27. Auris dan Febiola

12.1K 808 23
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


27. AURIS DAN FEBIOLA

Jangan menuduh orang sembarangan jika tidak punya bukti-Auristela Queenzee F.D

***

Sebuah mansion di dekat jalan menuju danau Utera memperlihatkan halaman indah yang terdapat rerumputan pendak dan lapangan luas yang pas untuk bermain sepak bola atau permainan lainnya. Di sebelah Utara terdapat jejeran motor yang terparkir manis di sana, sedangkan di depannya terdapat mansion bernuansa gelap yang di dalamnya terdapat ratusan anak remaja laki-laki yang sedang berkumpul.

Manik mata mereka beralih menatap sang ketua yang baru saja datang dengan seorang gadis di sampingnya. Mata mereka tak sengaja melihat kedua tangan Auris dan Nafil yang saling berpegangan membuat mereka tahu siapa gadis di hadapannya ini.

"Jalan aja, gak usah takut." Nafil berkata sembari menoleh kepada Auris.

Gadis itu memutar bola matanya kala mendengar itu. "Yang bilang gue takut siapa?" ujarnya sinis. Ia kemudian berjalan terlebih dahulu melewati para kumpulan lelaki yang sedang menatapnya kagum.

Cantik dan mematikan.

Itu yang mereka lihat dari wajah dan manik mata indah yang di miliki Auris. Rasanya gadis ini sangat sulit untuk di gapai untuk mereka yang tak sebanding dengan sang ketua, pikir beberapa anggota Osvald.

Dari balik punggung Auris, Nafil memandanginya gadis itu dengan mimik wajah tenangnya. Ia seakan terhipnotis dengan langkah anggun Auris serta Surai rambut panjang yang bergoyang ke kira dan ke kanan seiring dengan langkah kaki gadis itu.

Iris mata elang Auris di sambut dengan pemandangan ruangan khusus inti Osvald. Ia rasa ini sebabnya Kenan betah berada lama-lama di markas Osvald sebab ruangan ini sangat nyaman bahkan yang ada di dalamnya sangat lengkap.

"Ponsel lo," ucap Nafil sembari memberikan benda pipih itu kepada Auris.

Gadis itu memperlihatkan layar depan dan belakang ponselnya kemudian beralih menatap Nafil, Ia memperlihatkan ponsel itu kepada sang empu sembari menaikkan satu alisnya.

Mengerti dengan apa yang Auris maksud Nafil kemudian berkata, "Ponsel lo jatuh di atas rumput lebat jadi masih aman, anti goresnya juga masih mulus."

Auris mengangguk-anggukkan kepalanya kala mendengar itu. "Thanks," ujarnya kemudian menyalakan benda pipih itu.

Sebenarnya ia sudah membeli ponsel baru namun karena lelaki itu sudah mengembalikan ponsel lamannya jadi tidak masalah.

"Udah tahu bilang terima kasih ternyata," ujar Nafil membuat Auris menatapnya sekilas.

Lirikan sinis gadis itu membuat Nafil tertawa kecil. Lelaki itu pergi langsung saja pergi meninggalkan Auris di ruangan itu sendirian. Namun sebelum kakinya keluar dari ruangan itu tubuh tegapnya kembali berbalik menatap Auris, "Lo mau minum apa?" tanyanya pada gadis itu.

"Terserah yang penting dingin," ujar Auris tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel yang sudah menyala membuat Nafil melenggang pergi dari sana.

MAFIA PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang