02. Thanks

3 1 0
                                    

Biasakan menekan tombol vote sebelum membaca !💗
...
Happy Reading
...

"Ghe ikut gue."

Ghea mengerjap pelan ketika tangan nya ditarik hingga membuatnya reflek berdiri bahkan hampir oleng jika saja ia tak memegang sisi meja.

Gadis itu menggerutu didalam hati ketika sang pelaku malah memasang tampang watadosnya. Ingin sekali ia menghajar orang didepan nya ini, tapi ia sedang merasa baik hati dan tidak sombong. Jadi tidak perlu mencari ribut.

"Apa lo?!"

Revano berdecak pelan ketika respon Ghea malah terkesan ngegas.

Iya, pemuda dihadapan Ghea saat ini adalah Revano.

Karena malas mencari ribut ditengah suasana ributnya kelas, Vano memilih untuk keluar kelas dengan menarik tangan Ghea. Kali ini lebih lembut daripada sebelumnya. Perbuatan Vano tentu saja mengundang tatapan bertanya dari sahabat Ghea.

Ghea memutar matanya malas dan memberi kode pada teman-teman nya untuk ia tinggal sebentar meladeni bangkai curut ini.

Vano melangkahkan kakinya menuju suatu ruangan yang diapit dengan ruang BK dan ruang guru. UKS , tempat itu yang menjadi tujuan nya saat ini.

Terdengar helaan nafas dari Ghea karena lelah menyamakan langkah kaki Vano yang lebar. Ghea menghentikan langkahnya dan menarik tangan nya dari genggaman Vano.

"Bisa pelan pelan gak sih jalan nya? Mentang-mentang kaki lo panjang!" Ketus Ghea.

Vano memutar bola matanya malas. Lantas ia membalas "Trus apa? Mau gue gendong gitu? Ogah banget." Ucapnya lalu memasukan tangan nya di saku celana.

"Dih siapa juga yang mau digendong sama lo? Gak sudi gue, amit amit."

Ghea kemudian melanjutkan langkah kakinya dengan cepat. Vano yang melihat itu segera menyusul Ghea dengan berlari kecil. Hingga Vano sampai dibelakang tubuh Ghea yang berjalan tergesa.

"Heh kutu badak! Lo jangan sok-sok an jalan didepan, Tapi gatau tujuan."

Ghea menghentikan langkahnya, benar juga. Kemudian ia dengan cepat berbalik badan menghadap ke Vano.

Vano yang tadinya fokus berjalan tidak memperhatikan gerakan Ghea.

Duggh

"Aww shit!" Ringis Ghea saat wajahnya bertuburukan dengan dada bidang Vano. Tiba-tiba Ghea mundur satu langkah namun ia tak bisa menahan tubuhnya.

Ghea reflek menutup matanya bersiap jika tubuhnya terhempas dan menubruk lantai. Namun selang beberapa detik bukan tubuhnya yang jatuh ke lantai melainkan tarikan kuat ditangan yang dia rasakan. Hingga ia kembali bertubrukan dengan dada bidang Vano, dan tanpa sengaja ia mengalungkan tangan nya di leher Vano.

Ghea membuka matanya dan mengangkat dagunya melihat wajah Vano yang lebih tinggi darinya. Hingga kemudian ia membelalakan matanya ketika merasakan lengan kekar yang bertengger manis di pinggang Ghea.

Deg

Aish shit jantung gue konser!

Ya, Vano dengan sengaja menarik pinggang Ghea agar lebih dekat dengan nya. Dan posisi mereka sekarang seperti sepasang kekasih yang sedang berpelukan mesra tanpa memperdulikan jika mereka saat ini berada di tengah lapangan.

Untung saja sekolah masih sepi karena belum terdengar bel istirahat.

Tapi bukan berarti tidak ada seorangpun yang melihat mereka, buktiny-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GHEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang