang awalnya tengah asik bermain ayunan itu terkejut menatap pemuda yang berdiri tak jauh darinya, namun sedetik kemudian ia kembali tersenyum manis yang membuat pemuda itu terhenyak.

"Kau siapa!?" seru pemuda itu tiba tiba.

Gadis itu berdiri untuk mengulurkan tangannya, namun ia lupa kalau saat ini ia tengah berdiri dibesi ayunan yang masih mengayun, ia oleng kedepan, hingga lututnya membentur besi.

Reflek pemuda itu menghampiri dan membantu gadis yang kini tengah meringis memegang lututnya yang berdarah.

"Sakit?"

Gadis itu mendongak dengan bibir yang melengkung dan mata yang berair, ia menggeleng. "Tidak."

Memang sakit, tapi entah mulutnya tak sinkron dengan otaknya.

Tak sadar, pemuda itu tersenyum kecil, gadis yang sudah kembali duduk diayunan itu tampak begitu murni dan lugu. Sikapnya natural, tak dibuat buat seperti kebanyakam gadis lain yang mendekatinya.

Dan untuk pertama kalinya, pemuda itu merasa penasaran.

Ia mendudukan dirinya di depan gadis itu, lalu menunduk untuk meniup luka dilututnya.

"Ku obati, sebentar."

Begitu pemuda itu hendak beranjak, sang gadis menahan tangannya kemudian menggeleng. "Tak perlu, lukanya sudah hilang."

Pemuda itu terkekeh dan kembali melirik lukanya. Ia melotot karna apa yang dibilang gadis itu benar, luka itu menghilang tak berbekas dan ia kembali tersadar kalau gadis dihadapannya ini ajaib. Ia tak bodoh untuk sekadar menyadari kalau gadis yang tengah menatapnya dengan senyuman manis ini bukan manusia.

"Siapa namamu?" tanyanya dengan nada normal, ia menatap mata indah itu, binar disana begitu menarik perhatiannya.

"Alice," jawabnya. "Dan kau?"

Senyuman Alice menular, hingga membuat pemuda itu ikut tersenyum. "Jungkook."

"Mereka sama," gumam Jungkook dalam hati.

Sementara diatas sana, dibalik tirai tipis dari balik jendela. Sepasang mata lelaki tua itu terus mengawasi dengan seringai yang terpasang sejak kedua remaja itu bersentuhan.

Remaja? Berapa umur Alice?

ಒ a l i c e ಒ

sejak aku mulai nulis tahun 2018, ini pertama kalinya aku nulis cerita fantasi.

pokoknya semua yang ada di cerita ini imajinasi aku dan bener bener aku buat sendiri.

film peri yang pernah aku tonton cuma tinker bell sama barbie T~T

jadi aku buat cerita peri versi aku sendiri

GA BAKAL AKU UNPUBLSIH!

aku suka banget sama magic magic ginii hikd

semoga kalian juga suka-♡

semoga kalian juga suka-♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALICE • lizkook ft. taeliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang