"Kamu tidak akan pernah melihat pelangi ketika kamu melihat kebawah."
~Charlie Chaplin-Happy reading-
"Daan... mata gue masih keliatan sembab gak?" Tanya Alya sambil bercermin dikaca kecil yang biasa ia bawa ke sekolah.
Zidan yang tengah memanaskan mesin motornya dihalaman rumah Alya menoleh guna melihat langsung "Masih keliatan dikit, tapi udah gak merah."
Alya mengerucutkan bibirnya, pasti hari ini tampilannya sangat kacau sekali mengingat semalaman ia menangis kemudian tertidur karena lelah. Air muka Alya terlihat lemas dan tidak bersemangat, sampai-sampai ia melupakan bahwa dirinya harus ikut seleksi lanjutan eskul modeling hari ini.
Zidan menghampiri sahabatnya itu yang terlihat murung, kemudian merangkulnya "Kan gue udah bilang kalo butuh sesuatu itu ngomong. Malah di pendem sendiri." Zidan menyentil dahinya, Alya mengaduh pelan.
"Udah ah ayo berangkat, nanti telat." Ajak Alya bermaksud mengalihkan pembicaraan. Ia berdiri dari duduknya lalu memakai helm, diikuti oleh Zidan.
"Silahkan naik tuan putri..." Ajak Zidan saat dirinya sudah naik diatas motor. Namun Alya malah mencibir tawaran manis tersebut, karena itu sangat menggelikan. "Ih apaan sih Lo mana ada tuan putri naik motor, harusnya itu naik Lamborghini tauu."
"Udah numpang, ngatain lagi..." ujar Zidan sok merasa tersakiti.
Entah kenapa, itu terlihat lucu dimata Alya sampai ia tertawa. Tak mau berlama-lama lagi dirinya segera naik keatas motor dan langsung berjalan menuju sekolah.Dibalik helmnya Zidan tersenyum samar, ia senang melihat Alya bisa tertawa lagi. Bahagia terus Ya' batinnya bergumam.
•••••
Sementara itu, diruang modeling sekarang ada dua orang perempuan tengah bertengkar hebat.
"Jelasin sama gue apa alesan Lo terima bocah dekil itu??! Jelas-jelas dia gak menuhin persyaratan awal modeling!" Cecar salah satu wanita berkucir satu dengan nada kesal.
"Gak perlu dijelasin juga Lo pasti tau kan apa maksud gue? Gue yakin Lo gak sebodoh itu." Ucap wanita paling cantik diantara mereka.
"Waitt... Lo udah punya rencana diluar kesepakatan?" Wanita berkucir itu setengah terkejut dengan pernyataan lawan bicaranya.
"Lo tinggal tunggu aja tanggal mainnya, gue jamin Lo pasti suka." Ucapnya dengan senyum smirk.
"Munafik emang..." ucap si wanita berkucir tersebut dengan lirih, sehingga terdengar seperti gumaman.
"Terserah Lo mau ngomong apa, gue gak peduli. Karena sampe kapanpun citra gue gabakalan bisa ancur didepan publik cuman karena omong kosong Lo itu." Si wanita cantik terkekeh sinis.
"Gue bakal pastiin rencana busuk Lo itu bakal jadi boomerang buat diri Lo sendiri." Si wanita berkucir mencoba menahan amarahnya agar tidak meledak di disini.
"Dengan senang hati gue bakal liatin Lo ngelakuin itu... tapi sebelum rencana Lo berhasil, gue gak akan biarin Lo menang didepan gue."
Si wanita berkucir mengepalkan tangannya, berharap itu bisa mengalihkan rasa panas dihatinya.
Sampai saat ini tidak ada satu orangpun yang tau jika seorang Jeslyn Harunika dan Palvina Angeline sebenarnya adalah dua orang musuh yang saling mendukung diluar dan menjatuhkan diam-diam.Itu semua sangat memuakkan. Tidak ada yang asli, semuanya penuh dengan topeng masing-masing tinggal bagaimana cara pandang orang lain saja.
••••
_____Modeling Girl
Anda ditambahkan
+62 8xxxx ~Palvina
|Welcome girl!
| Jgn lupa hr ini mengmplkn frmlr modeling! Wktu istrht nnti kta tnggu di ruang modeling.+62 8xxxx ~Claudia
|Oke kak______
Setelah Alya mengecek ponselnya, seketika ia tepuk jidat. "Aduh gue lupa isi formulir modeling lagi." Gumaman tersebut terdengar jelas di telinga Anna, mereka sekarang tengah menikmati jamkos didalam kelas.
Dilihatnya Alya gelisah sembari mengubek-ubek isi tasnya dengan cepat. "Aduh Na! Formulirnya gak ada..." Mendengar itu, Anna membulatkan matanya sempurna. "Kok bisa gak ada Al? Coba cari yang bener dulu"
"Ihh gak ada Na..." Sumpah demi apapun Alya ingin menangis saja, sepertinya hari ini adalah hari kesialannya.
Anna ikut membantu mencari selembar kertas formulir tersebut, namun setelah dicari lagi hasilnya nihil. Tidak ada formulir disana.
"Nah!! Gue baru inget, formulirnya masih di meja belajar. Aduh gue lupa taruh tas lagi..." Alya mengigit bibir bawahnya cemas, air mukanya semakin pucat.
"Mampus deh, Lo pasti kena amukan kak Jeslyn nanti."
"Naaa jangan nakut-nakutin..." rengek Alya hampir menangis.
"Terus mau gimana? Masa Lo harus pulang ke rumah buat ambil formulir, yang bener aja... jam istirahat 5 menit lagi, udah gak keburu kalo pulang." Cerocos Anna, disaat seperti ini tenaga bacot Anna akan meningkat 100%
Beberapa detik ia termenung sebentar, memikirkan solusi yang memungkinkan untuk dilakukan.
"Apa gue minta formulir lagi ya?" Ucapnya seperti bertanya pada diri sendiri.
"Bukannya formulir modeling terbatas?"
"Gak tau juga sih..."
"Susah udah kalo begini ceritanya, saran gue nih ya Lo siapin mental deh... Mau gak mau kak Jeslyn pasti bakal marahin Lo. Siapin hati juga." Anna menepuk pundak Alya pelan, bermaksud memberi kekuatan.
Alya tersenyum kecut, mengapa hari ini terasa begitu berat? Rasanya ia ingin pingsan saja.
Ting tong
Alya membulatkan matanya disertai debaran jantung yang berdetak lebih kencang.
"Al sorry banget yah, gue gak bisa nemenin Lo soalnya gue juga harus ke eskul band." Anna tersenyum kecut, ia tak tega melihat sahabatnya seperti ini. Kemudian Anna kembali berucap "Lo kuatin diri aja oke? Semangat!" Setelah memberi semangat dan dihadiahi senyuman paksa oleh Alya, Anna pun bergegas menuju eskul Band.
Mau tak mau, siap tak siap, ia harus segera menuju ruang modeling. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya nanti, ia sudah siap dengan konsekuensinya.
-Next-
Notes : "Dari para siders (silent readers) saya tau bahwa banyak orang yang sebenarnya itu menyukai, namun ia mereka tak berani mengungkapkan perasaannya."
Tapi perlu digarisbawahi..... ini itu cerita😊 bukan si doi yg kalian kagumi diam², jadi kalo suka ya vote ya😭 jgn diem² bae. Hiks...
Thanks for readers
Jangan lupa vote and komen
(Belum revisi)10/02/2
KAMU SEDANG MEMBACA
Modeling [High School]
Ficção AdolescenteBisakah seorang gadis jelek mengikuti modeling? Tentu saja bisa! Hanya orang tak punya otak yang mengatakan tidak. Dengan modal keyakinan serta niat yang kuat, Alya membuktikan pada seluruh dunia bahwa dirinya layak bersanding dengan para models lai...