Awal | 1

14 6 7
                                    


"Tak semua awal akan berakhir"

–Griella

Happy reading

***

"Terpesona aku terpesona, memandang-memandang wajahmu yang manis," teriak Arjun di depan pintu dengan gaya tangan di sakunya.

"Dih, najis gue. Ngomong manis sesama jenis kelamin," timpal Deon.

"Demen banget berantem sesama otak isi sebagian," tambah Beno.

"Bodo amat sih ya!" Jawab Deon dan Arjun bersamaan, dengan menggoyangkan pantat mereka ala artis tiktok.

"Amit-amit gue punya anuan kek anu," beo Beno.

"Anuan lo tuh urusin yang bener," jawab Arjun tak terima.

Kehebohan pagi ini tak cukup sampai ditiga cowok yang absurd parah itu. Selain mereka, banyak cewek yang juga menghebohkan rombongan most wanted SMP Nusa Bakti.

"Itu Araav makin hari makin ganteng aja."

"Kenapa setiap pagi gini sinar matahari kalah, sisama wajah Araav?!"

"Metang-mentang ganteng aja sombong."

"Ganteng boleh, sombong jangan!"

Kurang lebih seperti itulah celotehan para kaum hawa yang tergila-gila oleh ketampanan Araav.
Namun Araav? Tak pernah memperdulikan.

"Biasa aja kali liatinnya." Zoya dikagetkan dengan datangnya Grizella secara tiba-tiba tepat di depan mukanya.

"Lo, kalo nggak ngerusak suasana bisa ngga, sih?" protes Zoya.

"Gue bukan ngerusak suasana, cuma selamatin lo aja, dari pengaruh jin di sebelah kiri pundak lo," bela Grizella kepada dirinya sendiri.

"Itu corong buaya minta banget dikatain." Zoya yang merasa kesal memilih masuk kelas dan duduk menghampiri bangku kesayangannya.

"Sorry lah Zoy, tadi niat gue, kan juga baik," bujuk Grizella. Dihampirilah Zoya dengan membawa coklat kesukaannya.

"Iya-iya gue maafin. Tapi lain kali jangan kek gitu lagi, baru aja liat anugerah Tuhan yang sempurna, malah dihalang-halangin." Diraihnya coklat yang ada di tangan Grizella tanpa diperintah oleh sang empunya.

"Nah gitu dong. Ini yang namanya temen segoblok seumur hidup," lontar Grizella sambil memeluk tubuh mungil sahabatnya itu.

"Polosnya diriku, yang tahu tapi cuma dibuat diam
dan menerima dengan ada apanya," ucap Zoya.

Pagi-pagi sekali. Semakin lama, banyak murid yang mulai berdatangan. Koridor kelas pun mulai banyak dipenuhi oleh penguninya.

Dan sampai beberapa waktu berlalu, kini Grizella dan Zoya tengah berada disuasana yang cukup menegangkan. Apa lagi jika buka ulangan harian matematika.

"El, lo semalem belajar nggak?" bisik Zoya dengan suara kecilnya, yang berharap tak didengar oleh Pak Mamat—guru matematika.

"Boro-boro gue belajar. Semalem gua malah ngehafalin barang belanjaan emak gue yang mau gue beli sehabis nguli entar," jawab Girzella.

"Pinter-pinter mulutnya kek tong kosong berbunyi nyaring." Dijitaknya kepala Grizella sampai sang empu mengaduh kesakitan.

"Lo, mau otak gue tambah mengsle terus lo nggak bisa nyontek?!" geram Grizella.

"Maafin dah, takut ngga dapet gratisan," bisik Zoya tepat di telinga Grizella.

***

Di lain tempat, sosok cowok yang sedang asik dengan dunianya sendiri, hingga tak memperdulikan panggilan sohibnya yang sedari tadi meneriakan namanya.

"Woe Rav! Telinga lo, lo sumpelin pake apaan sih, hah?" geram Farel, yang pasalnya, dia sejak tadi  bagaikan angin lalu bagi Araav.

"Hmm?"

Satu kata satu jawaban, yang cukup bisa dibilang irit ngomong.

"Ikutan main game buruan, lagi panas-panasnya, tuh si Riko," ajak Farel.

"Yang kasih dare gue, kenapa yang kena gue juga," sesal Riko.

"Game kalian cupu," beo Araav.

"Lebih cupu lagi kalo lo nggak mau ikutan bro!" Yash! Riko dan Farel cukup mahir dalam memancing sang beruang kutub yang sedang berhibernasi.

"Langsung puter aja dadunya, ntar gur pilih," jawab Araav tak terima.

"Siap bro! Cepetan Rik, kocok tuh dadu."

"PARAH WOE! INI BAKAL MENJADI REKOR PERTAMA SEORANG ARAAV NGOMONG SAMA HUMAN HAWA!" teriak Riko, yang membuat semua anggota kelas ikut dikejutkan.

Dan ya, tawa Farel dan Riko cukup membuat seisi kelas menutup telinga.

"Lo berdua gue suruh kocok tuh dadu, kenapa malah ketawa?!" Araav yang keherana akhirnya angkat bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo berdua gue suruh kocok tuh dadu, kenapa malah ketawa?!" Araav yang keherana akhirnya angkat bicara.

"Gue bacain, lo siapin mental sama nyali lo aja Rav," jawab Riko masih dengan nafas tersengal-sengal.

"Jadi, dadu lo jatuh di pilihan dare, dan kita berdua udah sepakat buat kasih dare yang pas buat lo," papar Farel.

"Udah cepet ngomong aja, nggak usah banyak bacot." Dilepaslah earphone yang sedari tadi bertengger di telinganya.

"To the point ajalah. Jadi kita berdua kasih lo dare  buat ngechat cewek dan bilang kalo lo suka sama dia," jelas Farel dengan senyum bak iblisnya.

"Oke, gue bakal lakuin," jawab Araav enteng.

"Temen gue sekarang hebat bro, udah berani sama urusan cewek!" Lepas sudah tawa Farel dan Riko. Tapi mereka cukup heran, pasalnya Araav paling tidak suka hal yang menyangkut soal cewek.

"Wait-wait bro. Ceweknya juga bukan sembarangan, kita berdua yang bakal pilihin," tambah Riko.

"Mulut buaya udah bisa ditebak kalo banyak cewek," sanggah Araav, "udah cepetan, kasih tau aja siapa orangnya," lanjutnya.

"Cewek itu adalah Grizella Quenby Maheswari."

***

wait for the next part

Yok lah diet jempol! Mau tahu caranya? Pencet bintang yang ada dipojokan.





Grizzella (Asa)-[ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang