Awal Mula

157 22 6
                                    

Hwanwoong, 18 tahun, sedang mengalami krisis identitas. Bagaimana tidak, di rumahnya dia sering sendirian, tak punya saudara, ayah dan ibunya juga sibuk bekerja. Sudah satu tahun dia menjalani perkuliahan, namun karena jarak dari rumah ke kampusnya lumayan jauh membuat Hwanwoong penat. Belum lagi kalau dia sibuk dengan UKM nya, bisa-bisa pulang ke rumah Hwanwoong akan langsung tidur di ruang tamu. Ayahnya sampai lelah harus menggendong dia ke kamar hampir tiap malam, dasar bayi besar!

Jadi, untuk menghemat waktu dan tenaga, Hwanwoong minta izin ke ibunya untuk menyewa kontrakan yang berada dekat dengan kampusnya. Awalnya sang ibu tidak setuju, anak semata wayangnya merantau sendirian meskipun jarak dari rumah ke wilayah kampus Hwanwoong kurang lebih hanya sejam jika naik mobil. Tapi karena ayahnya yang sudah mengeluh sakit pinggang di usia yang baru menginjak akhir 40an akhirnya mengizinkan. Jadilah Hwanwoong pindah awal semester 3 ke kontrakan yang ada di dekat kampusnya.

Awal pindah memang tak mudah bagi Hwanwoong. Dirinya memang bukan tipe orang yang takut pada hantu, tapi kalau maling lain lagi ceritanya. Sendirian di rumah yang terbilang cukup besar untuknya seorang diri membuat Hwanwoong sedikit panik. Hwanwoong memiliki badan yang sedikit 'imut' jika dibanding dengan teman sekelasnya, bahkan teman seangkatannya. Jika dibandingkan, tinggi tubuh Hwanwoong adalah tinggi rata-rata mahasiswi di kelasnya, jadi tak heran banyak yang mengira dirinya adalah gadis tomboy jika dilihat dari belakang. Padahal dirinya adalah lelaki tulen!

Di rumah ini memang terdapat 6 kamar, 3 kamar di lantai 1 dan 3 kamar di lantai 2. Hwanwoong sendiri memilih salah satu kamar di lantai 2 karena dia berpikir maling akan malas naik ke lantai 2. Untung saja kurang lebih 10 hari sejak dirinya pindah, ada seseorang yang menyewa kamar tepat di sebelah kamarnya. Seorang lelaki berpakaian nyentrik, kemeja kebesaran berwarna coklat, celana olahraga yang entah kapan terakhir kali dicuci, sandal, dan jangan lupa bucket hat yang selalu dia pakai untuk menutupi rambut ikalnya.

Hwanwoong awalnya mengira bahwa orang ini adalah pengangguran yang diusir dari rumah karena tidak bekerja. Namun, lambat laun Hwanwoong tahu kalau orang ini adalah seorang produser musik , meskipun Hwanwoong belum pernah mendengar lagu-lagu ciptaannya. Dan namanya adalah Kim Youngjo, pria 24 tahun yang baru lulus kuliah dan baru merintis karirnya di bidang musik.

Namun, berbeda dengan Hwanwoong, first impression Youngjo pada Hwanwoong bisa dibilang sangat berkesan bagi Youngjo dan membuat Youngjo langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Hwanwoong.

Waktu itu, Hwanwoong sedang latihan menari di ruang tamu lantai 1. Kebetulan, lagu yang diputar Hwanwoong adalah lagu milik Sevyn Streeter yang berjudul Sex on the Ceiling. Gerakan Hwanwoong yang luwes dan sedikit seductive berhasil membuat Youngjo terpaku.

"Gila, seksi banget" 

Satu kalimat itu berhasil menginterupsi Hwanwoong yang sedang menari, kemudian dengan cepat Hwanwoong mematikan musik dan mengambil pisau di dapur.

"KALO LO MAU MALING LO SALAH ORANG!"

Hwanwoong mengarahkan pisau itu tepat di depan Youngjo, meskipun jarak mereka cukup jauh karena Youngjo tak berani bergerak dari pintu masuk.

"Oh, mas Hwanwoong, dia ini yang mau ngontrak disini mas"

Entah darimana bapak pemilik kontrakan muncul, tapi sepertinya si bapak mengetahui kalau Hwanwoong yang panik karena langsung menodongkan pisau seperti itu, seolah-olah si bapak sudah terbiasa melihat Hwanwoong dengan pisau kemana-kemana. Hwanwoong yang merasa malu langsung menyimpan lagi pisau ke dapur dan meminta maaf pada bapak dan Youngjo.

"Haha santai aja lagi, kamu masih kuliah?"

Hwanwoong membatin, ini orang baru pertama kali kenal langsung panggil aku kamu seperti mau mengajak nya pacaran saja. *Iya emang dongo*

[Oneus Lokal AU] Kontrakan CeriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang