Setelah kejadian kemarin pagi pagi sekali Junkyu sudah terbangun dari tidurnya, niatnya hari ini memang akan pergi ke Iksan untuk menjemput Doyoung. Ketika ia hendak turun untuk menyiapkan sarapan, Junkyu melihat sang ibu mertua yang tengah sibuk memerintah para pelayan di rumah mereka untuk membereskan kamar di samping kamar sang ibu mertua. Kamar tersebut memang sudah lama dibiarkan kosong, paling paling hanya dipakai jika ada kerabat Haruto yang menginap.
"Mama? Sedang apa sepagi ini?" Junkyu benar benar bingung.
"Oh Junkyu kau sudah bangun, ini mama sedang menyiapkan kamar untuk Doyoung. Lihat bagus bukan? Mama dengar Doyoung suka kelinci jadi mama meletakkan banyak pernak pernik dan boneka kelinci di kamar. Bagaimana menurutmu? Apa Doyoung akan menyukainya?" Mashiho begitu antusias ketika menjelaskannya, membuat letupan menyakitkan di hati Junkyu sang menantu.
"Y-ya mama, ini bagus sekali Dobby pasti suka." Kata Junkyu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya merasa tercubit saat sang ibu mertua kelihatannya begitu antusias menyambut kedatangan Doyoung, bahkan mengatur sendiri kamar untuk sang adik.
"Jadi bagaimana Kyu? Kapan akan menjemput Doyoung?" Tanya Mashiho.
"Hari ini Kyu berangkat ke Iksan ma." Jawabnya.
"Apa mama perlu ikut? Atau Haruto perlu mengantarmu?"
"Kyu rasa tidak perlu mama, Kyu ingin berbicara banyak hal dan membujuk Doyoungie dulu karena nampaknya tidak mudah." Jawab Junkyu.
"Baiklah kalau begitu, mama mohon ya Kyu tolong bawa calon menantu mama." Mashiho menggenggam tangan Junkyu kemudian tersenyum, mau tak mau membuat Junkyu ikut tersenyum juga.
●●●
Junkyu pada akhirnya berangkat ke Iksan seorang diri untuk menjemput Doyoung, bisa ia lihat saat memasuki pekarangan rumah sang nenek. Doyoung tengah menyulam,Junkyu sangat tahu pasti hasil kerajinan tangan itu akan Doyoung jual.
"Doyoungie." Panggilnya.
Doyoung tersentak kaget mendengar suara sang kakak, ia kemudia mendongak dan menemukan kakaknya tengah tersenyum manis kearahnya. Doyoung ikut tersenyum kemudian memeluk erat Junkyu, menyalurkan rasa rindunya pada sang kakak.
"Hyung! Dobby kangen banget."
Junkyu tersenyum, mengusap lembut punggung Doyoung kemudian mereka berdua masuk ke dalam rumah.
Kedua kakak beradik itu kini sedang duduk bersama di sofa, bercengkrama sembari bersenda gurau. Doyoung rindu sekali pada sosok hyung satu satunya itu, begitupun Junkyu yang juga merindukan adiknya.
"Apa surat kelulusanmu sudah keluar?" Tanya Junkyu.
"Ah ya hyung sudah, Dobby dapat nilai terbaik seangkatan dan guru Dobby bilang akan membantu Dobby supaya bisa masuk Universitas di Seoul jurusan kedokteran dengan beasiswa." Doyoung begitu antusias, membuat hati Junkyu sakit karena nyatanya Doyoung tidak akan bisa meraih mimpinya itu.
"Hyung kenapa wajah hyung sedih begitu? Terjadi sesuatu?" Tanya Doyoung.
"Do-doyoungie hiks." Junkyu menangis, tak kuasa menahan perasaannya.
"Hyung ada apa? Katakan padaku sebenarnya ada apa?" Doyoung mengguncang bahu Junkyu dengan lembut.
"Ma-mama mertua hyung hiks mama ingin hyung bercerai dengan Haruto." Junkyu berucap lirih.
Doyoung terkejut bukan main, bagaimana bisa? Dan apa sebabnya mama mertua kakaknya ingin anaknya bercerai dari sang kakak?
"Ba-bagaimana bisa hyung? Bukankah hubungan kalian baik baik saja?" Tanya Doyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Broken Promise [Harubby] ft. [Harukyu]
FanfictionBagaimana jika sebuah janji dilanggar? Kim Junkyu dan Kim Doyoung adalah sepasang kakak beradik yang hanya memiliki satu sama lain. Junkyu sang kakak sudah berjanji pada mendiang sang ibu akan memprioritaskan kebahagiaan Doyoung diatas apapun, tapi...