"Telah Hirap Percaya dari Cekaman"
Length : 2280 words
Written by : johnj_
.
BxB | Hurt | Marriage-life
Don't Like, Don't Read😊Batavia, 1889.
Hari itu, hari Selasa di bulan April tahun ketiga, tatkala keluarga kecil Belanda Van Kiejk menempati sebuah rumah kecil di pusat kota Batavia. Tempat dimana segala kegiatan administrasi dan pemerintahan Belanda dijalankan pada masa itu. Tak seperti keluarga Belanda lainnya, Van Kiejk dan famili justru menjadi keluarga primadona yang amat disayang oleh penduduk-penduduk setempat yang mayoritas merupakan inlander atau pribumi, sekaligus tak begitu disukai oleh keluarga-keluarga Belanda lainnya.
Seorang Belanda tak seharusnya beramah-tamah dengan manusia-manusia pribumi, begitu kata mereka. Namun keluarga Van Kiejk tak mau menanggapi maupun membela.
'Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.'
"Aku pulang, Schat."
Haechan yang tengah menyiram kebun bunga di pekarangan rumah, seketika terperanjat saat suara berat milik sang suami hinggap di telinganya. Sementara itu, putra semata wayangnya telah berlari mendahuluinya, dengan langkah kecilnya langsung memeluk tubuh tegap sang papa yang terbalut pakaian resmi khas pejabat Belanda itu. Bocah itu tampak rindu sekali, padahal tiada sehari dua hari ditinggalkan di rumah bersama sang papa.
"Aih, kau rindu pada papa, ya?" goda sang kepala keluarga sembari menggendong tubuh mungil anak kecil dengan rambut kehitaman itu.
"William meninggalkan makan siangnya untuk menemuimu, sayang. Lihatlah anak ini, ia bahkan tidak peduli jika yang ia peluk sekarang adalah ladang keringat saking rindunya." Haechan tertawa lalu meletakkan selang airnya di atas rerumputan pekarangan. "Membuat susah Sarikem saja."
Sarikem, inlander wanita yang bekerja sebagai babu itu hanya bisa menunduk dalam ketika sang tuan mengarahkan pandang padanya. Sedikit banyak merasa ketakutan, apabila lelaki Belanda itu akan memberinya hukuman sebab kelalaiannya mengurus putera sang majikan.
Walaupun reputasi keluarga Van Kiejk cukup baik di mata orang-orang sejawatnya, Sarikem tetap menghormati keluarga tersebut layaknya seorang pelayan yang baik. Tetap terbersit di benaknya rasa khawatir apabila tuannya akan kelepasan mengomelinya. Akan tetapi, sepertinya semua kecemasannya hanyalah sebuah ketakutan tak berdasar.
"Jangan memarahi Sarikem, Jaemin. Kau tahu sendiri anakmu itu memang luar biasa nakalnya."
"Kau benar, Schat. Tak heran bila kau sering sakit kepala menghadapi ulahnya."
"William tidak nakal!"
Kedua sejoli itu lantas tertawa menahan gemas mendengar rajukan William. Bahkan jongos beserta babu yang tak sengaja lewat atau pun beraktivitas di sekitaran keluarga mungil itu, diam-diam ikut tersenyum melihat polah menggemaskan sang anak dengan gigi kelinci yang salah satunya tanggal itu. Membuat bocah berumur lima tahun itu melesakkan wajahnya malu di dekapan papanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Telah Hirap Percaya dari Cekaman • JAEMHYUCK✔️
Fanfiction나휵-잼동 Fanfiction Nahyuck Sphere #018136 Summary : Seseorang pernah berkata padaku, jika tahap paling tinggi dari mencintai adalah melepaskan. Maka akan kulepaskan sayap-sayapmu yang pernah kubelenggu dalam genggamanku, sebab aku terlalu mencintaimu...