Junkyu hidup begitu bahagia di tengah hiruk pikuk kota Seoul bersama sang suami, Watanabe Haruto. Walau begitu ia tidak pernah melupakan kewajibannya kepada sang adik satu satunya yang tinggal jauh dari keramaian kota bersama sang nenek, Junkyu rutin mengirim uang dan sesekali menengok Doyoung di Iksan. Walau hidup berkecupan, Doyoung masih bekerja sambilan demi mengumpulkan tabungan yang niatnya akan ia pakai untuk berkuliah setelah lulus nanti. Menjadi dokter adalah impian besar Doyoung sejak kecil. Dan ia ingin berusaha sekecil mungkin dalam hal merepotkan sang kakak yang sudah 5 tahun lamanya menikah, ia juga cukup tahu diri dan merasa tidak enak pada Haruto sang kakak ipar.
Dalam 5 tahun pernikahannya dengan Haruto, Junkyu begitu bahagia. Tidak pernah satu haripun ia lewati dengan kesedihan, Haruto adalah sosok suami yang sempurna untuknya. Ia begitu baik, pengertian dan sabar. Bahkan disaat di umur pernikahan yang menginjak usia ke 5 tetapi mereka belum juga dikaruniai buah hati, satu hal yang diam diam begitu Haruto impikan selama ini.
Karena desakan dari Mashiho sang ibu mertua untuk melakukan pemeriksaan kandungan guna melihat apa yang salah pada diri Junkyu maupun Haruto sehingga tidak juga memiliki momongan, Junkyu dan Haruto pulang dengan raut sedih. Mashiho yang melihat gelagat tidak beres dari sang anak dan menantu merasa bertanya tanya.
"Ada apa dengan wajahmu Ruto?" Sang ibu bertanya.
"Tidak apa apa ma."
"Lalu bagaimana dengan hasil pemeriksaannya? Junkyu jadi kapan kau bisa memberi mama cucu?"
"Ma-maaf ma, Ju-junkyu rasa tidak bisa." Sedihnya.
"Apa maksudmu Junkyu? Tidak bisa bagaimana?"
Junkyu menunduk begitu mendengar nada suara ibu mertuanya yang terdengar naik.
"Ma maaf, Junkyu bukan seorang carrier, itu sebabnya Junkyu belum hamil juga." Nadanya begitu sedih.
"Apa? Bagaimana bisa? Kau bilang ibumu carrier jadi kau pasti sama sepertinya? Itulah yang membuatku menyetujui pernikahanmu dengan anakku! Sekarang ternyata kau bukan seorang carrier lalu bagaimana hah? Perusahaan butuh pewaris!" Mashiho mulai meradang.
"Ma, sudahlah jangan keras begitu pada Junkyu hyung. Kami bisa mengadopsi anak." Haruto mencoba membela sang istri.
"Adopsi? Tidak Ruto, mama ingin cucu dari darah daging mama sendiri bukan anak hasil adopsi!"
"Lalu bagaimana mama? Mama lihat kenyataannya bagaimana kan?"
Junkyu hanya bisa menunduk, merasa bersalah pada sang suami dan ibu mertua.
"Ceraikan Junkyu dan menikahlah dengan orang pilihan mama!" Tegas Mashiho.
"Ma! Jangan gila! Aku tidak mungkin menceraikan Junkyu Hyung, aku sangat mencintainya."
"Hiks mama Kyu mohon jangan pisahkan Kyu dari Ruto, Kyu akan melakukan apapun." Junkyu menangis terisak, takut akan kenyataan berpisah dengan sang suami.
"Baiklah kalau begitu, Haruto tidak perlu menceraikanmu tetapi kau harus mengizinkan Haruto menikah lagi." Kata sang ibu mertua, bak disambar petir disiang bolong. Hati Junkyu begitu sakit.
"Mama aku tidak mau menikah lagi!" Tegas Haruto.
"Begitu? Kau hanya menyayangi istrimu? Kau hiks kau tidak menyayangi mama? Kau tidak memikirkan mama dan papamu? Mama bahkan sudah mengizinkanmu menikah dengan orang yang kau pilih sendiri hiks setidaknya kali ini hiks tolong mengerti mama." Tangis Mashiho.
"M-ma maaf, jangan menangis." Haruto memeluk sang ibu.
"Ma, Junkyu akan mengizinkan Haruto menikah lagi." Ucap Junkyu, membuat Mashiho senang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Promise [Harubby] ft. [Harukyu]
FanfictionBagaimana jika sebuah janji dilanggar? Kim Junkyu dan Kim Doyoung adalah sepasang kakak beradik yang hanya memiliki satu sama lain. Junkyu sang kakak sudah berjanji pada mendiang sang ibu akan memprioritaskan kebahagiaan Doyoung diatas apapun, tapi...