1. Terpesona

34 6 2
                                    

Votenya sayang!




Happy reading! 💚💚💚






"Renjun, ngapain lo?"

"bentar, lagi ganti baju."

Teriakan Renjun dari balik pintu kamarnya membuat pacarnya menghela nafas. Jika ada predikat tukang ngaret pasti Renjunlah yang mendapatkan peringkat pertama.

Si perempuan pun memilih mendudukkan tubuh rampingnya ke sofa dengan tangan yang merapikan rok pendeknya yang sedikit menyingkap naik.

"lu mau naik pesawat pake baju kurang bahan gitu. Ganti!"

Si pacar memutar bola mata malas, "ini tuh namanya fesyen Jun. Lu jangan katro gitu lah."

Karena terlanjur kesal tangan Renjun menjitak kening lebar sang pacar lumayan kencang yang membuat si perempuan terkekeh.

"maap nyai. Nggak katro nggak kok. Cuma kuno aja dikit!"

"Rena!?!" dari bentakan Renjun kita tau kalau mbak pacar namanya si Rena.

"maap. Udah kuy lah ke bandara!"

Rena menarik tangan Renjun untuk keluar rumah namun sayang yang ditarik masih diam di tempat.

"ganti baju dulu!"

Rena berdecak," iya iya. Ribet amat emang hidup lo!"





Brak!




Renjun yang melihat Rena masuk ke kamar lalu menutup pintu kencang pun hanya mengelus dada berusaha sabar. Ini mereka udah beberapa bulan menyandang hubungan pacaran tapi kalo di lihat lihat kok ndak ada romantis romantisnya ya?
Yang ada malah saling ngegas.

Apa inikah definisi jodoh itu cerminan diri?






Ceklek!





"udah ayo berangkat."

Rena keluar dari kamar. Renjun mendongak guna memandang sang pacar dan beberapa saat langsung menganga nggak habis pikir.

"heh lo malah pake kaos kutang gitu ya sama aja malin!!! Mau pas di akherat di bakar tubuhnya gegara ngumbar aurat gitu hah?!!"

Renjun yang kesabarannya sudah tipis pun menarik sang pacar untuk masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu kamar keras-keras.

"Njun muka lo kok serem banget," cicit Rena pura pura takut.

"diem!"

Renjun mengambil hoodie nya yang ada di lemari lalu mendekat ke Rena.

"angkat tangannya," titah Renjun yang membuat Rena senyum malu malu.

"lu mau apain gue njun? Inget jangan berzina di rumah lo. Di hotel aja nanti."

Ctak!





"pikiran lo kaya bapak bapak." maki Renjun Setelah menyentil sisi kepala Rena.

Rena diem nggak ngulah lagi pas Renjun memakaikan hoodie miliknya ke tubuh sang pacar.

Fyi aja, mereka berdua sering gonta gantian baju. Ya kaya jaket, hoodie ataupun kaos oblong gitu. Ya lagian orang ukuran badan mereka sama aja jadi daripada buang buang duit buat beli baju ya lebih baik saling meminjam saja.

Kaya sekarang ini.

"ih hoodie nya bau elo Njun!"

"ya kan emang punya gue. Lagian wangi ini."

Rena diam saja. Mau memberontak kalau hoodie yang sudah melekat ditubuhnya itu bau keringet bukan parfum yang wangi wangi tapi nggak jadi soalnya energi cewek ini udah berkurang banyak hanya untuk ngegas sama Renjun.

"iya kok wangi semerbak," jawab Rena sarkas.

Setelah ke ngegasan mereka berdua perihal baju mereka pun pergi menuju bandara guna mengantar Rena untuk pulang ke rumah neneknya yang ada di luar kota.

"jangan kangen kamu nggak akan kuat. Biar Aa' Renjun aja." goda Renjun sembari menyelipkan anak rambut Rena yang berantakan ke belakang telinganya.

"dih buang waktu gue kangen sama lo." walaupun balasan Rena kek 'apaan banget' nggak ada uwu uwuan namun ia melangkah semakin maju lalu memeluk tubuh Renjun yang nggak begitu tinggi dengan tubuhnya sendiri.

"gue berangkat dulu ya Njun," pamit Rena.

"nggak ada adegan kisseu gitu Na?"

Rena menggeleng, "nanti aja kalau udah umur 17 tahun."

Renjun memutar bola mata dengan raut wajah pasrah. Padahal mereka berdua udah umur 21 tahun tapi si Rena ngomong gitu kek seolah olah mereka masih umur 15 tahun.

"ya untung gue sayang sama lu Na."






-





Setelah memastikan Rena sudah pergi dengan selamat Renjun mengendarai mobilnya untuk pulang. Ya mau kemana lagi coba. Temen temennya juga pada sibuk kuliah dan Rena juga lagi pergi. Renjun nggak punya siapa siapa.

Lampu merah terpampang di sisi jalan. Renjun memberhentikan mobilnya dan menunggu sembari bergumam lagu kesukaannya.

Dug dug dug!!

Renjun yang denger kaca jendela mobilnya di ketuk pun menoleh dengan gerakan slowmotion. Takut takut kalau yang ngetuk begal kan...

"mas buka dikit mas udah panas nih."

Renjun cuma hah heh hah heh lagian ngomong tapi kehalang jendela mobil  ya suaranya ketelen udara lah.

"BuKa mas!"

Renjun yang udah ngeh pun membuka pintu mobil samping kursi kemudi dan menampakkan kaum hawa yang tengah mengipasi wajahnya dengan kardus susu.

Ceilah kaga estetik banget.

"Saya nggak punya uang retceh mbak,"

Sampai Renjun aja ngira nie cewek itu orang yang suka duduk di pinggir pinggir jalan...

Tanpa menghiraukan omongan Renjun, si Mbak ini masuk gitu aja dan duduk di samping Renjun.

"bawa Saya ke supermarket mas. Mau ngadem sama makan eskrim. Nanti bensinnya saya ganti."

Renjun ngerasa jadi driver dadakan.
Namun walaupun tukang ngegas Renjun tetep nurutin omongan si mbak mbak ini.

"pakai sabuk pengaman dulu Mbak." titah Renjun dengan perasaan sedikit nggak ikhlas soalnya dia harus muter dua kali buat nganterin si mbak.

Perempuan ini membuka topi yang di kenakan di kepalanya dan memperlihatkan rambut hitam legamnya terurai. Melepas kacamata hitamnya yang sebelas duabelas kek tukang urut membuat Renjun yang lihat menelan salivanya susah payah. Itu jakunnya juga naik turun.



"mbaknya cantik banget,"





----

Salam
Authorsomplak 😴

beautiful | Huang Renjun ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang