Wonjin bernapas lega. Ia sudah memotong-motong daging sapi yang sudah direbus, bawang putih, bawang merah, cabai, paprika, dan semua komponen sudah siap dalam satu wadah kotak dengan banyak sekat. Dan berpikir untuk langsung memasukkannya ke kulkas.
Hari sudah malam saat Wonjin memasukkan bahan-bahan memasaknya ke kulkas minimalisnya dan ia mulai berpikir untuk masuk ke kamar mandi, buang air kecil, melakukan rutinitas skincare sebelum tidur, lalu tidur dengan nyenyak setelah seharian capek bekerja.
Harapan sederhananya hampir menjadi nyata dalam sekejap kalau saja Minkyu yang tinggal tepat di sebelahnya tidak asal nyelonong masuk ke apartemen studionya yang sempit sambil berteriak-teriak seperti orang kesetanan.
"Yang, minta sheet mask!"
Wonjin syok. Tidak ada salam, tidak memakai kesopanan, langsung nyelonong masuk sambil teriak-teriak, sekarang malah lancang mengobrak-abrik meja rias Wonjin di sudut ruangan untuk mencari sheet mask yang sebenarnya ada di depan matanya, tepat di depannya!
"Yang, minta sheet mask satu." Seperti tidak bisa melihat apa yang ada di depannya, Minkyu terus mengobrak-abrik meja rias, menurunkan tiap skincare mulai yang wadahnya plastik biasa, sampai serum yang wadahnya botol kaca. "Di mana sih, Yang?" tanyanya.
Wonjin mengelus dadanya. Untung dulu saat diajak tinggal satu apartemen studio ia tidak mau. Bisa tersiksa lahir batin ia kalau melihat kelakuan Minkyu begini setiap hari. Bukan hanya tersiksa karena sebelum tidur Minkyu akan rutin memutar lagu-lagu milik Arch Enemy, Haggard, Megadeth, Metallica, Cyhra, dan Majestica sebagai lagu pengantar tidurnya dalam mode tidur, tapi karena penampilan Minkyu setiap harinya.
Kaos hitam dengan tulisan METALLICA di bagian dada, bokser hitam yang berada 10 senti di atas lututnya dengan motif tengkorak, dan sebuah sandal rumah berbulu berbentuk kepala bebek. Terlebih dengan penampilan seperti itu, Minkyu bisa duduk santai sambil ngemil berkotak-kotak permen Yupi.
Imagenya benar-benar berbeda 180 derajat dengan saat berada di luar dengan atribut metalnya.
"Yang, kalau buat wajah kusam pakai yang mana ini?"
Wonjin menepuk kepalanya. "Penting banget ya kamu minta sheet mask ke sini? Buat apa sih?"
"Buat maskeran dong, Yang. Masa sheet mask buat dimakan?" Minkyu mengangkat tiga bungkus sheet mask sekaligus. "Yang, tahu nggak? Posisiku kalau naik panggung tuh di belakang. Dari depan, ketutupan Junho, Eunsang, sama Yunseong. Kalau Yeji lagi aktif ke sana ke mari, dia juga nutupin aku. Nasibnya drummer sih."
Tatapan Wonjin seperti pedang siap menghunus. "Terus kalau ketutupan, kenapa?" Dua bungkus lain dari tangan Minkyu berhasil ia rebut kembali. "Ambil aja yang itu. Aku nggak cocok pakai itu, malah bruntusan semuka. Tapi katanya Seongmin, yang itu bagus buat ngangkat sel kulit mati, jadi bisa bikin lebih cerah sama kerasa segar."
"Hooo... Aku kayaknya harus ngestock sheet mask juga. Karena walaupun pas keren-kerennya gebuk drum ketutupan babi yang lain, aku harus tetap kelihatan ganteng dan kinclong di YouTubenya Babi Menjerit. Atau kelihatan paling ganteng pas greeting sebelum mulai. Semakin banyak yang follow aku, tarif endorseku semakin mahal." Ujung bungkus sheet mask disobek tanpa perasaan oleh Minkyu, lalu ia mengendus bagian dalamnya sambil mengernyitkan dahi. "Ngomong-ngomong, Seongmin siapa lagi, Yang?"
Wonjin menganga. Ingatan Minkyu sekarang lebih mirip ingatan lansia. "Kamu lupa? Itu lho, anak yang nggak sengaja ngira kamu mau ngerokok."
"Yang pendek itu?"
Kepala Minkyu dipukul dua bungkus sheet mask dalam waktu bersamaan. "Kamu yang ketinggian, bukan Seongminnya yang pendek!" semburnya.
Minkyu meringis sambil mengeluarkan sheet mask yang kebetulan warnanya senada dengan pakaiannya. "Ini pakainya... Gimana, Yang?" tanyanya tidak mengerti.
"Kamu nggak tahu cara pakai sheet mask?"
Minkyu menggeleng singkat.
"Pakainya tinggal ditempel ikutin wajahmu. Lubang bagian mata sama hidung harus pas. Begini." Masker tipis berwarna hitam itu sudah melekat mengikuti garis wajah Minkyu. Bagian mata, bibir, dan hidung juga terpasang tepat. "Kamu udah cuci muka, kan?"
"Cuci muka?" Minkyu membuka matanya, berpikir-pikir dan mengangguk. Helaian poninya jatuh menutupi dahi. "Udah kok, Yang. Bersih dan wangi," jawabnya penuh percaya diri.
Wonjin tergelak tiba-tiba. Tampang Minkyu di matanya tampak konyol. Sheet mask hitam dipadukan dengan rambut pemakainya yang juga warnanya hitam, kaos dan bokser hitam.
"Kyu, tahu nggak?" Tawa Wonjin semakin menjadi.
Kepala Minkyu dimiringkan sedikit. "Apa, Yang?"
"Mukamu kayak setan."
To Be Continued...
.
.
.
feyarms
12/02/21
KAMU SEDANG MEMBACA
PIG SQUEALS
FanfictionKata siapa pencinta dan anggota band metal hidupnya sekeras aliran musiknya? Enggak juga. Buktinya, anggota band Babi Menjerit (nama kerennya sih Pig Squeals, tapi bohong) sama sekali nggak ada keras-kerasnya begitu kamera mati, apalagi turun panggu...