•Drie [III]•

633 131 32
                                    

BxB | Hurt | Marriage-life
.
Don't Like, Don't Read😊

Don't Like, Don't Read😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat pagi, Schat. Ini pertama kalinya aku menulis secarik surat padamu, setelah sekian lamanya. Aku masih ingat betul dirimulah yang membuatku menyukai bertukar kabar dengan secarik kertas bertahun-tahun silam. Saat itu, papa masih getol sekali menjauhkan kita berdua dalam pandangannya, sebelum akhirnya kita benar-benar menikah. Sudah lama sekali– aku selalu tertawa jika teringat masa-masa sulit itu. Dan kini, aku menulis surat karenamu lagi.

Jaemin, aku selalu bermimpi kehidupan kita akan seindah mimpi yang hadir dalam tidur siang kita sewaktu remaja. Manis, layaknya manisan deragem yang selalu kau bawakan padaku sepulang bertandang dari kebun, lima atau sebulan yang lalu mungkin. Entahlah, aku tidak begitu ingat sebab kau tak lagi pernah membawakan makanan favoritku itu. Lupakan tentang manisan itu. Sepertinya ada satu hal yang harusnya tak pernah kulupa, Schat.

Aku luput menyadari rasa getir di dalamnya.

Selama ini aku telah berusaha menjaga bara asmara dalam hatimu. Bara asmara yang selama ini kupikir akan berkobar selamanya dalam ikatan cinta kita, tiada kusangka telah padam menjadi abu sebab seorang wanita datang ke dalam semestamu. Kudengar dari bisik-bisik para keluarga Belanda yang kita benci sama-sama itu kalau wanitamu begitu molek dan indah. Lalu aku pun melihatnya sendiri, dengan mata kepalaku walaupun melalui secarik foto.

Cantik.

Aku senang kau tak salah menjatuhkan pilihan padanya.

Diriku tak pernah marah, Schat. Aku pun tak akan menghakimimu pula. Sebab kelalaianku padamulah yang membuatmu pergi.

Akan tetapi, pengkhianatan tetaplah pengkhianatan, Jaemin. Kepercayaanku padamu telah raib bagaikan debu yang tersiram air. Aku terlalu kecewa untuk memaksa tinggal. Oleh karena itu, kuputuskan untuk pergi bersama William dan Sarikem ke Netherland. Kembali pada papa dan mama hingga usia senja tiba. Karena aku tiada yakin akan berpaling pada lain hati selain engkau.

Seseorang pernah berkata padaku jika tahap paling tinggi dari mencintai adalah melepaskan. Maka akan kulepaskan sayap-sayapmu yang pernah kubelenggu dalam genggamanku sebab aku terlalu mencintaimu.

Maafkan aku atas kegagalan biduk rumah tangga yang telah kita bina selama ini, Jaemin. Maafkan aku.

Ik hou van jou

Dari suami yang selalu mencintaimu,
Haechan.

Dari suami yang selalu mencintaimu,Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎉 Kamu telah selesai membaca Telah Hirap Percaya dari Cekaman • JAEMHYUCK✔️ 🎉
Telah Hirap Percaya dari Cekaman • JAEMHYUCK✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang