· Ketua BEM ·

118 15 0
                                    

Suasana ruang BEM saat ini cukup panas. Bagaimana tidak, pasalnya mereka yang ada di ruangan itu baru saja selesai di marahi oleh Jungkook, karena ada sedikit kekacauan di acara Dies Natalis kemarin. Dan Jungkook benar-benar tidak senang akan itu. Wajar saja, selama tiga bulan dia berusaha untuk membuat acara itu terlaksana dengan baik. Tiga bulan tanpa tidur nyenyak, tanpa istirahat, apalagi hal itu membuat dia menjadi jarang bertemu dengan pacar lucunya.

Ketika suasana sedang hening, tampaknya amarah Jungkook belum teredam. Ia kembali memarahi seluruh kepanitiaan acara itu.

"Kalian tuh ya gimana sih, kan udah gue ingetin, semuanya di cek lagi. Jangan sampe ada yang bermasalah waktu acaranya udah mulai"

"Cuma karena masalah sound, acara kita kacau!"

Semua tertunduk merasa bersalah. Mereka sebenarnya juga lelah. Ya walau bagaimana pun mereka tetap manusia yang bisa berbuat salah.

"Yaudah, rapat gue tutup sampe sini. Sekian."

Jungkook pun dengan tidak sabar mengambil kasar tasnya dan keluar dengan membanting pintu ruangan BEM itu.

Seketika keluar dari ruangan itu, raut wajah Jungkook yang tadinya sangat menakutkan, kini berubah menjadi raut yang memelas ingin memanja ketika melihat sosok Jimin disana. Iya Jimin sedang menunggu Jungkook untuk pulang bersama.

Jungkook berjalan cepat ke arah Jimin. Melihat raut wajah Jungkook membuat Jimin membuka lebar kedua tangannya, mempersilahkan Jungkook untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa marah-marah sih Koo?" Jimin bertanya pelan dengan tangan yang mengelus nyaman kepala pacarnya.

"Nanti aja aku ceritanya, aku kesel banget, kamu nginep di apartemen aku aja ya. Aku kangen kamu banget."

"Yaudah iya" Jimin mengiyakan ketika Jungkook tidak bisa lagi dibantah. Dia tau Jungkook sangat membutuhkannya sekarang.

Sesampainya mereka di apartemen Jungkook, Jimin langsung masuk ke dalam kamar Jungkook untuk mandi, dan seperti biasanya Jimin memakai baju Jungkook sebagai baju gantinya.

"Sayang kamu kenapa lama banget sih. Aku kan kesel." Jungkook clingy mode on.

"Aku mandi tadi. Kamu mandi sana, bau."

"Males, mau cuddle aja"

"Ga ada cuddle kalo gak mandi." Telak Jimin dan akhirnya didengar oleh Jungkook.

Jungkook berjalan kesal ke arah kamar mandi sambil menghentak-hentakkan kakinya seolah ingin memberitahu bahwa dirinya sedang kesal.

"Gemasnya" batin Jimin sambil tersenyum melihat Jungkook.

Ketika sedang bingung mencari film apa yang bagus di tonton di netflix, Jungkook kembali dengan keadaan shirtless.

"Koo kok gak pake baju sih?"

"Males" Jungkook menjawab Jimin dengan raut datarnya.

Oh baiklah, mood Jungkook sudah benar-benar tidak baik sekarang.

Jimin pun dengan segera membuka lebar tangannya, ingin mendekap Jungkook agar lebih tenang.

Jungkook masuk ke dalam pelukan Jimin walaupun tidak bisa meng-cover badan besar miliknya, tapi pelukan Jimin adalah tempat pulang terbaik Jungkook. Tempat ternyamannya.

Jimin menatap wajah tampan pacarnya itu, perlahan dia mulai mengelus pipi Jungkook. Memberikan kenyamanan tersendiri untuk Jungkook.

"Mau cerita?" Jimin membuka percakapan diantara mereka berdua.

"Aku kesel sama anak-anak panitia Ji. Padahal udah aku ingetin berkali-kali buat ngecek lagi semuanya sebelum acara dimulai biar gak ada kesalahan apapun itu. Tapi gak tau gimana mereka bisa lalai dan bisa kacau dibagian soundnya."

"Sayang, engga apa-apa, toh kacaunya cuma sebentar. Itu juga engga ngerusakin keseluruhan acaranya kan. You did well, Koo"

"Tapi Ji, kamu tau kan, sekeras apa usaha aku buat bikin acara itu sukses dan berjalan lancar. Aku tuh ngerasa gagal sebagai ketua BEM" Suara Jungkook terdengar lirih di akhir kalimat. Jungkooknya sedang lelah, dia sedang menyembunyikan air matanya dibalik pelukan Jimin.

"It's ok sayang. You try your best. Aku yakin yang lain juga seneng sama usaha kamu kok. Kalo bukan karena kamu juga acaranya gak bakal sebagus itu. Yang penting kan semua udah selesai, dan semuanya senang. Kacaunya itu juga bukan salah kamu sepenuhnya kok, kamu udah usahain yang terbaik. Emang udah takdirnya aja jadi begitu. Engga apa. Kamu hebat Koo, Aku sayang kamu. Sayang banget."

Jimin mempererat pelukannya pada Jungkook. Membiarkan bibir tebalnya secara naluriah mencium pucuk kepala Jungkook.

Jungkook menengok Jimin, dan tiba-tiba "Ji, Koo mau dicium disini"

Oh tidak, Jimin terlampau gemas dengan pacarnya jika sedang manja begini. Bagaimana bisa Jungkook meminta Jimin mencium bibirnya dengan puppy eyesnya itu.

"Ji, ayo ciumnya dibibir Koo" rengek Jungkook yang semakin membuat Jimin gemas kepadanya.

Dengan cepat, Jimin mempertemukan kedua labium mereka. Jungkook memimpin, melumat bibir Jimin yang menjadi candu baginya.

Just Look At Me [kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang