[18+]
Mostly PWP-nya Jeno, Jaemin, Hyunjin, Yeji, Heejin, sama Lia, karena emang isinya cuma buat numpahin plot tentang itu doang
Enggak pake chapter ya, buku ini isinya palingan cuma oneshoot atau mentok-mentok ya tiga chapter yang berkesinambungan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sialan.
Yeji tidak bisa berhenti merutuki Lia dan Heejin karena kedua gadis itu benar-benar mengerjainya.
Terimakasih untuk Hwang Hyunjin, sang ketua OSIS periode tahun ajaran sekarang yang telah mengadakan sesi pesta dansa untuk pensi sekolah mereka malam ini.
Acaranya benar-benar pecah, apa lagi saat dirinya, Heejin, dan Lia menyanyikan lagu Into You milik Ariana Grande ketika hampir semua tamu berada di dance floor.
Tapi seribu sayang, acaranya tidak berakhir baik untuk Yeji, karena dirinya dicekoki oleh kedua sohib-nya segelas minuman laknat.
Tubuh Yeji memanas dari dalam, bagian intimnya berkedut-kedut cepat dan terasa sedikit sakit karena kehampaannya hingga gadis itu meringis, gairahnya membuncah di dalam mobilnya sendiri. "Fuck!" Geramnya sembari menggigit bibir.
Parkiran masih sepi, semua orang masih berada di hall.
Tangan Yeji bergerak cepat, mengirim sebuah pesan untuk satu-satunya pemuda yang ada di dalam kepalanya saat ini.
Masa bodoh dengan status mereka yang bisa dibilang sebagai Tom and Jerry di sekolah mereka ini, tetapi Yeji tau, satu-satunya yang tidak akan banyak bertanya dan dengan senang hati membantunya kali ini hanya dia, Lee Jeno.
Jen Ke parkiran Cepet
***
Setelah mendapatkan pesan yang terkesan terburu-buru dari Yeji barusan, Jeno tanpa sadar langsung bangkit, meninggalkan kawan-kawannya daan menyusul Yeji, tanpa berpikir apa yang gadis itu inginkan.
Baru pertama kali bagi Jeno mendapatkan pesan yang seperti ini dari Yeji, karena sebelumnya, kalau bukan marah-marah, gadis itu kerap mengirimkan kalimat ancaman agar dirinya tidak macam-macam.
Sesampainya di parkiran, Jeno yang sama sekali tidak melihat siapapun disana langsung merasa dikerjai. Pemuda itu mencibir, hampir mengutuk Yeji dalam hatinya kalau bukan karena suara klakson dari arah kanannya menginterupsi.
