KETIKA bel istirahat berbunyi, Jeno segera merapihkan dan peralatan tulis di atas meja, memasukan semua benda itu ke dalam tas hitam miliknya. Apik? Tidak, ia hanya benci ketika ada temannya yang mengambil alat tulis atau mencoret buku pelajarannya, itu menyebalkan.
"Ke kantin?"
Jeno menoleh, menatap teman dekatnya yang duduk di barisan paling depan, kaca mata bertengger di hidung lelaki berwajah tirus itu. "Ya, ayo."
Lelaki yang berjalan di samping Jeno memiliki nama lengkap Huang Renjun, tubuhnya lebih mungil bila di sandingkan dengan si lelaki bermarga Lee. Renjun selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas, ia seorang jenius yang di sukai oleh seluruh murid di sekolah karena sifat ceria dan murah senyumnya.
"Masih mendapatkan teror?" tanya Renjun penasaran, ia melirik Jeno sekilas, melihat respon yang di berikan oleh temannya itu.
Tentu saja Renjun tahu tentang Jeno yang selalu mendapatkan kertas berisi kata-kata weird di dalam loker. Pernah suatu hari Renjun membaca kata yang tertulis di kertas tersebut, itu berhasil membuatnya meremang! Ada orang aneh yang berusaha mendapatkan perhatian Jeno, sampai sekarang mereka belum berhasil menemukan pelakunya.
Jeno mengangguk. "Itu tidak berhenti." sudah dua hari ia tidak membuka loker, ia mengosongkan tempat penyimpanan itu, "di setiap harinya, tulisan di atas kertas tersebut semakin mengerikan."
Mereka berdua masuk ke dalam kantin yang sudah sangat ramai, mengantri di barisan paling belakang untuk mendapatkan makan siang. Renjun menghela napas panjang, ia tahu bahwa Jeno merasa begitu gusar, awalnya Renjun kira itu adalah perbuatan Lucas atau Mark yang berusaha menakut-nakuti Jeno. Namun ternyata tidak.
"Tapi kurasa ia menyukaimu, melihat semua yang ia tulis di atas kertas, ia selalu memperhatikanmu." gumam Renjun pelan, ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru arah, "apa kau merasa ada seseorang yang memperhatikanmu belakangan ini?"
Jeno mendengus. "Itu obsesi, bukan hanya sekedar rasa suka." ia mengusap wajah, merasa bingung sekaligus penasaran dengan orang yang menaruh kertas di loker miliknya setiap hari, "ya, tapi aku tidak tahu siapa yang memperhatikanku."
Bahkan ketika pulang sekolah pun Jeno merasa seperti ada yang mengikutinya, sangat mengerikan! Ayolah, Jeno hanya remaja berusia tujuh belas tahun, ia tidak ingin terlibat masalah apapun.
Perlahan mereka mulai maju ke depan, tidak lama lagi keduanya akan mendapatkan makan siang.
Suara teriakan para siswi mulai terdengar, Renjun dan Jeno menoleh, menatap ke arah pintu masuk. Mereka sudah bisa menebak siapa yang akan datang bila respon semua gadis seperti itu.
Kapten basket sekolah, prince charming dari Dream High School, Na Jaemin. Lelaki pemilik gummy smile itu berjalan santai memasuki kantin dengan senyum kecil di bibir, membuat teriakan para gadis semakin memekakkan telinga. Hyunjin, Younghoon, Yeonjun dan Haruto berjalan di belakang Jaemin. Mereka berlima adalah sahabat dekat.
"Five prince." bisik Renjun pada Jeno, "kau tidak tertarik bergabung bersama mereka? Wajahmu tidak terlalu buruk bila di sandingkan dengan Na Jaemin."
"Jangan begurau. Aku jauh lebih tampan dari kapten basket itu." gerutu Jeno kesal.
Hingga saat ini Jeno tidak tertarik untuk bergabung ke dalam ekstrakulikuler basket, ia lebih memilih karate sebagai gantinya. Tapi itu tidak sia-sia, sungguh, Jeno memegang sabuk hitam yang bisa ia banggakan kapan saja.
Renjun memutarkan bola mata bosan. "Favoritku masih Haruto."
"Aku bahkan tidak bertanya."
"Kenapa kau menyebalkan sekali?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED《NOMIN》
Fanfiction[Romance] [M] ❝I know you're obsessed with me..❞ •BXB || GAY || YAOI || HOMO •Jeno x Jaemin •Don't read if u don't like, duds.